Warning Prabowo Bahwa Indonesia Bisa Punah Malah Diolok - Olok, Ini Pencerahannya
Kamis, 20 Desember 2018
Faktakini.com
Naniek S Deyang
Pak W yg terhormat, tdk peru mengolok -olok Pak Prabowo berkait soal pernyataan beliau soal Indonesia yg terancam punah. Apalagi sampai mau taruhan dng mengambil rumah Pak Prabowo di Hambalang.
Cobalah baca artikel di bawah ini, siapa tau Anda menjadi lebih tenang dI usia sepuh Anda.
Btw, Pak Wir kan juga pernah dipersilakan Pak Prabowo utk mampir ke rumah beliau di Hambalang to? Datanglah gak perlu sungkan-sungkan karena rumah beliau terbuka utk siapa saja, dan ribuan rakyat tiap hari mendatangi rumah beliau.
Oh Ya Pak Wir, saya coba googling atau mengingat -ingat, kok nggak pernah membaca ya Pak Prabowo menjelekkan , meledek , menghina atau sekedar berkomentar soal Anda. Sebaliknya demikian reaktifnya Anda selalu terhadap beliau.
------------------------------
Prabowo:
*KALAU SAYA KALAH, INDONESIA PUNAH*
*Catatan Agus Wahid* (mantan jurnalis TEMPO)
(Jakarta, 18 December 2018)
Hanya sebuah retorika politik atau mmg substansial? Itulah pertanyaan yg layak kita lontarkan sejalan dg pidato politik Prabowo di hadapan para Kadernya di Sentul ITU (jika dirinya KALAH, maka Indonesia PUNAH)
Ada bbrp hal yg perlu kita garis-bawahi dari pernyataan kandidat Presiden Prabowo itu.
Pertama, dari perspektif komunikasi publik, retorika itu sarat dg nuansa pembakaran emosi massa, baik kader GERINDRA yg hadir legit Dari 100 ribu itu, atau jutaan anak bgs Indonesia meski tak hadiri perhelatan ITU. Sekali lg, dalam perspektif komunikasi publik, pembakaran emosi handarbeni itulah yg diharapkan. Pernyataan politiknya menggema ke seantero Nusantara. Dan diksi kata yg dipakainya ckp fantastik. Setidaknya, kesuksesan itu -- utk saat ini -- merupakan modalitas politik yg berpotensi positif utk elektabilitas.
Kita perlu mencatat, diksi bahasa yg dipilih Prabowo mencerminkan kecerdasan tersendiri dlm membangkitkan kesadaran tersendiri. Salahkah diksinya? Dlm panggung politik, apalagi kini, sdh legal utk mengkampanyekan visi-misinya dg tata-kelola kata yg efektif Dan produktif.
Yg kedua, terdpt pesan implisit, sekaligus sebuah warning bhw Prabowo haqqul yaqim menang jika tidak dicurangi. Jika terjadi kecurangan massif, sistimatis dan terstruktur, mk yg bereaksi bukan Dari Prabowo, tp seluruh elemen bgs ini, dari unsur umat, nationalis dan kaum ideologis. Yg dilihat Dan dibela bkn kepentingan personal Prabowo, tp kepentingan nasional yg hrs diselamatkan masa dpnnya.
Keyakinan adanya kecurangan itulah yg bakal menggerakkan massa scr horisontal. Ketika mobilisasi massa ini terjadi, mak kekuatan China yg sdh dipersiapkan akan campur tangan. Kehadiran kekuatan. China tak akan dibiarkan oleh oleh kekuatan AS, bahkan Japan dan sekutu Barat lainnya. Sikap politiknya hanya satu: tak rela sumber daya Indonesia jatuh ke tangan China semata.
Benturan kekuatan rakasasa inilah yg akan mengakibatkan proses kehancuran Indonesia scr fisik. Totalitas kehancuran itulah yg membuat gambaran kepunahan Indonesia pasca piplres.
Dan pemikiran ketiga adalah hal2 yg beraifat substantif. Berangkat dari catatan empirik, setidaknya selama empat terakhir. Dari berbagai aspek, Indonesia sdh hancur lebur. Dari Sisi ekonomi Dan moneter, nila Tukar rupiah drop. Posisi perdagangan luar negeri kian defisit. Utang luar negeri kian tak terkendali. Angka kisaran Rp 4.000 trilyun jlslah membebani keuangan negara. Sejalan dg kebijakan previlage thd pr pekerja China membuat gelombang penganggguran kian meluas. Sementara, proyek2 infrastruktur yg dibanggakan itu sarat dg nuansa mark up yg menggila. Dan msh byk persoalan tata-kelola yg menggambarkan ketidakmampuan.
Jika semua ketidakmampuan itu dipertahankan utk Lima tahun berikutnya, maka Indonesia ke dpn mmg gelap. Akan semakin gelap krn lima tahun kedua di tangan Jokowi akan membuat kebangkitan komunis kian merasuk ke berbagai linkup kehidupan bgs dan negara. Cengkraman komunis akan membuat Pancasila hanya asesoris. Nasib umat pun akan spt th 1965 atau 1948.
JD, pidato Prabowo sejatinya sebuah keprihatinan akan nasib bangsa dan negara. Krnnya, bisa dianggap keliru jika pidatonya hanya dilihat sbg persoalan kontestasi pilpres. Sesungguhnya, artikulasi politik Prabowo sgt ideologis. Berangkat Dari kontekstual keprihatinan mendalam, merintih atas problem Negeri ini yang makin tersungkur. Inilah sikap yg perlu kita sadari, lalu kita cari solusi. Indonesia Harus diselamatkan. Dan mmg, utk pilpres kali ini hanya Prabowo-Sandi tumpuannya.
