Janji Prabowo: Indonesia Swasembada Pangan Dan Tak Ada Rakyat Yang Kelaparan
Selasa, 15 Januari 2019
Faktakini.com, Jakarta -
Calon Presiden Prabowo Subianto berapi-api menyampaikan strateginya di bidang ekonomi untuk membalikkan kondisi RI saat ini yang tidak baik.
"Stratagi apa yang akan kami lakukan bila kami mendapat mandat memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Kami yang akan kami lakukan dengan reorientasi pembangunan pengelolaan Republik Indonesia," kata Prabowo dalam Pidato Kebangsaan dan visi misi Indonesia Menang di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Dalam reorientasi yang dimaksud Prabowo, ada 5 poin utama yang akan dilakukan dalam strategi ekonominya.
"Reorientasi diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan kalau negara swasembada pangan. Kita harus mampu mengatur agar masyarakat Indonesia bisa memproduksi pangannya sendiri. Tidak ada yang boleh kelaparan," tegas dia dalam pidato yang penuh semangat berapi-api.
Kedua, adalah dengan swasembada energi. Menurutnya, bangsa yang kuat adalah bangsa yang bisa menghasilkan energi dari dalam negeri sendiri.
"Tapi yang saya dengar, Tidak lama lagi kita harus impor 100% minyak kalau tidak ada program sedini mungkin, sesegera mungkin," sebut Prabowo.
Ketiga kata Prabowo, Indonesia harus swasembada air. Ia mengutip data PBB yang menyebut bahwa di tahun 2025 akan terjadi krisis air di dunia.
Ia bahkan mengaku mendapat laporan dari masyarakat bahwa saat ini mulai terjadi kesulitan air bersih.
"Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Mereka menyampaikan ke saya, nggak usah kirim kaos, nggak usah kirim baliho, nggak usah kirim spanduk. tolong kirim tangki air," bebernya.
Keempat adalah dengan meningkatkan kualitas lembaga negara. Karena menurut Prabowo, lembaga negara yang kuat akan memastikan berbagai program yang dicanangkan pemerintah berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Terakhir adalah memperkuan intelijen dan angkatan bersenjata nasional.
"Negara yang kokoh membutuhkan angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat, tentara rakyat yang setia pada rakyat Indonesia. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan," tandas dia.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta -
Calon Presiden Prabowo Subianto berapi-api menyampaikan strateginya di bidang ekonomi untuk membalikkan kondisi RI saat ini yang tidak baik.
"Stratagi apa yang akan kami lakukan bila kami mendapat mandat memimpin Indonesia 5 tahun ke depan. Kami yang akan kami lakukan dengan reorientasi pembangunan pengelolaan Republik Indonesia," kata Prabowo dalam Pidato Kebangsaan dan visi misi Indonesia Menang di JCC, Senayan, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Dalam reorientasi yang dimaksud Prabowo, ada 5 poin utama yang akan dilakukan dalam strategi ekonominya.
"Reorientasi diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan kalau negara swasembada pangan. Kita harus mampu mengatur agar masyarakat Indonesia bisa memproduksi pangannya sendiri. Tidak ada yang boleh kelaparan," tegas dia dalam pidato yang penuh semangat berapi-api.
Kedua, adalah dengan swasembada energi. Menurutnya, bangsa yang kuat adalah bangsa yang bisa menghasilkan energi dari dalam negeri sendiri.
"Tapi yang saya dengar, Tidak lama lagi kita harus impor 100% minyak kalau tidak ada program sedini mungkin, sesegera mungkin," sebut Prabowo.
Ketiga kata Prabowo, Indonesia harus swasembada air. Ia mengutip data PBB yang menyebut bahwa di tahun 2025 akan terjadi krisis air di dunia.
Ia bahkan mengaku mendapat laporan dari masyarakat bahwa saat ini mulai terjadi kesulitan air bersih.
"Di Sragen, 1 jam dari Solo, rakyat kesulitan air. Mereka menyampaikan ke saya, nggak usah kirim kaos, nggak usah kirim baliho, nggak usah kirim spanduk. tolong kirim tangki air," bebernya.
Keempat adalah dengan meningkatkan kualitas lembaga negara. Karena menurut Prabowo, lembaga negara yang kuat akan memastikan berbagai program yang dicanangkan pemerintah berjalan dengan baik dan tepat sasaran.
Terakhir adalah memperkuan intelijen dan angkatan bersenjata nasional.
"Negara yang kokoh membutuhkan angkatan perang yang unggul. Tentara yang kuat, tentara rakyat yang setia pada rakyat Indonesia. Bukan karena kita ingin gagah-gagahan," tandas dia.
Sumber: Detik