Gagah! Samsul Maarif Juara Tinju Internasional Saat Pake Seragam Laskar FPI
Kamis, 10 Januari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Masya Allah, petinju dan petarung kelas internasional yang satu ini sungguh luar biasa.
Sosoknya yang tegap dengan pembawaan tenang dan sopan. Itulah sekilas kesan pertama pada diri Samsul "Destroyer" Ma'arif, Laskar Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah.
Pria yang tinggal di lereng Gunung Sumbing ini meski pendiam namun ternyata memiliki segudang prestasi membanggakan dalam olahraga tinju.
Tak hanya prestasi tingkat lokal, dan nasional saja tapi sesuai julukannya "distroyer", Samsul Maarif pecinta Imam Besar umat Islam Habib Rizieq Shihab ini telah menumbangkan lawan-lawannya yang berkelas internasional sekalipun.
Prestasi internasionalnya tercatat saat dia menang dalam kejuaraan IBF di Filipina, kejuraaan OPBF di Jepang, dan kejuaraan Ampro di Tiongkok.
Kendati sudah mengantongi juara kelas internasional, pria yang juga pemilik Sasana Tinju Muslim Fighter di Desa Kerokan, Kecamatan Tlgomulyo, Temanggung ini dia tidak lantas merasa jemawa.
Kejuaraan di Indonesia pun masih rajin diikutinya, dan terbaru anak asuh Yuniarto ini meraih sabuk emas Bupati Banjarnegara pada 22 Desember 2018.
"Alhamdulillah, belum lama ini saya kembali naik ring dan pulang membawa sabuk emas Bupati Banjarnegara setelah mengalahkan Efendi petinju asal Malang. Ini persembahan saya untuk Temanggung," ujarnya kepada Suara Merdeka, kemarin.
Surya Yudha Sport Center kala itu menjadi saksi bisu kehebatan pukulan Samsul "Distroyer", yang menang KO di kelas 61 kilogram atas lawannya Ahmad Efendi. Samsul memukul telak lawannya di ronde ketiga.
Dalam laga bertajuk mega duel ini, dia berhasil membuat lawannya sempoyongan setelah menerima pukulan kanan yang tepat mengenai dagu.
Agresif
Menurut alumnus SMP 1 Tlogomulyo ini, pertandingan di Banjarnegara merupakan salah satu yang berat pernah dia lakoni.
Pada ronde pertama baik Samsul maupun Efendi petinju asal Malang sama-sama tampil agresif. Terbukti beberapa pukulan kombinasi berhasil dilepaskan keduanya.
Bahkan penonton sempat dibuat heboh lantaran pukulan jeb kiri Efendi mengenai rahang Samsul dan terus menggepur pertahanan lawannya.
Menghadapi agresifnya lawan maka Samsul mengubah strategi tempur hingga akhirnya tenaga lawan terkuras.
Momen inilah yang dimanfaatkan dengan baik dengan meningkatkan serangan, dan mendaratkan pukulan mengenai dagu lawan yang kemudian terjungkal tak sadarkan diri. Raihan itu membuat Samsul “Destroyer” menambah rekor 16 kali bertanding 14 kali menang, satu kali kalah, satu kali seri.
Kini pria yang juga berprofesi sebagai Satpam di Pasar Kliwon Rejo Amertani Temanggung ini bertengger di posisi keenam tingkat nasional.
Jadi prestasinya tak hanya telah membuat bangga DPW FPI Temanggung, tetapi juga masyarakat Temanggung dan Jawa Tengah.
Sayangnya meski prestasinya sudah mengharumkan nama Temanggung dan Indonesia, namun tak dibarengi dengan perhatian pemerintah.
Bahkan untuk bisa mengikuti pertandingan di Banjarnegara lalu, Samsul yang juga menguasai kick boxing ini harus disokong dana dari sebuah ormas, dan seorang pengusaha yang peduli terhadap prestasinya.
Tak hanya Samsul, tapi ada beberapa talenta tinju berbakat Temanggung yang sebenarnya merupakan aset. Akan tetapi karena tidak terperhatikan pemerintah maka banyak kemudian berpindah domisili ke daerah lain demi untuk bisa bertanding, berprestasi, dan mendapat penghasilan layak.
Ada nama Areaga Yuniar asal Kranggan Temanggung kini membela Bogor, Jawa Barat, lalu Arif “Maut Rambo” asal Pringsurat Temanggung kini terpaksa membela Banten, Jawa Barat.
“Karena Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) di sini vakum maka pembinaan otomatis tidak ada, jadi kami latihan mandiri dengan biaya sendiri di tempat sendiri seadanya tanpa fasilitas memadai. Saya berharap kepada Pemkab Temanggung khususnya Bupati dan KONI agar ada perhatian untuk tinju sebab ini positif daripada aksi tawuran,” pintanya.
Foto: Samsul "Destroyer" menunjukkan sabuk emas kebanggaannya baru saja diraih dalam pertandingan di Banjarnegara, belum lama ini.
