Jokowi - Ma'ruf Diprediksi Kalah Telak Seperti Mega - Hasyim Di Pilpres 2004

Selasa, 22 Januari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Jangan pernah meragukan warga Nahdlatul Ulama, mereka cerdas. Warga Nahdliyyin tau NU sudah kembali ke khittah 1926, jadi NU tidak berpolitik.

Maka itu beberapa kali Pilpres di Indonesia yang melibatkan pengurus NU, hasilnya selalu jeblok, seperti duet Megawati - KH Hasyim Muzadi, dan Wiranto - KH Sholahuddin Wahid.

Suara kedua paslon tersebut jeblok, bukan karena suara warga NU sedikit, tetapi karena warga NU sadar dan tidak mau NU dijadikan tunggangan politik Capres nantinya.

Hal itu diprediksi juga kembali terjadi di Pilpres 2019. Dimana pasangan Jokowi - Ma'ruf akan mengikuti jejak kekalahan telak Mega - Hasyim dan Wiranto - Gus Sholah.

Hasil memalukan di Pilpres dari pasangan PDIP dan wakil NU, publik bisa menengok pada Pilpres 2004 lalu.

Kala itu Megawati yang juga Ketum PDIP maju Pilpres dengan menggandeng Hasyim Muzadi yang menjabat Ketum PBNU.

Pada 2004, PDIP menimang dua nama yakni Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan Hamzah Haz dan Hasyim. Akhirnya pilihan jatuh ke Hasyim setelah sebelumnya Megawati mengutus petinggi PDIP menemui Kiai Langitan di Tuban, Jawa Timur yakni KH Abdulah Faqih untuk meminta restu.

Akhirnya Megawati dan Hasyim maju, bertarung menghadapi beberapa calon lainnya yakni

1. K. H. Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud Ibrahim, PhD (dicalonkan oleh Partai Kebangkitan Bangsa)

2. Prof. Dr. H. M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudo Husodo (dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional

3. Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar, M.Sc. (dicalonkan oleh Partai Persatuan Pembangunan)

4. Hj. Megawati Soekarnoputri dan K. H. Ahmad Hasyim Muzadi (dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan)

5. Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla (dicalonkan oleh Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia)

6. Dr. H. Wiranto, S.H. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (dicalonkan oleh Partai Golongan Karya)

Namun pasangan KH Abdurrahman Wahid dan Marwah Daud tidak diloloskan oleh KPU dengan alasan kesehatan.

Akhirnya, pertarungan calon di putaran I hanya diikuti 5 pasangan saja.
Pemilu 2004 sendiri berlangsung dua putaran.

Hasil pemungutan suara kala itu, pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan SBY-JK lolos ke putaran kedua dengan perolehan suara masing-masing 31.569.104 26,61% dan 39.838.184 33,57%.

Di putaran kedua, pasangan Megawati-Hasyim Muzadi kalah telak dari pasangan SBY-JK.

Kala itu Mega-Hasyim mendapat perolehan suara 44.990.704 atau 39,38%, sementara SBY-JK 69.266.350 atau 60,62%. Kekalahan itu terhitung telak.