Tak Tanggung-Tanggung! Timses Prabowo - Sandiaga Minta Format Debat Tarung Bebas
Selasa, 22 Januari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Tak tanggung-tanggung, Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandiaga mengusulkan format debat 'free fight' atau tarung bebas, pada penyelenggaraan debat pilpres putaran kedua.
Usulan itu bertujuan, agar masing-masing calon presiden bisa mengungkapkan gagasan besarnya kepada publik.
Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso mengatakan, usulan format debat tarung bebas itu sudah diusulkan dalam rapat bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang dihadiri tim dari masing-masing capres.
"Saya sampaikan jika dipandang perlu, kami menawarkan format debat free fight atau tarung bebas, tetapi dalam koridor aturan yang memungkinkan moderator untuk memimpin perdebatan," kata Priyo di Media Canter Prabowo -Sandiaga, Jakarta Selatan, Selasa 22 Januari 2019.
Priyo mengatakan, format debat tersebut juga akan membuat moderator dituntut menguji nyali dan keahliannya, untuk menggali, dan mengeksplorasi gagasan besar dari kedua pemimpin.
"Dengan demikian, akan keluar ide murni dan asli pada saat itu, dari gagasan besar kedua calon pemimpin besar ini. Dengan demikian, bisa dihindari calon siapapun tertangkap kamera memegang contekan," ujar Priyo.
Usulan itu juga diungkapkan oleh tim Prabowo-Sandiaga, setelah debat pilpres putaran pertama pekan lalu menuai kritik dan komentar luas di media sosial, terutama soal salah satu pihak yang membawa contekan saat debat berlangsung.
"Format debat ini adalah untuk menjawab keraguan beberapa pihak, termasuk kemungkinan ada yang tertangkap bawa contekan. Ini kan, debat pemimpin besar dari negeri majemuk. Tidak enak dilihat tertangkap ada calon pemimpin yang membaca contekan," kata dia.
Meski begitu, Sekjen Partai Berkarya itu mengatakan bahwa format tersebut masih berupa usulan dan menjadi kewenangan KPU untuk memutuskan. Pihaknya juga sudah memberikan beberapa model debat di belahan dunia lain, salah satunya di Amerika Serikat, saat debat pilpres antara Hillary Clinton versus Donald Trump.
"Jadi, kita lihat ada sisi apa yang bisa memperkaya kita. Yang pasti, tarung bebas tadi dalam khasanah koridor yang disetujui dan KPU silakan cari gelanggang yang paling mungkin untuk para pemimpin bisa eksplorasi," kata politikus berusia 52 tahun itu.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Tak tanggung-tanggung, Badan Pemenangan Nasional atau BPN Prabowo-Sandiaga mengusulkan format debat 'free fight' atau tarung bebas, pada penyelenggaraan debat pilpres putaran kedua.
Usulan itu bertujuan, agar masing-masing calon presiden bisa mengungkapkan gagasan besarnya kepada publik.
Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso mengatakan, usulan format debat tarung bebas itu sudah diusulkan dalam rapat bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang dihadiri tim dari masing-masing capres.
"Saya sampaikan jika dipandang perlu, kami menawarkan format debat free fight atau tarung bebas, tetapi dalam koridor aturan yang memungkinkan moderator untuk memimpin perdebatan," kata Priyo di Media Canter Prabowo -Sandiaga, Jakarta Selatan, Selasa 22 Januari 2019.
Priyo mengatakan, format debat tersebut juga akan membuat moderator dituntut menguji nyali dan keahliannya, untuk menggali, dan mengeksplorasi gagasan besar dari kedua pemimpin.
"Dengan demikian, akan keluar ide murni dan asli pada saat itu, dari gagasan besar kedua calon pemimpin besar ini. Dengan demikian, bisa dihindari calon siapapun tertangkap kamera memegang contekan," ujar Priyo.
Usulan itu juga diungkapkan oleh tim Prabowo-Sandiaga, setelah debat pilpres putaran pertama pekan lalu menuai kritik dan komentar luas di media sosial, terutama soal salah satu pihak yang membawa contekan saat debat berlangsung.
"Format debat ini adalah untuk menjawab keraguan beberapa pihak, termasuk kemungkinan ada yang tertangkap bawa contekan. Ini kan, debat pemimpin besar dari negeri majemuk. Tidak enak dilihat tertangkap ada calon pemimpin yang membaca contekan," kata dia.
Meski begitu, Sekjen Partai Berkarya itu mengatakan bahwa format tersebut masih berupa usulan dan menjadi kewenangan KPU untuk memutuskan. Pihaknya juga sudah memberikan beberapa model debat di belahan dunia lain, salah satunya di Amerika Serikat, saat debat pilpres antara Hillary Clinton versus Donald Trump.
"Jadi, kita lihat ada sisi apa yang bisa memperkaya kita. Yang pasti, tarung bebas tadi dalam khasanah koridor yang disetujui dan KPU silakan cari gelanggang yang paling mungkin untuk para pemimpin bisa eksplorasi," kata politikus berusia 52 tahun itu.
Sumber: Viva