Blak-Blakan! Wakil Ketua DPR Yakin Jokowi Akan Kalah Telak Seperti Ahok

Rabu, 30 Januari 2019

Faktakini.com, Jakarta -
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menuliskan sejumlah cuitan yang menyebut calon presiden nomor urut 1, Jokowi-Maruf Amin akan kalah seperti saat Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mengalami kekalahan saat di pemilihan gubunernur Jakarta 2017.

Hal tersebut disampaikan Fahri Hamzah melalui akun Twitter @Fahrihamzah yang ditulis pada Rabu (30/1/19).

Fahri Hamzah menuliskan bahwa hasil survey petahana elektabilitas terus stagnan.

Kemudian, Fahri Hamzah mengatakan bahwa sejak awal sudah salah langkah dalam menanggapi isu Ahok.

Ia menilai bahwa isu agama terus dibuat.

Kemudian ia menyebutkan bahwa Jokowi akan mengalami kekalahan seperti Ahok.

Berikut cuitan selengkapnya Fahri Hamzah:

Sudah tidak akan ada survey yg menggembirakan bagi petahana...trend stagnan dan penurunan elektabikitas akan terus berjalan...apalagi isu “agama” muncul lagi. Orang perlu keadilan dan kepastian hidup malah pemerintah sibuk membela diri dengan isu agama. Bunuh diri!

Kritik saya sejak awal, petahana sudah salah langkah dalam kasus ahok bukan malah dihentikan malah diteruskan. Saya heran kenapa isu agama ini terus dibuat ya? Terakhir ABB, pdhl kalau pilpres diwarnai debat prestasi mk petahana akan lebih untung, atau jangan2 gak ada prestasi?

Itu akhirnya menjadi keraguan orang..kenapa justru pemerintah masuk terus ke isu agama yg sensitif. Padahal agama itu gak bisa geser, kalau sudah soal iman orang susah berubah pilihan. Kalau soal prestasi dan harapan masa depan itu bisa diperdebatkan. Harus itu fokusnya.

Ahok kalah karena debat prestasi dibelokkan oleh kampanye agama yang terus menerus sinis, berusaha mengasosiasikan orang beragama khususnya Islam sebagai persoalan. Akhirnya, prestasinya yg katanya segudang hilang. Atau jangan2 inilah masalah dalam perang citra?

Maksud saya, jangan2 karena gak sanggup mempaket prestasi lalu sibuk mengolah pencitraan? Kasus pelepasan ABB adalah contoh konyol bagaimana citra akhirnya menyerang balik. Lagi2 petahana rugi besar. Sekarang keputusan apapun jelek buat petahana. Ini terjadi terus.

Mengingat kekalahan Ahok akhirnya dapat diangkat dalam pOla teori kekalahan yang sama pada kedua sahabat ini. Jokowi akan kalah seperti kekalahan Ahok. Sederhana, karena teori mengelola isu juga sama. Master Mind-nya sama. Mereka tidak sanggup keluar dari jebakan isu agama.

Rasa bersalah sejak memimpin DKI dan memimpin RI dengan narasi konflik ideologi telah menyebabkan petahana tidak bisa keluar dari keharusan simbolik. Inilah sebab pemilihan cawapres dan juga terus menjadi sebab tidak percaya diri bahwa petahana cukup “Islam” untuk menang.

Saya memberi nasehat vulgar kepada petahana yang nampaknya tidak lagi bIsa menguasai tim dan lingkar terdalamnya. Masing2 punya agenda dan melapor asal bapak senang. Semua rencana menang salah dari awal. Maafkan. Kekalahan menanti petahana. Tks.

Diketahui sebelumnya, Fahri Hamzah menilai bahwa debat seharusnya bisa menunjukkan siapa argumen yang paling kuat.

Kemudian, Fahri Hamzah mengkritik KPU yang tidak ingin kandidat dipermalukan.

Fahri juga mengingatkan kedua kandidiat terkait posisinya saat debat pilpres.

Berikut cuitan fahri Hamzah selengkapnya:

"Definisi sederhana Debat adalah merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok. Ada yg tujuan debatnya mengambil keputusan ada juga yg hanya bertujuan untuk menunjukkan siapa yg argumennya paling kuat. #JelangDebat

Mungkin @KPU_ID punya masalah dalam mendefinisikan makna debat ini sejak awal, maka kita pernah mendengar KPU menyampaikan argumen,”kita tidak ingin ada kandidat yg dipermalukan”. Jadi debat dianggap bisa berakibat saling memalukan. #JelangDebat

Padahal, inti debat itu adu argumen, dan argumen itu bisa berisi logika, fakta, statistik atau retorika dan apapun yang digunakan oleh peserta debat untuk menunjukkan kepada juri (debat kompetisi) atau rakyat dalam debat calon pemimpin negara seperti malam nanti. #JelangDebat

