Desy Ratnasari BPN: Kami Sesalkan PKH Program SBY Diklaim Prestasi Jokowi

Selasa, 26 Februari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Desy Ratnasari, menyesalkan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diklaim hanya sebagai prestasi presiden petahana Joko Widodo. Menurutnya, Presiden Jokowi tidak jujur karena mengklaim prestasi tersebut.

Awalnya, Desy bercerita mengenai kunjungan kerjanya di salah satu provinsi.

Dalam kunjungan itu, warga diminta mengucapkan testimoni terima kasih kepada Jokowi dalam bentuk video.

Padahal, menurutnya, program tersebut sudah dicanangkan sejak zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kejujurannya, program PKH adalah program yang sudah dicanangkan di tahun 2007, di zaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jadi claiming itu, menurut saya adalah ketidakjujuran," kata Desy, selaku jubir BPN Prabowo-Sandi bidang Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan, dalam diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jl Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/2/2019).

Dia mengatakan tidak jadi masalah jika video tersebut untuk mempromosikan Jokowi di pilpres. Namun, yang Desy sesalkan, seharusnya poin testimoni warga itu juga menyebutkan prestasi Komisi VIII DPR juga.

"Saya bilang nggak apa kalau testimoni itu harus dibuat dan diperlombakan, yang akan diumumkan bulan Maret, tapi saya minta, saya minta, tapi ada juga poin ucapan terima kasih pada seluruh anggota Komisi VIII yang sudah menyetujui anggaran tambahan program harapan. Karena 10 fraksi, termasuk kami, PKS, PAN, Gerindra, menyetujui di dalamnya walaupun kami nggak mendukung Joko Widodo saat ini, itu baru jujur," jelas anggota Komisi VIII DPR itu.

"Jadi kalau nggak ada kami yang menyetujui anggaran dinaikkan 10 juta tambahan program PKH, itu nggak akan berjalan, nah itu kejujuran melalui kampanye claiming program ini, program Pak Jokowi dan harus buat testimoni," tambah Desy.

Atas dasar itulah politikus PAN ini menilai Jokowi tidak jujur. Desy juga berharap kampanye dilakukan dengan cara sehat.

"Dan ini menurut saya, selain memunculkan ketidakjujuran, juga munculkan pemikiran pendapat saya bahwa kenapa kita harus berikan sebuah pernyataan yang menghina nalar cerdas dari masyarakat Indonesia, kan tujuan Indonesia dibentuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kalau gitu kita ajak masyarakat kita pinter, bukan hanya bagi-bagi saja," sebutnya.

Foto: Desy Ratnasari

Sumber: Detik