Deklarasi Relawan 212 Di Malang: Kita Butuh Perubahan, 2019 Harus Pilih Pemimpin Terbaik
Ahad, 20 Januari 2019
Faktakini.com, Malang -
Kegiatan deklarasi dan pembekalan koordinator relawan 212, di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (20/1), diisi dengan beberapa sambutan. Salah satunya disampaikan oleh Habib Zainal Abidin.
Dalam sambutan itu, Habib Zainal menekankan kepada umat Islam untuk memilih pemimpin yang terbaik pada Pilpres 2019.
“Saatnya muslimin bangkit, saatnya muslimin untuk bersatu menentukan masa depannya dan 2019 adalah saat yang sangat menentukan, satu suara bagi kita harus kita raih, kita lindungi, kita ajak semua saudara-saudara kita untuk mencari pemimpin yang terbaik untuk negeri ini,” ucap Habib Zainal.
Habib Zainal menegaskan, jika Pilpres 2019 umat Muslim gagal untuk memilih pemimpin yang terbaik yang diusungnya, maka masa yang akan dirasa akan menjadi kesulitan bagi umat Islam.
“Kalau 2019 kita lewatkan, maka masa yang akan mendatang akan sulit untuk mengatur. Kita tau situasi hari ini, dan ingin 2019 ada perubahan kearah yang lebih baik,” tegasnya.
Terkait dengan banyaknya penolakan terhadap pergerakan umat Islam, dari beberapa pihak, Habib Zainal, meminta kepada seluruh Umat Islam untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Hari ini fitnah bergentayangan, hari ini mana lawan mana kawan sulit kita untuk bedakan, hari ini perjuangan sudah dituntut, tapi tetap semangat, lipatkan lengan untuk 2019 melahirkan pemimpin yang lebih baik, mungkin kita memang tidak berani atau ditakut-tajuti atau diawasi untuk langsung menyebut nama, nanti kena pasal ini pasal itu, tapi hati kita tidak tertutup, mata batin kita tidak tertutup, perasaan kita bisa berbicara, kalau memang lisan kita sulit mendifisikan keadaan hari ini, batin kita merdeka, hati kita merdeka, kita tau situasi hari ini, dan ingin 2019 ada perubahan kearah yang lebih baik,” kata Habib Zainal dengan disambut kalimat Takbir oleh peserta.
Acara tersebut diwarnai oleh penolakan dari segelintir massa yang mengatasnamakan Wara Malang. Massa tersebut minta kejelasan perizinan acara tersebut.
Mereka seperti kurang informasi, atau mungkin pura-pura tidak tahu. Karena faktanya Deklarasi itu acara resmi, dan justru aksi demo seucrit massa tersebut yang liar dan tak punya ijin.
KH Slamet Ma'arif Ketua Umum PA 212 selaku pembicara pada acara tersebut menyatakan sangat prihatin dan menyayangkan atas terjadinya aksi seucrit pendemo itu, karena surat pemberitahuan acara sudah dikirim dan diterima oleh Polres, Bawaslu, KPUD dan Polda Jawa timur.
Sembari membawa bendera Merah Putih, seucrit pendemo itu silih berganti menuntut penolakan aksi deklarasi acara 212 melalui pengeras suara.
Namun tak gentar dengan provokasi dan intimidasi, panitia dan peserta tak sedikitpun mundur dan tetap melaksanakan Deklarasi sampai selesai.
Sumber: Aktual
Faktakini.com, Malang -
Kegiatan deklarasi dan pembekalan koordinator relawan 212, di Kota Malang, Jawa Timur, Minggu (20/1), diisi dengan beberapa sambutan. Salah satunya disampaikan oleh Habib Zainal Abidin.
Dalam sambutan itu, Habib Zainal menekankan kepada umat Islam untuk memilih pemimpin yang terbaik pada Pilpres 2019.
“Saatnya muslimin bangkit, saatnya muslimin untuk bersatu menentukan masa depannya dan 2019 adalah saat yang sangat menentukan, satu suara bagi kita harus kita raih, kita lindungi, kita ajak semua saudara-saudara kita untuk mencari pemimpin yang terbaik untuk negeri ini,” ucap Habib Zainal.
Habib Zainal menegaskan, jika Pilpres 2019 umat Muslim gagal untuk memilih pemimpin yang terbaik yang diusungnya, maka masa yang akan dirasa akan menjadi kesulitan bagi umat Islam.
“Kalau 2019 kita lewatkan, maka masa yang akan mendatang akan sulit untuk mengatur. Kita tau situasi hari ini, dan ingin 2019 ada perubahan kearah yang lebih baik,” tegasnya.
Terkait dengan banyaknya penolakan terhadap pergerakan umat Islam, dari beberapa pihak, Habib Zainal, meminta kepada seluruh Umat Islam untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Hari ini fitnah bergentayangan, hari ini mana lawan mana kawan sulit kita untuk bedakan, hari ini perjuangan sudah dituntut, tapi tetap semangat, lipatkan lengan untuk 2019 melahirkan pemimpin yang lebih baik, mungkin kita memang tidak berani atau ditakut-tajuti atau diawasi untuk langsung menyebut nama, nanti kena pasal ini pasal itu, tapi hati kita tidak tertutup, mata batin kita tidak tertutup, perasaan kita bisa berbicara, kalau memang lisan kita sulit mendifisikan keadaan hari ini, batin kita merdeka, hati kita merdeka, kita tau situasi hari ini, dan ingin 2019 ada perubahan kearah yang lebih baik,” kata Habib Zainal dengan disambut kalimat Takbir oleh peserta.
Acara tersebut diwarnai oleh penolakan dari segelintir massa yang mengatasnamakan Wara Malang. Massa tersebut minta kejelasan perizinan acara tersebut.
Mereka seperti kurang informasi, atau mungkin pura-pura tidak tahu. Karena faktanya Deklarasi itu acara resmi, dan justru aksi demo seucrit massa tersebut yang liar dan tak punya ijin.
KH Slamet Ma'arif Ketua Umum PA 212 selaku pembicara pada acara tersebut menyatakan sangat prihatin dan menyayangkan atas terjadinya aksi seucrit pendemo itu, karena surat pemberitahuan acara sudah dikirim dan diterima oleh Polres, Bawaslu, KPUD dan Polda Jawa timur.
Sembari membawa bendera Merah Putih, seucrit pendemo itu silih berganti menuntut penolakan aksi deklarasi acara 212 melalui pengeras suara.
Namun tak gentar dengan provokasi dan intimidasi, panitia dan peserta tak sedikitpun mundur dan tetap melaksanakan Deklarasi sampai selesai.
Sumber: Aktual