Dalam debat kompetisi, ada yang menang dan kalah ditentukan oleh juri. Dalam debat pengambilan keputusan di parlemen khususnya sistem parlementer yg ada oposisi dilanjutkan dengan pengambilan keputusan via voting. Nanti malam debat kampanye Capres di depan rakyat. #JelangDebat

Dalam debat kompetisi. Kepentingan juri adalah menilai dari 2 atau lebih peserta mana yg paling kuat argumennya; data, fakta, logika dll. Biasanya, pertanyaannya pun dibuat lebih spesifik agar peserta dapat dinilai dengan lebih mudah terkait data, logika dll itu. #JelangDebat

Dalam debat pengambilan keputusan di parlemen, debat biasanya adalah pendahuluan bagi parlemen dalam mengambil keputusan di mana kubu oposisi berargumen tentang sebuah kebijakan yang akan diambil oleh pihak pemerintah. Lalu, keputusan diambil dengan Voting; setuju/tidak.

Dalam debat kampanye nanti malam, siapa yang harus dipertimbangkan kepentingannya? Kepentingan @KPU_ID ? Atau kepentingan 2 padang calon? BUKAN! yg penting adalah hak pemilih untuk tahu lebih banyak tentang semua pasang calon yang ada!! Itu masalahnya. #JelangDebat

Maka, @KPU_ID dan kedua kandidat hrs tunduk pada kepentingan rakyat untuk mengetahui seluruh aspek dlm adu argumen itu; narasi pembuka, logika, janji, fakta, reputasi, retorika, dan semua yg bisa terungkap di sana kecuali adu fisik. Jadi debat kampanye lebih luas. #JelangDebat

Demi kepentingan rakyat, @KPU_ID , panelis, dan capres harus mau buka2an tentang apa saja demi kepentingan rakyat untuk mengetahui apa adanya. Sebab rakyat berhak tahu siapa yang akan memimpin mereka selama 5 tahun ke depan. Siapa yang asli siapa yang palsu, dll. #JelangDebat

Demi kepentingan rakyat, kita Harus melawan keinginan siapapun yang mau menjadikan forum debat ini sebagai kegiatan basa basi yang jauh dari substansi. Debat capres bukan ujian pengetahuan belaka, bukan pula ujian emosi, tapi karakter dan kematangan calon. #JelangDebat

Kalau saya calon presiden sebuah negara besar seperti Indonesia, dan saya melihat di ujung saya di sana ada calon lain yang berbicara tanpa data, atau berbohong kepada bangsa, maka di situ nyali saya naik dan saya ingin menerkam calon lain demi mengungkap fakta. #JelangDebat

Kalau saya calon presiden, dalam debat saya tidak akan membiarkan ada kandidat lain yang berbicara seenaknya. Karena para kandidat pun harus berpikir ini bukan soal mereka. Ini soal rakyat. Ini soal kebenaran yang dikatakan apa adanya. Lalu biar rakyat memilih. #JelangDebat

Kalau saya petahana, saya akan berdiri tegak dengan apa yang sudah saya janjikan kepada rakyat dan sudah saya kerjakan. Saya tidak akan membiarkan penantang menggugat dan meragukan reputasi saya di depan rakyat. Saya akan tutup mulut penantang dengan fakta. #JelangDebat

Tapi kalau saya oposisi atau penantang, saya akan bongkar semua fakta tentang kekuasaan yang tidak memenuhi janjinya kepada rakyat. Saya akan bongkar data statistik resmi yang disembunyikan untuk menjelaskan bahwa petahana tidak berbuat apa2. Data lawan data. #JelangDebat

Kalau saya petahana, saya akan tunjukkan kepada publik bahaya kalau penantang terpilih sebab mereka tidak punya konsep yang kuat dalam menjalankan roda negara. Sebaliknya petahana sudah punya rencana lima tahun berikutnya. #JelangDebat

Sebaliknya kalau saya penantang, saya akan yakinkan rakyat bahwa justru petahana yang sudah diberi mandat kuasa tapi tidak berbuat banyak mengubah nasib rakyat INDONESIA. Saya akan jelaskan kesalahan petahana dan seharusnya kita menuju ke mana. #JelangDebat

suasana pesta demokrasi kita. Dan rakyat akan mendapat untung paling besar. Rakyat akan tercerahkan dan menjadi sangat memahami masalah. Peradaban politik kita akan naik kelas. #JelangDebat

Harapan saya, malam ini panggung debat calon presiden akan menjadi satu2nya tontonan menarik di atas bumi INDONESIA. Semoga dengan itu kita akan mencerdaskan kehidupan bangsa menuju Arah Baru Bangsa INDONESIA yang gemilang dan aman Sentosa. Amin. #JelangDebat

Sumber: Tribunnews

Posting Komentar untuk "Blak-Blakan! Wakil Ketua DPR Yakin Jokowi Akan Kalah Telak Seperti Ahok"