Gagal Paham, Menkes Malah Tanggapi Prabowo Soal Gaji Dokter, Netizen: Urusi BPJS Aja, Bu!

Selasa, 15 Januari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Sungguh aneh kelakuan para Menteri anak buah Jokowi ini.

Bukannya mengurusi masalah yang lebih penting seperti mengurusi kisruh BPJS,  Menteri Kesehatan, Nila Moeloek malah lebih memilih untuk merespons keras pernyatan Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

Seperti diketahui Prabowo dalam pidato Politiknya di JCC, Senin (14/1/2019) bahwa banyak dokter yang bergaji dokter lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan gaji juru parkir mobil.

Menkes malah menunjukkan  bahwa dia "kalah tau" Dari Prabowo soal gaji Dokter.

Menkes mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, gaji untuk dokter program Nusantara Sehat saja bisa mencapai Rp11,2 juta per bulan.

"Gaji saya dokter, tapi lebih besar kok dari juru parkir. Sekarang, tukang parkir berapa sih? Terus kedua, dokter itu selain gaji dia bisa praktik, di tiga tempat lagi. Wah, banyak kolega saya yang gajinya besar, kalau lihat dari pajaknya gede-gede," kata Nila, saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 15 Januari 2019.

"Saya ikut Nusantara Sehat, itu dokter itu sudah Rp11 juta. Kalau saya, spesial ikut kerja yang spesialis di daerah Rp30 juta dari Kementerian Kesehatan doang. Belum dari kabupaten, pemda, belum dia praktik. Makanya, cari pacar dokter aja deh," ungkap Nila.

Sebelumnya, gaji dokter itu disinggung Prabowo dalam pidato kebangsaan yang disampaikannya di Jakarta Convention Center, Senin malam, 14 Januari 2019.

Hal ini menunjukan Menkes selain gagal paham dan tidak mampu memahami maksud pernyataan Prabowo, wawasannya juga sangat terbatas. Karena Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sendiri telah menyebut kebanyakan gaji dokter di Indonesia di bawah Rp 3 juta! Alias sangat kecil.

"Bisa jadi seperti itu, karena saya tidak tahu persis berapa pendapatan (tukang) parkir. Yang saya tahu, dari info yang disampaikan oleh teman-teman dokter di berbagai daerah, masih banyak dokter yang pendapatannya masih di bawah Rp 3 juta," ujar Ketum Pengurus Besar IDI, Dr. Daeng M Faqih kepada wartawan, Senin (14/1/2019).

Faqih mengatakan, mayoritas dokter umum yang masih praktek berada pada golongan III. Para dokter ini, disebut Faqih paling banyak bekerja dengan pengalaman di bawah 5 dan 10 tahun.

"Rata-rata dokter umum yang jadi garda terdepan pelayanan kesehatan adalah golongan III dengan lama kerja paling banyak di bawah 5 tahun dan di bawah 10 tahun," jelasnya.

 Prabowo dalam pidato 'Indonesia Menang', sempat menyinggung jumlah pendapatan dokter di Tanah Air.

"Dokter-dokter harus mendapat penghasilan yang layak. Sekarang banyak dokter-dokter kita gajinya lebih kecil dari tukang jaga parkir mobil," sebut Prabowo di JCC Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019) malam. (Sumber: Detik).

Lihat pernyataan Prabowo, ternyata telah dibenarkan oleh Ketum Pengurus Besar IDI, Dr. Daeng M Faqih yang mengakui bahwa memang  banyak dokter bergaji kecil.

Dengan Gaji (banyak) dokter hanya Rp 3 juta per bulan tentu kalah dengan gaji banyak tukang parkir yang mencapai Rp 3,4 juta, Rp 6 juta dan seterusnya.

Kepala Unit Pelayanan (UP) Perparkiran Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta, Sunardi Sinaga, mengaku dapat menggaji juru parkir sebesar dua kali Upah Minimum Provinsi (UMP) apabila pendapatan parkir sesuai target.

