Dahsyat! Mien Uno Tantang Pemfitnah Sandi Temui Langsung Dirinya, Netizen: Buzzer Mana Berani, Bu!

Senin, 11 Februari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Para buzzer alias penjahat medsos yang gencar mengarang hoax dan menebar fitnah terhadap Cawapres Milenial Sandiaga Uno pasti pasti tak ada satupun yang berani meladeni tantangan Hajjah Mien Uno, Ibunda Sandi.

Hajjah Mien Uno mengaku sedih ada pihak yang tak bertanggung jawab yang selalu menebarkan hoax dan fitnah bahwa anaknya kerap bersandiwara.

Dengan tegas Mien Uno pun menantang pihak-pihak yang menyebut 'Sandiwara Uno' untuk berhadapan langsung dengannya dan meminta maaf.

"Jadi kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tapi yang sakit hati itu ibunya," ujar Mien Uno di Media Center Prabowo Subianto-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).

"Saya ingin berhadapan dengan orang itu untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi. Jadi sekarang, kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno, dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik Mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" tantangnya secara terbuka.

Bunda Mien mengaku sedih setiap kali pihak haters itu mencemooh Sandi tentang apa yang dikatakan dan dilakukan sang putra.

Apapun yang dilakukan oleh Sandi, mereka langsung memproduksi hoax bahwa segala yang dilakukan oleh si tampan Sandi itu hanyalah rekayasa dan kebohongan.

Mien Uno pun secara tegas mengatakan bahwa apa yang dituduhkan kepada Sandiaga adalah sesuatu yang tidak benar, semuanya hanyalah dusta belaka.

"Saya sedih banget sebagai orang tua yang melihat keadaan yang terus-menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang tidak benar," tutur Mien.

Mien menegaskan selalu mendidik Sandi sesuai dengan agama dan kearifan yang berlaku di Indonesia. Ia memuji sikap Sandiaga yang tak pernah marah meski kerap dituding bersandiwara.

"Nah, banyak yang mengatakan Mas Sandi itu kok sabar amat, ya? Dikata-katain sama orang dia cuma senyum. Nah, itu ada aturannya sebetulnya, yaitu landasannya adalah etika. Etika adalah aturan emas. Landasannya adalah moral," ungkap Mien.

Para buzzer mulai gencar menebar hoax "Sandiwara Uno" Disinyalir karena terus meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi, terutama karena pesona Sandi yang sangat disukai oleh kalangan Emak-Emak.

Serangan hoax para pembenci Sandi itu misalnya saat Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).

Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.

Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.

Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.

Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.

Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.

Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.

Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.

Kemudian, para pendukung dan buzzer paslon petahana itu kembali menebarkan hoax yang mereka beri judul 'Sandiawara Uno' setelah viralnya video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat.

Para penjahat Medsos itu menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.

Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN.

Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.

Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Sulawesi Selatan.

Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa  pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.

Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.

Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.

Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.

Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.

"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.

"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.

Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.

Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.

"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.

Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.