Sempat Dibilang Hoax Oleh Kominfo, FPI: Abaikan Dan Fokus Bantu Korban Bencana
Ahad, 23 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta -
Front Pembela Islam (FPI) menyatakan tutup buku dengan kasus hoaks yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informasi beberapa waktu lalu dan sempat menghebohkan publik.
FPI menganggap proses evakuasi korban gempa di Palu saat ini (saat itu) lebih penting ketimbang mengurusi soal hoaks foto tersebut.
"Permudah saja lembaga apapun di sini yang bisa membantu. Hoaks itu urusan belakangan," kata kata Ketua DPP FPI bidang Kemanusiaan, Habib Ali Al Hamid kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/10).
Habib Ali Al Hamid menyatakan FPI saat ini masih terus melakukan evakuasi terhadap korban gempa di Palu. Selain evakuasi, FPI juga menyalurkan bantuan logistik.
"Ada dua tim yang menangani di posko kami di sana. Kami gerak siang dan malam. Saat malam mereka kerjanya bawa terpal, bawa dokter, sembako berputar-putar," ujar Habib Ali Al Hamid.
Dia menyatakan FPI setidaknya berhasil menyalurkan 30 ton barang dari Makassar ke Palu. Juga barang-barang lain dari Kalimantan dan Banten.
Di antara barang itu, FPI mengirim terpal dan ton seberat 1 ton. Terpal dan selimut disalurkan karena di lapangan masih banyak korban gempa yang tidur di jalan.
"Selimut kami khususkan untuk anak-anak kecil yang belum dapat. Lansia juga seperti itu," ujar Habib Ali Al Hamid.
FPI sempat mendapat sorotan luas setelah Kominfo menyatakan sebuah foto relawan FPI terkait gempa bumi di Palu adalah hoaks alias berita bohong.
Lihat juga:Kominfo Sebut Foto Gerak Cepat FPI Bantu Gempa Palu Hoaks
Kominfo merujuk pada foto yang memperlihatkan sejumlah anggota FPI sedang membantu proses evakuasi dengan dibubuhi caption atau judul "Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7".
Foto itu beredar di media sosial tak lama setelah Palu diguncang gempa dan tsunami. Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Ferdinandus Setu menyatakan foto itu hoaks karena menampilkan gambar relawan FPI di daerah lain, tepatnya di desa Tegal Panjang, Sukabumi, 2015 silam.
"Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi," kata Ferdinandus dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com.
FPI sendiri tak pernah secara resmi mengklaim foto tersebut sebagai foto aksi relawannya di Palu. Namun pernyataan Kominfo itu kadung mendapat respons publik.
Tak sedikit netizen yang mencemooh FPI. Ada juga yang mengkritik Kominfo.
Merespons polemik itu FPI menyebut Kominfo menyebarkan informasi keliru. FPI bergerak lebih jauh dengan mengklaim telah mengirim relawan ke Palu untuk membantu korban gempa dan tsunami di sana.
Ketua Umum DPP FPI KH Ahmad Shabri Lubis mengatakan bahwa FPI mengirim Tim Relawan Kemanusiaan yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD FPI Sulawesi Tengah Ustaz Ustadz Sugianto Kaimuddin.
Ustadz Sugianto disebut membawa rombongan Relawan Gerak Cepat dari Poso dan langsung berangkat usai gempa dan tsunami terjadi pada Jumat lalu (28/9/2018).
"Langsung seketika setelah mendengar peristiwa gempa di Palu, Sigi, dan Donggala," ucap Shabri saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Apa yang dikatakan oleh Shabri memang terbukti di lapangan. Di Palu, CNNIndonesia.com berhasil menemui Sugianto dan anggota FPI lainnya di Posko Bantuan FPI di kawasan Jalan Diponegoro.
Hari itu, Kamis (4/10/2018), para anggota FPI di posko tersebut baru saja membantu proses evakuasi di Kelurahan Petobo, salah satu daerah terdampak fenomena likuifaksi akibat gempa.
Ustadz Sugianto mengatakan timnya tiba di Palu sehari setelah gempa dan tsunami atau pada 29 September.
"Sejak kami dapat informasi ada korban, kami langsung menelusuri lokasi. Hari Sabtu saya langsung turun ke lapangan dan melihat betul-betul terjadi tsunami di pinggir pantai (jarak) kurang lebih sepuluh meter yang meluluhlantakan rumah," kata Ustadz Sugianto saat ditemui di Posko Bantuan FPI di Jalan Diponegoro, Palu, Kamis (4/10/2018).
