Sindir PDIP soal Pengrusakan Atribut, Demokrat: Sutradaranya Sama
Senin, 17 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan menanggapi PDIP yang meminta kasus perusakan bendera Demokrat sebaiknya dilaporkan polisi tanpa harus perlu drama. Ia mempertanyakan bila setiap kerugian yang Demokrat derita selalu disebut sebagai drama.
Hinca meminta meminta PDIP mengurangi kata drama tersebut.
"Setiap kerugian yg kami derita selalu disebut drama? Bahkan, sekalipun ini drama, kami heran, tampaknya sutradara nya selalu sama," kata Hinca dikutip dari akun Twitternya @hincapandjaitan, Senin 17 Desember 2018.
Ia menambahkan Demokrat merasa diserang. Lalu ketika akan melakukan konferensi pers soal kerugian yang diderita malah disebut sebagai drama.
"Pola selalu seperti itu. Berulang," sebut Hinca.
Ia memastikan partainya telah melaporkan ke kepolisian terkait perusakan baliho Demokrat ini. Bahkan satu pelaku yang ditemukan juga sudah diserahkan.
"Jadi, kami pun himbau kepada PDIP, kurangi pemakaian kata 'drama'. Kita temui sutradara semua skenario ini, jangan-jangan dia sangat dekat," kata Hinca.
Baca: PDIP Imbau SBY Lapor Polisi Soal Atribut Demokrat Dirusak, Bukan Drama
HincaPandjaitanXIII
✔
@hincapandjaitan
Setiap kerugian yg kami derita selalu disebut drama? Bahkan, sekalipun ini drama, kami heran, tampaknya sutradara nya selalu sama.
Kami diserang.
Kami adakan konpers ttg kerugian yg kami derita.
Lalu ujungnya, Kalian sebut drama.
Pola selalu seperti itu. Berulang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengaku gerah atas tuduhan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief. Tudingan itu tak berdasar karena langsung menyimpulkan kader PDIP di balik perusakan spanduk dan atribut Partai Demokrat di Riau.
Ketimbang menggerutu, Hasto menyarankan, Demokrat maupun Susilo Bambang Yudhoyono melaporkan perusakan itu ke polisi. Ia juga mendesak polisi mengusut dan mencari dalang perusak spanduk foto SBY dan atribut Partai Demokrat.
Lalu Hasto mengungkit-ngungkit kejadian yang terjadi pada 22 tahun lalu, sudah lama sekali, dimana Partai Demokrat sendiri belum lahir
"Yang namanya PDI Perjuangan, kantor kita diserang pun pada 27 Juli 1996, kita tidak bermelodrama saudara-saudara sekalian. Kita tidak menuduh yang lain, kita menempuh jalur hukum," jelasnya.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan menanggapi PDIP yang meminta kasus perusakan bendera Demokrat sebaiknya dilaporkan polisi tanpa harus perlu drama. Ia mempertanyakan bila setiap kerugian yang Demokrat derita selalu disebut sebagai drama.
Hinca meminta meminta PDIP mengurangi kata drama tersebut.
"Setiap kerugian yg kami derita selalu disebut drama? Bahkan, sekalipun ini drama, kami heran, tampaknya sutradara nya selalu sama," kata Hinca dikutip dari akun Twitternya @hincapandjaitan, Senin 17 Desember 2018.
Ia menambahkan Demokrat merasa diserang. Lalu ketika akan melakukan konferensi pers soal kerugian yang diderita malah disebut sebagai drama.
"Pola selalu seperti itu. Berulang," sebut Hinca.
Ia memastikan partainya telah melaporkan ke kepolisian terkait perusakan baliho Demokrat ini. Bahkan satu pelaku yang ditemukan juga sudah diserahkan.
"Jadi, kami pun himbau kepada PDIP, kurangi pemakaian kata 'drama'. Kita temui sutradara semua skenario ini, jangan-jangan dia sangat dekat," kata Hinca.
Baca: PDIP Imbau SBY Lapor Polisi Soal Atribut Demokrat Dirusak, Bukan Drama
HincaPandjaitanXIII
✔
@hincapandjaitan
Setiap kerugian yg kami derita selalu disebut drama? Bahkan, sekalipun ini drama, kami heran, tampaknya sutradara nya selalu sama.
Kami diserang.
Kami adakan konpers ttg kerugian yg kami derita.
Lalu ujungnya, Kalian sebut drama.
Pola selalu seperti itu. Berulang.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengaku gerah atas tuduhan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief. Tudingan itu tak berdasar karena langsung menyimpulkan kader PDIP di balik perusakan spanduk dan atribut Partai Demokrat di Riau.
Ketimbang menggerutu, Hasto menyarankan, Demokrat maupun Susilo Bambang Yudhoyono melaporkan perusakan itu ke polisi. Ia juga mendesak polisi mengusut dan mencari dalang perusak spanduk foto SBY dan atribut Partai Demokrat.
Lalu Hasto mengungkit-ngungkit kejadian yang terjadi pada 22 tahun lalu, sudah lama sekali, dimana Partai Demokrat sendiri belum lahir
"Yang namanya PDI Perjuangan, kantor kita diserang pun pada 27 Juli 1996, kita tidak bermelodrama saudara-saudara sekalian. Kita tidak menuduh yang lain, kita menempuh jalur hukum," jelasnya.
Sumber: Viva