#bangkit_jgn_sampai_punah
Faktakini.com
Naniek S Deyang
Pak W yg terhormat, tdk peru mengolok -olok Pak Prabowo berkait soal pernyataan beliau soal Indonesia yg terancam punah. Apalagi sampai mau taruhan dng mengambil rumah Pak Prabowo di Hambalang.
Cobalah baca artikel di bawah ini, siapa tau Anda menjadi lebih tenang dI usia sepuh Anda.
Btw, Pak Wir kan juga pernah dipersilakan Pak Prabowo utk mampir ke rumah beliau di Hambalang to? Datanglah gak perlu sungkan-sungkan karena rumah beliau terbuka utk siapa saja, dan ribuan rakyat tiap hari mendatangi rumah beliau.
Oh Ya Pak Wir, saya coba googling atau mengingat -ingat, kok nggak pernah membaca ya Pak Prabowo menjelekkan , meledek , menghina atau sekedar berkomentar soal Anda. Sebaliknya demikian reaktifnya Anda selalu terhadap beliau.
------------------------------
Prabowo:
*KALAU SAYA KALAH, INDONESIA PUNAH*
*Catatan Agus Wahid* (mantan jurnalis TEMPO)
(Jakarta, 18 December 2018)
Hanya sebuah retorika politik atau mmg substansial? Itulah pertanyaan yg layak kita lontarkan sejalan dg pidato politik Prabowo di hadapan para Kadernya di Sentul ITU (jika dirinya KALAH, maka Indonesia PUNAH)
Ada bbrp hal yg perlu kita garis-bawahi dari pernyataan kandidat Presiden Prabowo itu.
Pertama, dari perspektif komunikasi publik, retorika itu sarat dg nuansa pembakaran emosi massa, baik kader GERINDRA yg hadir legit Dari 100 ribu itu, atau jutaan anak bgs Indonesia meski tak hadiri perhelatan ITU. Sekali lg, dalam perspektif komunikasi publik, pembakaran emosi handarbeni itulah yg diharapkan. Pernyataan politiknya menggema ke seantero Nusantara. Dan diksi kata yg dipakainya ckp fantastik. Setidaknya, kesuksesan itu -- utk saat ini -- merupakan modalitas politik yg berpotensi positif utk elektabilitas.
Kita perlu mencatat, diksi bahasa yg dipilih Prabowo mencerminkan kecerdasan tersendiri dlm membangkitkan kesadaran tersendiri. Salahkah diksinya? Dlm panggung politik, apalagi kini, sdh legal utk mengkampanyekan visi-misinya dg tata-kelola kata yg efektif Dan produktif.
Yg kedua, terdpt pesan implisit, sekaligus sebuah warning bhw Prabowo haqqul yaqim menang jika tidak dicurangi. Jika terjadi kecurangan massif, sistimatis dan terstruktur, mk yg bereaksi bukan Dari Prabowo, tp seluruh elemen bgs ini, dari unsur umat, nationalis dan kaum ideologis. Yg dilihat Dan dibela bkn kepentingan personal Prabowo, tp kepentingan nasional yg hrs diselamatkan masa dpnnya.
Keyakinan adanya kecurangan itulah yg bakal menggerakkan massa scr horisontal. Ketika mobilisasi massa ini terjadi, mak kekuatan China yg sdh dipersiapkan akan campur tangan. Kehadiran kekuatan. China tak akan dibiarkan oleh oleh kekuatan AS, bahkan Japan dan sekutu Barat lainnya. Sikap politiknya hanya satu: tak rela sumber daya Indonesia jatuh ke tangan China semata.
Benturan kekuatan rakasasa inilah yg akan mengakibatkan proses kehancuran Indonesia scr fisik. Totalitas kehancuran itulah yg membuat gambaran kepunahan Indonesia pasca piplres.
Dan pemikiran ketiga adalah hal2 yg beraifat substantif. Berangkat dari catatan empirik, setidaknya selama empat terakhir. Dari berbagai aspek, Indonesia sdh hancur lebur. Dari Sisi ekonomi Dan moneter, nila Tukar rupiah drop. Posisi perdagangan luar negeri kian defisit. Utang luar negeri kian tak terkendali. Angka kisaran Rp 4.000 trilyun jlslah membebani keuangan negara. Sejalan dg kebijakan previlage thd pr pekerja China membuat gelombang penganggguran kian meluas. Sementara, proyek2 infrastruktur yg dibanggakan itu sarat dg nuansa mark up yg menggila. Dan msh byk persoalan tata-kelola yg menggambarkan ketidakmampuan.
Jika semua ketidakmampuan itu dipertahankan utk Lima tahun berikutnya, maka Indonesia ke dpn mmg gelap. Akan semakin gelap krn lima tahun kedua di tangan Jokowi akan membuat kebangkitan komunis kian merasuk ke berbagai linkup kehidupan bgs dan negara. Cengkraman komunis akan membuat Pancasila hanya asesoris. Nasib umat pun akan spt th 1965 atau 1948.
JD, pidato Prabowo sejatinya sebuah keprihatinan akan nasib bangsa dan negara. Krnnya, bisa dianggap keliru jika pidatonya hanya dilihat sbg persoalan kontestasi pilpres. Sesungguhnya, artikulasi politik Prabowo sgt ideologis. Berangkat Dari kontekstual keprihatinan mendalam, merintih atas problem Negeri ini yang makin tersungkur. Inilah sikap yg perlu kita sadari, lalu kita cari solusi. Indonesia Harus diselamatkan. Dan mmg, utk pilpres kali ini hanya Prabowo-Sandi tumpuannya.
#bangkit_jgn_sampai_punah