Pidato Di JCC, Prabowo: Intelijen Harus Mencari Data Musuh, Bukan Ulama

Selasa, 15 Januari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyentil kinerja intelijen saat ini yang justru sibuk mencurigai rakyat, bukan mencari informasi dan data dari para musuh negara.

"Intelijen itu tugasnya intelin musuh kita, jangan intelin mantan presiden kita, jangan intelin mantan Ketua MPR kita, jangan intelin ulama-ulama kita," sindir Prabowo dalam pidato kebangsaan bertajuk "Indonesia Menang" yang bertempat di Plenary Hall, JCC, Senayan pada Senin (14/1/2019).

Prabowo mengaku mendapatkan informasi bahwa fungsi intelijen kurang maksimal karena mereka tidak menjalankan tupoksi sebagaimana mestinya. Maka dari itu, ia menginginkan adanya penguatan keamanan baik dari TNI, Polri, dan BIN.

"Kita inginkan para hakim yang kredibel, aparat kepolisian yang berkualitas, dan prajurit TNI yang mengabdikan dirinya bagi negara. Maka keadilan dan keamanan bangsa ini akan terjaga," paparnya.

Prabowo juga mengungkapkan bagaimana kondisi pertahanan Indonesia yang sudah mulai rapuh.

Hal ini ia cerminkan dari mulai menurunnya anggaran bagi Kementerian Pertahanan untuk memperkuat alutsista mereka.

"Ini bukan kata Prabowo, tapi data dari Kementerian Pertahanan. Jika Indonesia terlibat perang, paling kuat kita hanya bertahan selama tiga hari karena kurangnya peralatan tempur kita," ungkapnya.

Sumber: dakta.com