Prabowo - Sandi Menang: Perut Kenyang, Swasembada Pangan Dengan 2 Juta Hektare Lahan Baru

Rabu, 2 Januari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Insya Allah Swasembada Pangan yang gagal diraih oleh rezim penguasa saat ini, berhasil diwujudkan oleh Prabowo - Sandi.

Kubu calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno membangkitkan kembali frasa 'swasembada pangan' yang sempat populer pada dekade 1980-an di bawah rezim Orde Baru.

Prabowo saat pidato pada deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi (Koppasandi) di Jakarta, Minggu (4/11), mengutarakan niat mewujudkan swasembada pangan seperti dicapai rezim Orba tahun 1984.

Rencana Prabowo tersebut disambut oleh Titiek Soeharto, mantan istrinya yang juga putri pemimpin Orde Baru Presiden ke-2 RI Soeharto. Saat berkampanye untuk Prabowo-Sandi, Rabu pekan lalu, Titiek mengkritisi program pangan pemerintahan saat ini.

Tutiek menyatakan prestasi swasembada pangan era Soeharto dapat terulang bila Indonesia dipimpin Prabowo-Sandiaga.

Nostalgia swasembada pangan itu sontak ramai diperbincangkan di ruang publik. Ada yang menganggap rencana tersebut cenderung utopis. Sementara tim pemenangan Prabowo-Sandi menyebut hal itu realistis.

"Kami tidak berjanji seperti janji yang tidak masuk akal dan tidak ditepati seperti yang dilakukan Pak Jokowi empat tahun lalu terkait setop Impor," kata Koordinator Juru Bicara tim Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak kepada CNNIndonesia.com.

Iktikad Prabowo menerapkan swasembada pangan sebenarnya bukan barang baru. Rencana itu sudah termaktub dalam Visi Misi Empat Pilar Menyejahterakan Indonesia Adil Makmur yang diunggah di laman resmi KPU sejak September lalu.

Dalam bagian Pilar Kesejahteraan Rakyat poin 9, Prabowo-Sandi bertekad membangun ketersediaan pangan, energi, dan gizi. Kemudian dipertegas di bagian Program Aksi Kesejahteraan Rakyat poin 25.

"Mewujudkan swasembada pangan dengan mencetak 2 juta hektare lahan baru bagi peningkatan produksi pangan, terutama beras, jagung, sagu, kedelai, dan tebu," mengutip Program Aksi Kesejahteraan Rakyat poin 25 visi dan misi Prabowo Sandi yang diunggah di laman resmi KPU.

Upaya mengulang swasembada pangan seperti Orde Baru mendapat peringatan dari juru kampanye nasional pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Eva Kusuma Sundari.

Menurut Eva, program swasembada pangan era Soeharto lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Salah satunya karena dilakukan di bawah tekanan rezim yang otoriter.

"Ada plusnya. Tapi, banyak minusnya karena dilakukan di bawah todongan senjata. Swasembada beras tapi tidak sustainable (berkelanjutan)," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com.

Kelemahan lain adalah swasembada pangan era Orde Baru dimaknai secara sempit hanya sebagai swasembada beras. Padahal, menurut Eva, swasembada pangan tak melulu soal beras. Ada banyak bahan pangan lain yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

"Kan, masih ada bahan pangan non beras lain, seperti jagung, ubi, dan lainnya tak masuk (program itu)," ucap dia.

Eva menyatakan program itu lantas berdampak pada ketahanan pangan nonberas di Indonesia semakin memburuk karena masyarakat dipaksa untuk menanam beras.

Selain itu, ia menyebut kebijakan itu didanai utang luar negeri yang cukup besar, sehingga Pemerintah Indonesia masih harus menanggungnya sampai saat ini.

"Dalam swasembada yang menyebabkan ketahanan pangan non-beras jadi ambruk karena semua lahan dan penduduk di-beras-kan," kata Eva.

Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengatakan swasembada pangan adalah program yang ditempuh untuk merealisasikan visi dan misi secara umum.

Prabowo-Sandi mengusung visi mewujudkan Indonesia adil, makmur, bermartabat, relijius, dan berdaulat di bidang politik. Indonesia, dalam pandangan Prabowo, juga mesti berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian nasional yang kuat di bidang budaya. Negara harus menjamin kehidupan yang rukun tanpa memandang suku, agama, latar belakang sosial dan rasnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sementara misi Prabowo-Sandi, khususnya pada poin 1 adalah membangun perekonomian nasional yang adil, makmur, berkualitas, dan berwawasan lingkungan. Semua itu akan diterapkan berdasarkan kepentingan rakyat melalui jalan politik-ekonomi sesuai Pasal 33 dan 34 UUD 1945.

"Swasembada pangan sifatnya sudah programatis, bukan visi misi yang sifatnya normatif. Program aksi pasangan Prabowo Sandi bisa diakses secara terbuka," ujar Ferry.

Dalam poin 23 dokumen visi dan misi, Prabowo-Sandi akan mencetak 2 juta hektare lahan baru untuk meningkatkan produksi pangan seperti beras, jagung, sagu, kedelai, dan tebu. Langkah lain yang akan dijalankan diatur di bagian Program Aksi Ekonomi.

Ada beberapa butir program Prabowo-Sandi yang menunjang swasembada pangan. Misalnya pada butir 1 Program Aksi Ekonomi, Prabowo-Sandi berencana menerbitkan kebijakan subsidi yang mendorong kemampuan produksi.

Pembangunan infrastruktur pertanian di pedesaan juga akan digalang untuk menunjang peningkatan produksi. Kemudian pada butir 5, Prabowo-Sandi berencana menerapkan inovasi digital farming untuk meningkatkan produktivitas. "Sekaligus mendorong minat generasi muda dalam bidang pertanian," mengutip butir 5 Program Aksi Ekonomi Visi Misi Prabowo-Sandi yang diunggah di laman KPU.

Prabowo-Sandi, merujuk butir 9 Program Aksi Ekonomi, akan meningkatkan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian. Bidang kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, UMKM, koperasi, pariwisata dan ekonomi kreatif termasuk juga di dalamnya.

Lalu kemudahan petani dalam menjalan proses produksi juga turut diperhatikan. Prabowo-Sandi akan mendirikan Bank Tani. Nantinya, Bank Tani itu akan diintegrasikan dengan financial technology (fintech). "Untuk mendorong penyaluran kredit bagi petani, peternak, nelayan, UMKM, dan pedagang tradisional lainnya," mengutip bunyi butir 12 bagian Program Aksi Ekonomi.

Sumber: CNNI