Sejak pertama tiba hingga Kamis itu, Ustadz Sugianto mengatakan ia dan rekan-rekannya telah mengangkat 20 jenazah.
"Hari pertama kami dapat jenazah tujuh, lalu pada sore harinya tambah dua (jenazah). Kemudian, keesokan harinya kami terus melakukan itu," ujar Sugianto.
Di samping evakuasi korban meninggal, FPI juga turut menyalurkan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) ke warga Palu yang membutuhkan.
Kominfo sebenarnya sudah menjernihkan pernyataannya terkait hoaks FPI. Dalam siaran pers 3 Oktober, Ferdinandus kembali menekankan bahwa hoaks yang dimaksud pihaknya merujuk pada foto, bukan pada aksi FPI. Namun FPI di Palu tetap kecewa terhadap Kominfo.
Ustadz Sugianto tak habis pikir dengan pernyataan Kominfo itu dan mempertanyakan kerugian yang ada bila FPI turut membantu korban gempa di Palu.
"Saya tanya ke beliau-beliau itu sebenarnya kedatangan kami ini apa yang merugikan? Apakah kami minta bantuan dari mereka (Kominfo) kemudian kami salurkan? Enggak. Atau kami datang ke tempat mereka kemudian menyampaikan ini yang harus kami lakukan? Tidak," ujar Ustadz Sugianto.
Sementara itu Habib Ali Al Hamid menduga polemik organisasinya dengan Kominfo disebabkan oleh pihak Kominfo, dalam hal ini penulis berita tentang foto hoaks yang tidak cermat.
"Kasihan yang salah nulis. Seharusnya ketika dia menerangkan FPI ada tapi bukan yang di Palu. Itu harusnya memang diperjelas. Sekarang sudah waktunya kita bantu. Hoaks enggak usah dibahas lagi. Bahkan kalau pemerintah butuh bantuan kita, kita enggak ada masalah untuk membantu," kata Habib Ali Al Hamid.
Foto: Relawan HILMI - FPI saat mengevakuasi jenazah korban Gempa Bumi, Tsunami dan Liquifaksi di Petobo, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018)
Sumber: CNNI
Faktakini.com, Jakarta -
Front Pembela Islam (FPI) menyatakan tutup buku dengan kasus hoaks yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informasi beberapa waktu lalu dan sempat menghebohkan publik.
FPI menganggap proses evakuasi korban gempa di Palu saat ini (saat itu) lebih penting ketimbang mengurusi soal hoaks foto tersebut.
"Permudah saja lembaga apapun di sini yang bisa membantu. Hoaks itu urusan belakangan," kata kata Ketua DPP FPI bidang Kemanusiaan, Habib Ali Al Hamid kepada CNNIndonesia.com, Senin (8/10).
Habib Ali Al Hamid menyatakan FPI saat ini masih terus melakukan evakuasi terhadap korban gempa di Palu. Selain evakuasi, FPI juga menyalurkan bantuan logistik.
"Ada dua tim yang menangani di posko kami di sana. Kami gerak siang dan malam. Saat malam mereka kerjanya bawa terpal, bawa dokter, sembako berputar-putar," ujar Habib Ali Al Hamid.
Dia menyatakan FPI setidaknya berhasil menyalurkan 30 ton barang dari Makassar ke Palu. Juga barang-barang lain dari Kalimantan dan Banten.
Di antara barang itu, FPI mengirim terpal dan ton seberat 1 ton. Terpal dan selimut disalurkan karena di lapangan masih banyak korban gempa yang tidur di jalan.
"Selimut kami khususkan untuk anak-anak kecil yang belum dapat. Lansia juga seperti itu," ujar Habib Ali Al Hamid.
FPI sempat mendapat sorotan luas setelah Kominfo menyatakan sebuah foto relawan FPI terkait gempa bumi di Palu adalah hoaks alias berita bohong.
Lihat juga:Kominfo Sebut Foto Gerak Cepat FPI Bantu Gempa Palu Hoaks
Kominfo merujuk pada foto yang memperlihatkan sejumlah anggota FPI sedang membantu proses evakuasi dengan dibubuhi caption atau judul "Gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7.7".
Foto itu beredar di media sosial tak lama setelah Palu diguncang gempa dan tsunami. Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo RI, Ferdinandus Setu menyatakan foto itu hoaks karena menampilkan gambar relawan FPI di daerah lain, tepatnya di desa Tegal Panjang, Sukabumi, 2015 silam.
