Debat Pilpres: Paslon Jokowi - Ma'ruf Pakai Contekan, Fahri Hamzah Kecewa
Jum'at, 18 Januari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku kecewa dengan debat pilpres perdana di Ruangan Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
Sebab, selain diberikan kisi-kisi, para pasangan calon capres-cawapres juga membawa contekan.
Jokowi terlihat seringkali melihat contekan ketika menjawab pertanyaan maupun ketika menanggapi jawaban dari lawan politiknya, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Momen tersebut terlihat ketika moderator membuka sesi debat pertama bertema Hukum dan HHA.
Jokowi yang mendapatkan kesempatan pertama memberikan tanggapan terkait jawaban Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terlihat terbata-bata.
Matanya beberapa kali melihat ke arah bawah, ke arah catatan alias kertas contekannya yang dipegangnya sejak awal.
Begitu juga ketika Jokowi menjawab pertanyaan seputar Hukum dan HAM yang terdapat dalam amplop yang dibuka moderator. Jokowi kembali sesekali melihat catatan yang dipegangnya.
Berbanding terbalik dengan Jokowi, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjawab pertanyaan dalam amplop maupun menanggapi jawaban Jokowi. Keduanya menjawab dengan lugas tanpa catatan alias kertas contekan di tangan mereka.
Lihat catatan
Sebelumnya, pada sesi pertama debat, masing masing pasangan calon (Paslon) diberikan kesempatan menyampaikan visi dan misi selama tiga menit.
"Kecewa saya sama panggung #DebatPertamaPilpres2019 malam ini....@KPU_ID tidak saka memberikan kisi2 tapi membolehkan adanya contekan sehingga wajah kandidat sering melihat ke bawah dan tidak menyimak," cuit Fahri melalui akun twitter @Fahrihamzah, Kamis malam, 17 Januari 2019.
Akibat adanya contekan, Fahri menilai jawaban kandidat menjadi tak nyambung. Ia pun meminta agar KPU mengubah konsep debat yang akan datang.
"Ayo KPU ubah ini masih ada 4 kali," kata Fahri.
Ia menilai harus ada protes keras pada KPU. Sebab dengan drama, para capres dianggap bersembunyi di balik hapalan pertanyaan dan jawaban.
"KPU menipu kita!" ujarnya.
Ia pun mempertanyakan apakah KPU tak malu melihat debat yang mirip dengan cerdas cermat anak sekolah. Sebab, kandidat dianggap tak menyimak pertanyaan dan sangkalan.
"Karena sibuk membaca kerpekan...lalu waktu menjawab tidak nyamBung. Tapi karena jawaban capres kita anggap ok2 aja," ungkapnya.
Menurutnya, calon presiden tidak perlu dibantu atau dilindungi dalam debat. Sehingga ia ingin membiarkan mereka ditelanjangi oleh kata-kata mereka sendiri.
"Mereka jangan lagi membaca tulisan orang. Biar keluar apa yang sebenarnya ada dalam kepala, dalam hati dan dalam impian mereka. Jangan dibela!" tegasnya.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku kecewa dengan debat pilpres perdana di Ruangan Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
Sebab, selain diberikan kisi-kisi, para pasangan calon capres-cawapres juga membawa contekan.
Jokowi terlihat seringkali melihat contekan ketika menjawab pertanyaan maupun ketika menanggapi jawaban dari lawan politiknya, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Momen tersebut terlihat ketika moderator membuka sesi debat pertama bertema Hukum dan HHA.
Jokowi yang mendapatkan kesempatan pertama memberikan tanggapan terkait jawaban Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terlihat terbata-bata.
Matanya beberapa kali melihat ke arah bawah, ke arah catatan alias kertas contekannya yang dipegangnya sejak awal.
Begitu juga ketika Jokowi menjawab pertanyaan seputar Hukum dan HAM yang terdapat dalam amplop yang dibuka moderator. Jokowi kembali sesekali melihat catatan yang dipegangnya.
Berbanding terbalik dengan Jokowi, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menjawab pertanyaan dalam amplop maupun menanggapi jawaban Jokowi. Keduanya menjawab dengan lugas tanpa catatan alias kertas contekan di tangan mereka.
Lihat catatan
Sebelumnya, pada sesi pertama debat, masing masing pasangan calon (Paslon) diberikan kesempatan menyampaikan visi dan misi selama tiga menit.
"Kecewa saya sama panggung #DebatPertamaPilpres2019 malam ini....@KPU_ID tidak saka memberikan kisi2 tapi membolehkan adanya contekan sehingga wajah kandidat sering melihat ke bawah dan tidak menyimak," cuit Fahri melalui akun twitter @Fahrihamzah, Kamis malam, 17 Januari 2019.
Akibat adanya contekan, Fahri menilai jawaban kandidat menjadi tak nyambung. Ia pun meminta agar KPU mengubah konsep debat yang akan datang.
"Ayo KPU ubah ini masih ada 4 kali," kata Fahri.
Ia menilai harus ada protes keras pada KPU. Sebab dengan drama, para capres dianggap bersembunyi di balik hapalan pertanyaan dan jawaban.
"KPU menipu kita!" ujarnya.
Ia pun mempertanyakan apakah KPU tak malu melihat debat yang mirip dengan cerdas cermat anak sekolah. Sebab, kandidat dianggap tak menyimak pertanyaan dan sangkalan.
"Karena sibuk membaca kerpekan...lalu waktu menjawab tidak nyamBung. Tapi karena jawaban capres kita anggap ok2 aja," ungkapnya.
Menurutnya, calon presiden tidak perlu dibantu atau dilindungi dalam debat. Sehingga ia ingin membiarkan mereka ditelanjangi oleh kata-kata mereka sendiri.
"Mereka jangan lagi membaca tulisan orang. Biar keluar apa yang sebenarnya ada dalam kepala, dalam hati dan dalam impian mereka. Jangan dibela!" tegasnya.
Sumber: Viva