"Pembayaran juru parkir saat ini berdasarkan persentase dari pendapatan operator. Komitmen dari operator, gaji juru parkir dua kali UMP. Tapi dilihat dulu dari pendapatan operator. Hitungannya 70-30 persen. 30 persen untuk pemerintah, 70 untuk operator," ujarnya di Warung Teko, Jalan Boulevard Raya Blok WA, 02/34, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (25/3/2015).

Berdasarkan pendapatan operator sebesar 70 persen tersebut, akan dialokasikan untuk biaya investasi alat, operasional, dan termasuk juga gaji juru parkir.



"Saat ini, pendapatan parkir di Jl. Boulevard Raya diperkirakan sebesar Rp 4,7 juta per hari. Data tersebut sebelum diberlakukan parkir meter. Bahkan untuk Jalan Sabang, Jakarta Pusat, masih belum bisa diberikan gaji dua kali UMP untuk juru parkir sebanyak 40 orang.

"Pendapatan parkir rata-rata per hari sebesar Rp 15 juta dari hasil parkir meter untuk di Jalan Sabang. Makanya belum bisa dua kali UMP untuk para jukir. Kalau jukirnya 20 orang saja baru bisa dua kali UMP. Nah untuk di Jalan Boulevard Raya, kita mendata ada 280 juru parkir. Kalau dgaji dua kali UMP, bisa dibayangkan berapa pendapatan yang harus dihasilkan," terang Sunardi. (Sumber: Tribunnews).

Sejumlah juru parkir di kawasan Sabang, Jakarta Pusat mengaku senang sistem perparkiran di Jalan Sabang kini dikelola Unit Pengelola Perparkiran (UPK) Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Slamet, salah satu juru parkir di kawasan Sabang, mengatakan bahwa saat diambil alih UPK Perpakiran, dia dan juru parkir lainnya mendapatkan upah lebih tinggi dibanding saat perparkiran di bawah PT Mata Elang Biru.

Sebelumnya, para juru parkir merupakan pekerja dari PT Mata Elang Biru. Saat bekerja di bawah PT Mata Elang Biru, para juru parkir mendapatkan gaji sebesar Rp 2,7 juta.

Kini, mereka membawa pulang gaji Rp 3,4 juta sebulan. "Lebih senanglah sekarang. Gaji lebih besar. Kalau dulu 2,7 juta, tapi itu juga enggak dapat full. Paling dapat Rp 2,5 jutaan karena dipotong BPJS," ujar Slamet saat ditemui Kompas.com di lokasi, Selasa (12/12/2017).

Slamet menyampaikan, kini para juru parkir juga bisa mendapatkan cuti tanpa dipotong gaji. Sebelumnya, jika mereka cuti, pihak perusahaan akan memotong gaji mereka Rp 100.000-an.

Juru parkir Sabang lainnya, Ian, menyampaikan hal senada. Ia bersyukur karena tak ada lagi pemotongan gaji, bahkan ketika ia izin sakit.

Dalam sebulan, ia menerima gaji Rp 3,4 juta tanpa dipotong biaya apa pun. "Enggak ada dipotong apa-apa. Bersih dapat segitu," ujar dia. (Sumber: Kompas).

Bahkan gaji juru parkir ternyata bisa jauh lebih besar dari upah minimum provinsi (UMP) di Jakarta. UMP Jakarta sekitar Rp 3 jutaan. Tapi juru parkir masih bisa mengantongi duit dari pengendara mobil ataupun sepeda motor sampai Rp 6 jutaan.

Ini duit yang dikantongi juru parkir resmi lho ya. Mereka yang telah terdaftar di Dinas Perhubungan DKI.

Tugas mereka sebenarnya mengawasi dan mengatur kendaraan yang parkir di kawasan khusus. Terutama yang menggunakan meteran parkir atau alat bayar parkir otomatis.

Namun para tukang parkir ini juga kerap mendapat duit dari pengendara mobil dan sepeda motor tanpa karcis. Artinya, mereka menerima pendapatan tambahan selain gaji pokok dari pemerintah DKI.

Jadi, fakta menunjukkan Gaji Tukang Parkir banyak yang sudah mencapai Rp 3,4 juta, Rp 6 juta, dan seterusnya, dan jelas lebih tinggi dari gaji banyak (tidak semua) dokter yang masih bergaji hanya Rp 3 juta.