"Faktanya dalam gambar ini adalah relawan FPI membantu korban longsor di desa Tegal Panjang, Sukabumi," kata Ferdinandus dalam siaran pers yang diterima CNNIndonesia.com.
FPI sendiri tak pernah secara resmi mengklaim foto tersebut sebagai foto aksi relawannya di Palu. Namun pernyataan Kominfo itu kadung mendapat respons publik.
Tak sedikit netizen yang mencemooh FPI. Ada juga yang mengkritik Kominfo.
Merespons polemik itu FPI menyebut Kominfo menyebarkan informasi keliru. FPI bergerak lebih jauh dengan mengklaim telah mengirim relawan ke Palu untuk membantu korban gempa dan tsunami di sana.
Ketua Umum DPP FPI KH Ahmad Shabri Lubis mengatakan bahwa FPI mengirim Tim Relawan Kemanusiaan yang dipimpin langsung oleh Ketua DPD FPI Sulawesi Tengah Ustaz Ustadz Sugianto Kaimuddin.
Ustadz Sugianto disebut membawa rombongan Relawan Gerak Cepat dari Poso dan langsung berangkat usai gempa dan tsunami terjadi pada Jumat lalu (28/9/2018).
"Langsung seketika setelah mendengar peristiwa gempa di Palu, Sigi, dan Donggala," ucap Shabri saat dihubungi CNNIndonesia.com.
Apa yang dikatakan oleh Shabri memang terbukti di lapangan. Di Palu, CNNIndonesia.com berhasil menemui Sugianto dan anggota FPI lainnya di Posko Bantuan FPI di kawasan Jalan Diponegoro.
Hari itu, Kamis (4/10/2018), para anggota FPI di posko tersebut baru saja membantu proses evakuasi di Kelurahan Petobo, salah satu daerah terdampak fenomena likuifaksi akibat gempa.
Ustadz Sugianto mengatakan timnya tiba di Palu sehari setelah gempa dan tsunami atau pada 29 September.
"Sejak kami dapat informasi ada korban, kami langsung menelusuri lokasi. Hari Sabtu saya langsung turun ke lapangan dan melihat betul-betul terjadi tsunami di pinggir pantai (jarak) kurang lebih sepuluh meter yang meluluhlantakan rumah," kata Ustadz Sugianto saat ditemui di Posko Bantuan FPI di Jalan Diponegoro, Palu, Kamis (4/10/2018).
Sejak pertama tiba hingga Kamis itu, Ustadz Sugianto mengatakan ia dan rekan-rekannya telah mengangkat 20 jenazah.
"Hari pertama kami dapat jenazah tujuh, lalu pada sore harinya tambah dua (jenazah). Kemudian, keesokan harinya kami terus melakukan itu," ujar Sugianto.
Di samping evakuasi korban meninggal, FPI juga turut menyalurkan bantuan berupa sembilan bahan pokok (sembako) ke warga Palu yang membutuhkan.
Kominfo sebenarnya sudah menjernihkan pernyataannya terkait hoaks FPI. Dalam siaran pers 3 Oktober, Ferdinandus kembali menekankan bahwa hoaks yang dimaksud pihaknya merujuk pada foto, bukan pada aksi FPI. Namun FPI di Palu tetap kecewa terhadap Kominfo.
Ustadz Sugianto tak habis pikir dengan pernyataan Kominfo itu dan mempertanyakan kerugian yang ada bila FPI turut membantu korban gempa di Palu.
"Saya tanya ke beliau-beliau itu sebenarnya kedatangan kami ini apa yang merugikan? Apakah kami minta bantuan dari mereka (Kominfo) kemudian kami salurkan? Enggak. Atau kami datang ke tempat mereka kemudian menyampaikan ini yang harus kami lakukan? Tidak," ujar Ustadz Sugianto.
Sementara itu Habib Ali Al Hamid menduga polemik organisasinya dengan Kominfo disebabkan oleh pihak Kominfo, dalam hal ini penulis berita tentang foto hoaks yang tidak cermat.
"Kasihan yang salah nulis. Seharusnya ketika dia menerangkan FPI ada tapi bukan yang di Palu. Itu harusnya memang diperjelas. Sekarang sudah waktunya kita bantu. Hoaks enggak usah dibahas lagi. Bahkan kalau pemerintah butuh bantuan kita, kita enggak ada masalah untuk membantu," kata Habib Ali Al Hamid.
Foto: Relawan HILMI - FPI saat mengevakuasi jenazah korban Gempa Bumi, Tsunami dan Liquifaksi di Petobo, Sulawesi Tengah, Kamis (4/10/2018)
Sumber: CNNI