Ditantang Temui Mien Uno Tak Ada Yang Berani, Bukti Sandi Korban Fitnah Keji Buzzer
Selasa, 12 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Ibu kandung Sandiaga Uno, Hajjah Mien Uno bercerita soal Sandi dan caranya mendidik Calon Wakil Presiden nomor urut 02 itu.
Mien mengaku selalu mendidik anaknya sesuai dengan nilai agama dan kearifan lokal yang berlaku di Indonesia. Seperti nilai integritas, kejujuran, dan etika, agar menghormati orang lain.
"Mas Sandi itu saya didik, memang sesuai dengan aturan dan apa-apa yang saya telah terima pada waktu saya kecil. Orangtua saya, kebetulan dua-duanya guru, jadi saya mendidik sesuai dengan aturan," ujar Mien Uno, saat diskusi di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, Senin 11 Februari 2019.
Karenanya, kata Mien, dia tidak heran dengan sikap Sandi yang tidak pernah membalas setiap fitnah atau kabar negatif yang dialamatkan kepada Sandiaga di masa pilpres saat ini.
"Banyak yang mengatakan, mas Sandi itu kok sabar amat yah? Dikata-katain sama orang, dia cuma senyum. Nah, itu ada aturannya. Sebetulnya, yaitu landasannya adalah etika. Etika adalah aturan emas dan landasannya adalah moral," ungkap Mien.
Meski anaknya yang maju sebagai kandidat Wapres 2019 ini, memilih tidak membalas menyerang kepada pihak yang memfitnahnya, namun sebagai seorang ibu yang melahirkan Sandi, Mien tak menampik kadang merasa sakit hati. Apalagi, terkait narasi 'Sandiwara Uno' yang disemarkan ke Sandi dan dianggapnya sebagai sesuatu yang mustahil dilakukan Sandi.
"Jadi, kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tetapi yang sakit hati itu ibunya," kata Mien sambil berkaca-kaca.
Perempuan 78 tahun itu pun menyebutkan, dia ingin sekali menjelaskan kepada pihak yang telah memfitnah anaknya tentang sosok Sandi yang telah dibesarkan dengan nilai-nilai jauh dari dari kebohongan dan kebencian.
"Saya ingin berhadapan dengan orang itu untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi. Jadi, sekarang kalau ada orang yang mengatakan itu ‘Sandiwara Uno’ harus minta maaf kepada ibu yang melahirkan dan mendidik mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" kata Mien.
"Saya sedih banget sebagai orangtua yang melihat keadaan yang terus-menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang tidak benar," lanjut perempuan bernama asli Rachmini Rachman Uno.
Tiga fitnah terakhir terhadap Sandi sang Cawapres Milenial itu adalah tentang video pertemuannya dengan Drijon Sihotang, Ibu Imas Siti Masitoh dan Ilyas Daeng Ila.
1. Drijon Sihotang
Serangan hoax para pembenci Sandi itu misalnya saat Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).
Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.
Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.
Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.
Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.
Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.
Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.
Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.
2. Imas Siti Masitoh
Video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat viral di media sosial.
Para penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.
Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN.
Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.
3. Ilyas Daeng Ila
Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Sulawesi Selatan.
Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.
Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.
Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.
Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.
Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.
"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.
"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.
Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.
Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.
"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.
Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Ibu kandung Sandiaga Uno, Hajjah Mien Uno bercerita soal Sandi dan caranya mendidik Calon Wakil Presiden nomor urut 02 itu.
Mien mengaku selalu mendidik anaknya sesuai dengan nilai agama dan kearifan lokal yang berlaku di Indonesia. Seperti nilai integritas, kejujuran, dan etika, agar menghormati orang lain.
"Mas Sandi itu saya didik, memang sesuai dengan aturan dan apa-apa yang saya telah terima pada waktu saya kecil. Orangtua saya, kebetulan dua-duanya guru, jadi saya mendidik sesuai dengan aturan," ujar Mien Uno, saat diskusi di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, Senin 11 Februari 2019.
Karenanya, kata Mien, dia tidak heran dengan sikap Sandi yang tidak pernah membalas setiap fitnah atau kabar negatif yang dialamatkan kepada Sandiaga di masa pilpres saat ini.
"Banyak yang mengatakan, mas Sandi itu kok sabar amat yah? Dikata-katain sama orang, dia cuma senyum. Nah, itu ada aturannya. Sebetulnya, yaitu landasannya adalah etika. Etika adalah aturan emas dan landasannya adalah moral," ungkap Mien.
Meski anaknya yang maju sebagai kandidat Wapres 2019 ini, memilih tidak membalas menyerang kepada pihak yang memfitnahnya, namun sebagai seorang ibu yang melahirkan Sandi, Mien tak menampik kadang merasa sakit hati. Apalagi, terkait narasi 'Sandiwara Uno' yang disemarkan ke Sandi dan dianggapnya sebagai sesuatu yang mustahil dilakukan Sandi.
"Jadi, kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tetapi yang sakit hati itu ibunya," kata Mien sambil berkaca-kaca.
Perempuan 78 tahun itu pun menyebutkan, dia ingin sekali menjelaskan kepada pihak yang telah memfitnah anaknya tentang sosok Sandi yang telah dibesarkan dengan nilai-nilai jauh dari dari kebohongan dan kebencian.
"Saya ingin berhadapan dengan orang itu untuk mengatakan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu yang memang benar terjadi. Jadi, sekarang kalau ada orang yang mengatakan itu ‘Sandiwara Uno’ harus minta maaf kepada ibu yang melahirkan dan mendidik mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?" kata Mien.
"Saya sedih banget sebagai orangtua yang melihat keadaan yang terus-menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang tidak benar," lanjut perempuan bernama asli Rachmini Rachman Uno.
Tiga fitnah terakhir terhadap Sandi sang Cawapres Milenial itu adalah tentang video pertemuannya dengan Drijon Sihotang, Ibu Imas Siti Masitoh dan Ilyas Daeng Ila.
1. Drijon Sihotang
Serangan hoax para pembenci Sandi itu misalnya saat Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).
Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.
Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.
Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.
Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.
Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.
Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.
Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.
2. Imas Siti Masitoh
Video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat viral di media sosial.
Para penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.
Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN.
Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.
3. Ilyas Daeng Ila
Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Sulawesi Selatan.
Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.
Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.
Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.
Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.
Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.
"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.
"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.
Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.
Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.
"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.
Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.
Sumber: Viva