Sumber: suaramerdeka.com
Faktakini.com, Jakarta - Masya Allah, petinju dan petarung kelas internasional yang satu ini sungguh luar biasa.
Sosoknya yang tegap dengan pembawaan tenang dan sopan. Itulah sekilas kesan pertama pada diri Samsul "Destroyer" Ma'arif, Laskar Front Pembela Islam (FPI) Jawa Tengah.
Pria yang tinggal di lereng Gunung Sumbing ini meski pendiam namun ternyata memiliki segudang prestasi membanggakan dalam olahraga tinju.
Tak hanya prestasi tingkat lokal, dan nasional saja tapi sesuai julukannya "distroyer", Samsul Maarif pecinta Imam Besar umat Islam Habib Rizieq Shihab ini telah menumbangkan lawan-lawannya yang berkelas internasional sekalipun.
Prestasi internasionalnya tercatat saat dia menang dalam kejuaraan IBF di Filipina, kejuraaan OPBF di Jepang, dan kejuaraan Ampro di Tiongkok.
Kendati sudah mengantongi juara kelas internasional, pria yang juga pemilik Sasana Tinju Muslim Fighter di Desa Kerokan, Kecamatan Tlgomulyo, Temanggung ini dia tidak lantas merasa jemawa.
Kejuaraan di Indonesia pun masih rajin diikutinya, dan terbaru anak asuh Yuniarto ini meraih sabuk emas Bupati Banjarnegara pada 22 Desember 2018.
"Alhamdulillah, belum lama ini saya kembali naik ring dan pulang membawa sabuk emas Bupati Banjarnegara setelah mengalahkan Efendi petinju asal Malang. Ini persembahan saya untuk Temanggung," ujarnya kepada Suara Merdeka, kemarin.
Surya Yudha Sport Center kala itu menjadi saksi bisu kehebatan pukulan Samsul "Distroyer", yang menang KO di kelas 61 kilogram atas lawannya Ahmad Efendi. Samsul memukul telak lawannya di ronde ketiga.
Dalam laga bertajuk mega duel ini, dia berhasil membuat lawannya sempoyongan setelah menerima pukulan kanan yang tepat mengenai dagu.
Agresif
Menurut alumnus SMP 1 Tlogomulyo ini, pertandingan di Banjarnegara merupakan salah satu yang berat pernah dia lakoni.
Pada ronde pertama baik Samsul maupun Efendi petinju asal Malang sama-sama tampil agresif. Terbukti beberapa pukulan kombinasi berhasil dilepaskan keduanya.
Bahkan penonton sempat dibuat heboh lantaran pukulan jeb kiri Efendi mengenai rahang Samsul dan terus menggepur pertahanan lawannya.
Menghadapi agresifnya lawan maka Samsul mengubah strategi tempur hingga akhirnya tenaga lawan terkuras.
Momen inilah yang dimanfaatkan dengan baik dengan meningkatkan serangan, dan mendaratkan pukulan mengenai dagu lawan yang kemudian terjungkal tak sadarkan diri. Raihan itu membuat Samsul “Destroyer” menambah rekor 16 kali bertanding 14 kali menang, satu kali kalah, satu kali seri.
Kini pria yang juga berprofesi sebagai Satpam di Pasar Kliwon Rejo Amertani Temanggung ini bertengger di posisi keenam tingkat nasional.
Jadi prestasinya tak hanya telah membuat bangga DPW FPI Temanggung, tetapi juga masyarakat Temanggung dan Jawa Tengah.
Sayangnya meski prestasinya sudah mengharumkan nama Temanggung dan Indonesia, namun tak dibarengi dengan perhatian pemerintah.
Bahkan untuk bisa mengikuti pertandingan di Banjarnegara lalu, Samsul yang juga menguasai kick boxing ini harus disokong dana dari sebuah ormas, dan seorang pengusaha yang peduli terhadap prestasinya.
Tak hanya Samsul, tapi ada beberapa talenta tinju berbakat Temanggung yang sebenarnya merupakan aset. Akan tetapi karena tidak terperhatikan pemerintah maka banyak kemudian berpindah domisili ke daerah lain demi untuk bisa bertanding, berprestasi, dan mendapat penghasilan layak.
Ada nama Areaga Yuniar asal Kranggan Temanggung kini membela Bogor, Jawa Barat, lalu Arif “Maut Rambo” asal Pringsurat Temanggung kini terpaksa membela Banten, Jawa Barat.
“Karena Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) di sini vakum maka pembinaan otomatis tidak ada, jadi kami latihan mandiri dengan biaya sendiri di tempat sendiri seadanya tanpa fasilitas memadai. Saya berharap kepada Pemkab Temanggung khususnya Bupati dan KONI agar ada perhatian untuk tinju sebab ini positif daripada aksi tawuran,” pintanya.
Foto: Samsul "Destroyer" menunjukkan sabuk emas kebanggaannya baru saja diraih dalam pertandingan di Banjarnegara, belum lama ini.
Sumber: suaramerdeka.com