Data Jokowi Sangat Ngawur Di Debat Kedua, Swing Voter Pilih Prabowo - Sandi

Senin, 18 Februari 2019

Faktakini.com

Sebaiknya TKN segera klarifikasi data2 berikut  ini agar tidak menimbulkan polemik.
------------------------------------
COPAS:

KEKACAUAN DATA PETAHANA.

Petahana (Capres 01) menyampaikan beberapa data pada Debat Kedua Capres :

1. Tahun 2018 total impor jagung 180.000 Ton, padahal data sahih menunjukkan impor jagung semester 1 saja 331.000 Ton dan Total impor jagung tahun 2018 sebesar 737.228 Ton.

2. Petahana  menyampaikan total produksi beras Tahun 2018 sebesar 33 juta Ton dan Total Konsumsi 29 juta ton, padahal data yang benar adalah data konsumsi beras nasional 2018 sebesar 33 Juta Ton dan Data produksi plus impor sebesar 46,5 juta Ton.

3. Petahana menyatakan telah membangun lebih dari 191.000 KM jalan desa, padahal itu adalah total jalan desa yang dibangun sejak Indonesia merdeka, sejak jaman Presiden Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi.  Mengapa diklaim semuanya tanpa sisa?

4. Petahana  menyatakan bahwa kolam bekas galian tambang sebagian telah dialih-fungsikan diantaranya untuk kolam ikan, padahal berbagai literatur menunjukkan bahwa area bekas tambang tidak bisa digunakan untuk apapun, karena terpapar radiasi, itu kolam di daerah tambang yang mana? bisa tunjukkan?

5. Petahana menyatakan telah membangun infrastruktur internet jaringan 4G 100 persen di Barat, 100 persen di tengah dan 90 persen di timur, Padahal data menunjukkan kurang dari 20 persen kabupaten dan kota bisa mengakses signal 4G, itu data dari mana? Pak Rudiantara? yang gaji kamu siapa?

6. Akses internet sudah sampai ke desa-desa, banyak produk pertanian memiliki market place sehingga mendapat harga yang bagus karena memotong rantai distribusi.  itu dapat informasi darimana dan dari siapa? karena dari keseluruhan market place online produk pertanian kurang dari 1 persen dan sisanya 99 persen offline, itupun harga jual ditingkat perani rata-rata hanya 10 persen dari BEP bahkan ketika panen raya harga jatuh menjadi kurang dari 50 persen BEP.

7. Petahana tidak bisa membedakan status kepemilikan tanah, antara HGU dan SHM, terjadi kekacauan pemahaman, apakah Menyeri Agraria tidak memberikan informasi dan brief yang cukup tentang status jepemilikan tanah Prabowo di Kaltim dan Aceh?

8. Petahana mengklaim bahwa pemerintah memenangkan gugatan 18-19 Triliun akibat kerusakan lahan, namun greenpeace meluruskan bahwa tak satupun dari gugatan itu dibayarkan.  Lalu bagaimana dengan kerusakan lingkungan freeport senilai 185 Triliun? apakah sudah digugat?

9. Petahana  menyatakan bahwa di negara maju butuh 10-20 tahun untuk memindahkan masyarakat dari mobil ke LRT/MRT, bisa disebutkan itu di negara mana? Jika butuh 10-20 tahun dan pembiayaan dengan hutang bagaimana status pembayarannya? kapan BEP? dan bagaimana kondisi LRT/MRT setelah 10-20 tahun?

10. Petahana  menyatakan bahwa impor dilakukan untuk cadangan pangan, padahal overstock, bagaimana business processnya? lalu dikemanakan hasil impor sebanyak itu? operasi pasar? atau bagaimana?  Lalu bagaimana dengan impor daging yang menggila? bahkan dilakukan dari India yang belum bebas Penyakit Mulut dan Kuku yang justru berbahaya bagi masyarakat yang mengkonsumsi? kalu kenapa impor garam dan ikan juga?
11. Petahana  menyatakan sejak 2015 tidak pernah terjadi kebakaran hutan, padahal data menunjukkan bahwa pada tahun 2016-2018 telah terjadi kebakaran lebih dari 30.000 hektar lahan hutan.  Apakah Menteri Kehutanan tidak menginformasikan ini?

Bagaimana bisa sebagai Presiden  Petahana kacau dalam hal data? dan kekacauannya sangat fatal.  Padahal seorang Presiden seharus mempunyai data yang justru lebih valid dari siapapun karena dia menguasai seluruh akses data.