Elektabilitas Mangkrak, Buzzer Kurangi Foto Jokowi Lalu Viralkan Foto Cucunya?
Rabu, 6 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Bukan tanpa sebab para pendukung, jaringan medis dan Buzzer pro paslon Petahana dalam beberapa minggu terakhir ini mendadak mengurangi foto-foto Capres Petahana, dan terus berusaha memviralkan foto cucu beliau.
Hal ini diduga karena elektabilitas Paslon Petahana saat ini mangkrak, dan sebentar lagi diprediksi akan disusul dan jauh dilewati oleh Prabowo - Sandi.
Disinyalir upaya yang mereka lakukan untuk menahan laju meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun sangat meyakini elektabilitas capresnya sudah menyalip pasangan Petahana.
Timses pasangan nomor urut 02 yakin elektabilitas Jokowi akan tertinggal jauh 2 bulan ke depan.
"(Elektabilitas) Sudah mulai crossing. Dan kami yakin 2 bulan ini Jokowi tertinggal jauh," kata Jubir BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat dihubungi, Ahad (3/2/2019).
Dahnil mengatakan, elektabilitas capres - cawapresnya terus meningkat. Itu sebabnya, kata Dahnil, Jokowi menunjukkan pernyataan menyerang.
"Makanya beliau kelihatan totally offensive," terangnya.
Selain dengan melancarkan serangan membabi buta seperti tuduhan Propaganda Rusia dan sejenisnya, mereka juga coba melakukan upaya lain, yaitu dengan mengurangi foto Capres Petahana.
Itu karena daya tarik nya sudah sangat rendah, maka itu kini mereka terus berusaha memviralkan foto cucu beliau secara masif.
Bahkan lebih parah lagi mereka juga berusaha menebar isu bahwa kubu Prabowo - Sandi telah menyerang sang cucu nan lucu dan tak berdosa itu, dengan harapan masyarakat akan antipati terhadap kubu Prabowo - Sandi.
Kalau kita flashback ke belakang, SBY saat menjadi Presiden dulu tidak pernah memblow up cucu-cucunya di depan media.
Karena SBY telah rapi membagi waktu antara sedang bertugas dan waktu untuk bersantai bersama keluarga.
Dulu saat pak SBY bersantai bersama cucunya pun jarang diliput media, paling diupload di akun medsos milik ibu Ani, Sehingga masyatakat pun sangat menaruh respect pada SBY.
Saat Pilpres 2009, cucu SBY nah lucu menggemaskan, Almira Tunggadewi pun tak pernah beliau tonjol- tonjolkan, karena saat itu elektabilitas SBY sungguh mantap - lancar - jaya.
Sehingga SBY pun rajai Pilpres 2009 dengan mengalahkan Capres asal PDIP Megawati Soekarnoputri secara telak. Berbeda dengan Capres Petahana saat ini yang elektabilitasnya sangat tidak aman.
Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda dalam salah satu kesempatan pernah menyatakan, ekploitasi anak-anak di bawah umur untuk kepentingan politik dapat diancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Hal ini sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Pada pasal 87 UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa adanya eksploitasi anak-anak untuk kepentingan politik dapat diancam hukuman penjara maksimal lima tahun," kata Erlinda.
Faktakini.com, Jakarta - Bukan tanpa sebab para pendukung, jaringan medis dan Buzzer pro paslon Petahana dalam beberapa minggu terakhir ini mendadak mengurangi foto-foto Capres Petahana, dan terus berusaha memviralkan foto cucu beliau.
Hal ini diduga karena elektabilitas Paslon Petahana saat ini mangkrak, dan sebentar lagi diprediksi akan disusul dan jauh dilewati oleh Prabowo - Sandi.
Disinyalir upaya yang mereka lakukan untuk menahan laju meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun sangat meyakini elektabilitas capresnya sudah menyalip pasangan Petahana.
Timses pasangan nomor urut 02 yakin elektabilitas Jokowi akan tertinggal jauh 2 bulan ke depan.
"(Elektabilitas) Sudah mulai crossing. Dan kami yakin 2 bulan ini Jokowi tertinggal jauh," kata Jubir BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, saat dihubungi, Ahad (3/2/2019).
Dahnil mengatakan, elektabilitas capres - cawapresnya terus meningkat. Itu sebabnya, kata Dahnil, Jokowi menunjukkan pernyataan menyerang.
"Makanya beliau kelihatan totally offensive," terangnya.
Selain dengan melancarkan serangan membabi buta seperti tuduhan Propaganda Rusia dan sejenisnya, mereka juga coba melakukan upaya lain, yaitu dengan mengurangi foto Capres Petahana.
Itu karena daya tarik nya sudah sangat rendah, maka itu kini mereka terus berusaha memviralkan foto cucu beliau secara masif.
Bahkan lebih parah lagi mereka juga berusaha menebar isu bahwa kubu Prabowo - Sandi telah menyerang sang cucu nan lucu dan tak berdosa itu, dengan harapan masyarakat akan antipati terhadap kubu Prabowo - Sandi.
Kalau kita flashback ke belakang, SBY saat menjadi Presiden dulu tidak pernah memblow up cucu-cucunya di depan media.
Karena SBY telah rapi membagi waktu antara sedang bertugas dan waktu untuk bersantai bersama keluarga.
Dulu saat pak SBY bersantai bersama cucunya pun jarang diliput media, paling diupload di akun medsos milik ibu Ani, Sehingga masyatakat pun sangat menaruh respect pada SBY.
Saat Pilpres 2009, cucu SBY nah lucu menggemaskan, Almira Tunggadewi pun tak pernah beliau tonjol- tonjolkan, karena saat itu elektabilitas SBY sungguh mantap - lancar - jaya.
Sehingga SBY pun rajai Pilpres 2009 dengan mengalahkan Capres asal PDIP Megawati Soekarnoputri secara telak. Berbeda dengan Capres Petahana saat ini yang elektabilitasnya sangat tidak aman.
Anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda dalam salah satu kesempatan pernah menyatakan, ekploitasi anak-anak di bawah umur untuk kepentingan politik dapat diancam hukuman maksimal lima tahun penjara. Hal ini sesuai Undang-Undang Perlindungan Anak.
"Pada pasal 87 UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa adanya eksploitasi anak-anak untuk kepentingan politik dapat diancam hukuman penjara maksimal lima tahun," kata Erlinda.