Wasekjen MUI: Indonesia Berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, Tidak Boleh Ada Kebijakan Melawan Agama!

Selasa, 4 Desember 2018

Faktakini.com, Jakarta - Wasekjen MUI KH Tengku Zulkarnain, turut menjadi salah satu "Bintang Panggung" pada acara Reuni Akbar Mujahid 212, hari Ahad 2 Desember 2018 di Monas, Jakarta Pusat.

Dengan gaya ceramahnya yang khas dan diselingi humor,  Kyai Tengku Zulkarnain menyampaikan ceramah di depan 10 juta lebih massa peserta Reuni 212.

Kyai Tengku menyatakan bahwa dasar negara kita, ketuhanan yang Maha Esa, jadi nilai-nilai agama sangat melekat.

Kyai Tengku menyatakan, diantara tujuan Indonesia merdeka telah tertulis di Undang-Undang Dasar 1945, yaitu negara yang berdasarkan ketuhanan yang maha esa.

"Maka tidak boleh kebijaksanaan negara ataupun kebijaksanaan personal atau pribadi-pribadi, yang melawan agama," ucapnya.

Di awal sambutannya, Ustadz Tengku berpesan khususnya kepada generasi muda yang memikul tanggung jawab menjaga NKRI sampai hari kiamat. Namun bukan sembarang NKRI yang harus dipertahankan generasi muda.

"Kita tidak mau NKRI yang menghalalkan homoseks, betul? Kita tidak mau NKRI yang menghalalkan lesbian, betul? Kita tidak mau Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bejat, betul? Kita mau NKRI yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur," paparnya.

Dalam soal kepemimpinan, Kyai Tengku memberikan contoh berapa bersyukurnya warga Jakarta setelah dipimpin oleh Gubernur Muslim Anies Baswedan.

"Bukan NKRI yang melawan agama. Tidak boleh ada dibangun rumah pelacuran, karena itu melawan agama. Kita angkat Pak Anies, tempat pelacuran ditutup, alhamdulillah. Siap mewujudkan NKRI yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur?" kata Kyai Tengku yang langsung kompak dijawab "Siaaap" oleh jutaan massa yang hadir.

"Saya kalau ditanya pemimpin yang bisa mewujudkan baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, siapa presidennya?" kata Kyai Tengku Zulkarnain.

Massa pun menyahut pernyataan itu dengan kompak menjawab: "Prabowooo!"

"Kita nggak boleh kampanye," Ujar Kyai Tengku.

"Kalau saya, serahkan kepada tentara yang dijaga ulama, pasti Indonesia baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur," imbuhnya.

Kyai Tengku pun memberikan sindiran kepada pemerintahan Jokowi, katanya jika hanya membangun jalan penjajah Belanda pun membikin jalan.

"Kadang ada orang melintir, tahu melintir? Mulutnya melintir, akalnya melintir, karena dia memang setiap hari tukang pelintir. Katanya Indonesia itu kalau bikin jalan, penjajah Belanda pun bikin jalan, betul? Dari Anyer sampai Panarukan penjajah Belanda betul?" kata Ustaz Tengku dalam ceramahnya.

Kyai Tengku menegaskan, Indonesia merdeka dari penjajah bukan agar dapat membuat jalanan. Beliau lalu menyindir harga jalan tol yang mahal.

"Kita mau merdeka supaya bisa bikin jalan, apalagi bikin jalan tol bayar mahal. Bikin jalan tol 14 kilometer mahal bayarnya sudah sombong. Belanda bikin 1.000 kilometer tenang-tenang saja bah!" ujarnya kocak dengan menirukan gaya bicara orang Batak.

Kyai Tengku kemudian mengatakan, tidak hanya jalanan, Indonesia merdeka bukan agar bisa membangun infrastruktur seperti pelabuhan dan bandara. Penjajah Belanda juga banyak membangun pelabuhan dan bandara.

"Ada yang bangun satu (bandara) di Jawa Barat sudah jadi tempat genderuwo kawin, nggak ada kapal terbang mau turun situ, akhirnya lahirlah anak si genderuwo namanya si Sontoloyo", demikian sindiran kocak Kyai Tengku.

"Kita mau merdeka bukan untuk bangun jalan, bukan untuk bangun pelabuhan saja, bukan untuk bangun lapangan terbang, lebih dari itu. Kita mau merdeka supaya negara Indonesia merdeka, bebas menjadi negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur, betul?," lanjutnya.



Sumber: Detik