Prabowo - Sandi Sudah Diatas Angin, Partai Gerindra Abaikan Ocehan La Nyalla

Rabu, 12 Desember 2018

Faktakini.com, Jakarta - Ada-ada saja memang upaya untuk "menggoyang" Elektabilitas dan Popularitas Capres dan Cawapres nomor urut 02, Haji Prabowo Subianto dah Haji Sandiaga Uno.

Disaat seluruh anggota Koalisi, Relawan dan Pendukung Prabowo - Sandi fokus mensosialisasikan paslon pilihan Ijtima Ulama yang mereka usung.

Serta saat masyarakat sudah begitu euphoria terhadap Prabowo - Sandi sehingga terkesan para tim sukses dan pendukung Prabowo - Sandi pun sudah "tak peduli lagi" dengan apa pun hal yang dilakukan oleh kubu Petahana, tiba-tiba La Nyalla Matalitti muncul dengan berbagai ocehannya.

Banyak kalangan pun menduga bahwa ia memang diutus untuk mengganggu dan mengerem laju popularitas dan elektabilitas Prabowo - Sandi yang saat ini tengah meroket, dengan berbagai lontaran manuver dan ocehan-ocehannya.

Untunglah semua pendukung Prabowo - Sandi sadar bahwa manuver La Nyalla itu hanya kerikil kecil yang tak perlu dipikirkan, tak perlu ditanggapi serius, dan kalaupun mau ditanggapi cukup sekedarnya saja.

Partai Gerindra pun dengan tegas membantah ocehan La Nyalla bahwa mereka pernah menginstruksikan kadernya menghembuskan isu bahwa Presiden Joko Widodo itu adalah anggota PKI.

Hal itu menanggapi pernyataan mantan kader Gerindra, La Nyalla Mahmud Matalitti yang mengaku-ngaku pernah menghembuskan isu itu.

"Partai Gerindra, pemimpin Partai Gerindra, tidak pernah berpikir, apalagi mengambil kebijakan, apalagi memerintahkan kepada kader dan anggotanya untuk menuduh Jokowi sebagai komunis atau anak komunis atau anak PKI," TegasKetua DPP Gerindra, Sodik Mudjahid, ketika dikonfirmasi, Rabu, 12 Desember 2018.

Sodik menilai apa yang dilakukan oleh La Nyalla pada saat itu adalah inisiatifnya sendiri.

Mengenai pernyataan La Nyalla baru-baru ini, dia juga menilai itu adalah urusan La Nyalla. Dan pihak Partai Gerindra tak ada urusan dengan hal itu.

"Jadi pernyataan dan tuduhan La Nyalla masa lalu, bahwa Jokowi seorang komunis dan atau anak komunis, merupakan inisiatif dan pernyataan pribadi sendiri," ujar Sodik.

Dia hanya menegaskan, soal komunis atau tidaknya Jokowi, keluarganya atau juga orang lain, bukan untuk dituduhkan. Tetapi menurutnya untuk bisa diselidiki atau diklarifikasi.

"Bukan untuk dituduhkan, tapi bisa diselidiki dan dicocokkan dengan dokumen keamanan negara, secara jujur dan berbasis data," ujar Sodik.

Sodik juga menyampaikan, Partai Gerindra tidak pernah setuju dengan adanya paham komunis. Dia menegaskan hal itu tidak sesuai dengan ideologi negara.

"Tapi Gerindra berpendapat bahwa paham atheis dan keberadaan PKI di NKRI adalah tidak sesuai dengan nilai Pancasila dan ketetapan MPR," ucapnya.

Seperti diketahui, La Nyalla Matalitti adalah pendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dan ia mengklaim dulu ia adalah seorang pendukung Prabowo - Sandi.

Sumber: Viva