Wakil Ketua DPR Usulkan 212 Dijadikan Hari Persaudaraan
Selasa, 18 Desember 2018
Faktakini.com, Jakarta - Partai Gerindra menyambut baik usulan PKS yang menginginkan reuni akbar 212 tahun 2019 berlangsung di Istana. Gerindra juga mengusulkan tanggal 2 Desember dijadikan hari persaudaraan.
"Maksudnya tahun depan? Kalau perlu, 212 itu kita jadikan hari persaudaraan, kita jadikan peringatan 2 Desember sebagai hari persaudaraan," kata Waketum Gerindra Fadli Zon di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Senin (17/12/2018).
Fadli menilai acara reuni seperti 212 belum pernah ada dalam sejarah Indonesia. Karena itu, dia menilai tanggal tersebut cocok dijadikan hari besar, hari persaudaraan.
"Itu kan satu peristiwa tidak ada presedennya dalam sejarah Republik Indonesia. Bahkan dari zaman sebelum Indonesia merdeka belum pernah ada orang berkumpul sebanyak itu. Jadi ini peristiwa yang sangat besar, satu peristiwa yang belum pernah ada contohnya," katanya.
"Dan itu berkumpulnya jutaan orang di satu tempat pada waktu bersamaan, bersaudara, berlangsung damai, sampah nggak ada, rumput pun tidak ada yang rusak. Menurut saya, itu bagus, itu kan suatu peristiwa besar," sambungnya.
Sebelumnya, Sekjen PKS Mustafa Kamal berbicara tentang aksi 212 di Konferensi Nasional Partai Gerindra. Mustafa menyebut, jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang pada Pilpres 2019, aksi reuni 212 bisa mendapatkan izin untuk digelar di Istana Negara.
Mustafa lalu bertanya kepada para kader Gerindra, relawan, dan simpatisan yang hadir, apakah mau aksi 212 digelar di Istana. Jika mau, sambung Mustafa, mereka diminta bekerja memenangkan Prabowo-Sandiaga.
"Maukah kita semua, 212 tahun depan berkumpulnya di halaman Istana? Siap? Siap, Allahu Akbar," kata Mustafa saat mendapat giliran sambutan dalam Konferensi Nasional Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).
"Tentunya kita harus menangkan dulu Prabowo-Sandi nomor urut 02 supaya kita mendapat izin, bukan hanya di Monas, tapi juga di halaman Istana," sambung Mustafa.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Partai Gerindra menyambut baik usulan PKS yang menginginkan reuni akbar 212 tahun 2019 berlangsung di Istana. Gerindra juga mengusulkan tanggal 2 Desember dijadikan hari persaudaraan.
"Maksudnya tahun depan? Kalau perlu, 212 itu kita jadikan hari persaudaraan, kita jadikan peringatan 2 Desember sebagai hari persaudaraan," kata Waketum Gerindra Fadli Zon di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Senin (17/12/2018).
Fadli menilai acara reuni seperti 212 belum pernah ada dalam sejarah Indonesia. Karena itu, dia menilai tanggal tersebut cocok dijadikan hari besar, hari persaudaraan.
"Itu kan satu peristiwa tidak ada presedennya dalam sejarah Republik Indonesia. Bahkan dari zaman sebelum Indonesia merdeka belum pernah ada orang berkumpul sebanyak itu. Jadi ini peristiwa yang sangat besar, satu peristiwa yang belum pernah ada contohnya," katanya.
"Dan itu berkumpulnya jutaan orang di satu tempat pada waktu bersamaan, bersaudara, berlangsung damai, sampah nggak ada, rumput pun tidak ada yang rusak. Menurut saya, itu bagus, itu kan suatu peristiwa besar," sambungnya.
Sebelumnya, Sekjen PKS Mustafa Kamal berbicara tentang aksi 212 di Konferensi Nasional Partai Gerindra. Mustafa menyebut, jika Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang pada Pilpres 2019, aksi reuni 212 bisa mendapatkan izin untuk digelar di Istana Negara.
Mustafa lalu bertanya kepada para kader Gerindra, relawan, dan simpatisan yang hadir, apakah mau aksi 212 digelar di Istana. Jika mau, sambung Mustafa, mereka diminta bekerja memenangkan Prabowo-Sandiaga.
"Maukah kita semua, 212 tahun depan berkumpulnya di halaman Istana? Siap? Siap, Allahu Akbar," kata Mustafa saat mendapat giliran sambutan dalam Konferensi Nasional Gerindra di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).
"Tentunya kita harus menangkan dulu Prabowo-Sandi nomor urut 02 supaya kita mendapat izin, bukan hanya di Monas, tapi juga di halaman Istana," sambung Mustafa.
Sumber: Detik