Parah! Prabowo Hanya Kritik Sebagian Media, Beritanya Digiring Prabowo Mengecam Semua Media

Jum'at, 7 Desember 2018

Faktakini.com, Jakarta - Banyak media yang menutupi bahkan memanipulasi acara Reuni Akbar Mujahid 212 di Monas, Ahad (2/12/2018), hal itu adalah fakta.

Banyak Media yang tidak jujur, tetapi alhamdulillah masih ada Media yang memberitakan secara fair dan jujur peristiwa fenomenal itu, seperti misalnya tvOne dan Republika.

Tetapi anehnya, kritikan Prabowo kepada sebagian Media yang tidak fair dalam soal Reuni 212, seakan mau "disulap" beritanya jadi "Prabowo mengecam seluruh Media dan Wartawan di Indonesia", sungguh aneh dan naif.

Prabowo menyampaikan pernyataan tersebut karena menganggap "media tak berimbang memberitakan aksi reuni 212 di Monas". Tidak semua Media yang dikritik oleh Prabowo. Namun reaksi yang membacanya ternyata berbeda.

Anggota Dewan Pers, Hendry Ch Bangun, mengatakan Prabowo semestinya membaca dan mempelajari lagi undang-undang tentang pers.

Menurut dia, keputusan media tak menjadikan reuni 212 sebagai berita utama menunjukkan independensi, sebab media harus bebas dari tekanan.

"Ketika menurunkan sebuah, media mempertimbangkan dengan baik visi dan misinya. Kalau dikatakan tidak independen, salah besar. Sebab kalau media menulis karena tekanan, justru tidak independen," jelas Hendry Ch Bangun kepada BBC News Indonesia.

"Lagipula, setiap media punya agenda masing-masing," sambungnya.

Saat berpidato di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional, Prabowo menyampaikan "kekesalannya" karena tidak semua media meliput dan menulis reuni 212 dihadiri 11 juta orang lebih.

Padahal baginya, aksi tersebut belum pernah terjadi dan merupakan kejadian pertama manusia berkumpul tanpa dibiayai oleh siapa pun.

"Tiap hari ada kira-kira lima hingga delapan koran dateng ke tempat saya. Saya hanya mau lihat, bohong apa lagi nih? Bohong apa lagi nih? Bohong apa lagi yang mereka cetak? Dan puncaknya adalah kemarin hari Minggu. Mereka menelanjangi diri mereka di hadapan rakyat Indonesia. Ada belasan juta mereka tidak mau melaporkan," ujar Prabowo.

"Saya katakan, hai media-media yang kemarin tidak mau mengatakan ada belasan juta orang atau minimal berapa juta orang di situ, kau sudah tidak berhak menyandang predikat jurnalis lagi," sambungnya.

Prabowo bahkan mengatakan tidak akan mengakui para jurnalis yang meliputnya dan menyebut wartawan sebagai "antek yang ingin menghancurkan Indonesia".

Kepada pengunjung yang datang, ia meminta agar tak menghormati para jurnalis lagi. Sekali lagi Jurnalis yang dimaksudkan disini adalah yang tidak fair, tidak seperti jurnalis TvOne atau Republika yang cukup fair dalam memberitakan Reuni 212.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan media tidak akurat karena hanya menyebut puluhan ribu.

Selain itu, pemberitaan tentang reuni 212 di beberapa media, diklaim sangat minim dan tidak proporsional. Sehingga menurutnya, wajar jika Prabowo mengkritik hal tersebut.

Gerindra mempertimbangkan untuk melaporkan persoalan ini ke Dewan Pers.

"Kalau dibilang 50.000 ya kelewatan. Sebab faktanya ada kejadian begitu besar, melibatkan demikan besarnya orang, kemudian diberitakan hanya sekian. Bahkan ada yang tidak memberitakan. Wajar dong dikritik?" ucap Habiburokhman.

Sumber: Viva