Gilas Fitnah Buzzer Soal Petani Bawang, Sandi: Jangan Suudzon, Ini Zaman Digital Penuh Transparansi
Rabu, 13 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno dengan tegas membantah keras semua fitnah dan hoax yang disebarkan oleh para buzzer dan pembenci dirinya.
Termasuk Sandi menegaskan dengan sekeras-kerasnya bahwa sesi curhatnya bersama petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, bernama Subkhan bukanlah rekayasa.
Sandi mengatakan merekayasa suatu peristiwa hanya akan merugikan dirinya.
"Pertama-tama yang menjadi fakta bahwa yang dituduhkan itu tidak betul. Semua mulai dari Fadli Zon, yang ada di Sumut, sampai manusia berlumpur di Makassar, Pak Subkhan semua terbukti memang orangnya ada," ujar Sandiaga di Jalan Hang Tuah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).
"Kalian banyak yang ikut kegiatan saya. Akan sangat berbahaya kalau direkayasa. Karena lihat saja semuanya ada, bawa HP. Mereka akan bisa menangkap. Jangan yang macam-macamlah sekarang. Pencitraan itu boleh, tapi nggak akan bisa escape, nggak akan bisa lari pada sesuatu yang bisa terjadi," imbuhnya.
Sandiaga mengatakan, di era digital seperti saat ini, rekam jejak seseorang mudah dicari tahu. Akan sulit bagi pihaknya untuk merekayasa suatu peristiwa yang melibatkan banyak orang.
"Zaman sekarang zaman yang teknologi digital yang penuh transparansi udah nggak akan mungkin rekayasa-rekayasa," kata Sandiaga.
Eks Wagub DKI itu juga menegaskan Subkhan merupakan sosok yang nyata. Sandiaga pun khawatir pihak lawannya justru gagal fokus terhadap pribadi Subkhan, bukan malah pada isu yang disampaikan petani bawang itu.
"Dan saya khawatir sekali elite kita bukannya menangkap apa yang menjadi esensi yang disampaikan oleh Pak Subkhan tapi meng-attack, menyerang pribadinya Pak Subkhan sendiri. Ini yang saya khawatir menjadi tren menjauhkan elite dengan masyarakat. Elite itu harus dengar apa yang dikatakan masyarakat, dan jangan berpretensi oh bohong, dia dulu siapa," tutur pasangan capres Prabowo Subianto ini.
"Jadi dicurigai dulu, suudzon dulu. Kalau saya husnudzon. Saya lihat semua itu dari mata yang positif, membangun positif.... Gelas itu selalu setengah penuh buat saya, bukan setengah kosong," tambah Sandiaga.
Sebelumnya diberitakan, Sandiaga mem-posting interaksinya dengan seorang pria petani bawang yang bernama Muhammad Subkhan.
Saat berdialog dengan Sandi, Subkhan mengeluhkan harga bawang rendah.
Di media sosial, sosok Subkhan kemudian diviralkan oleh para buzzer dan pendukung paslon petahana sebagai Caleg Gerindra hanya karena ia pernah foto bersama dengan seseorang yang mengenakan kaos berlambang Partai Gerindra.
Lalu setelah itu Subkhan juga disebut sebagai anggota komisioner KPUD.
Kedua tuduhan tersebut akhirnya terbukti tidak betul.
Subkhan bukan Caleg Gerindra atau partai manapun, dan KPU RI sendiri sudah memberikan klarifikasi. Subkhan sudah tidak lagi menjabat komisioner KPU Brebes.
"Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan Anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini," kata anggota Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, saat dimintai konfirmasi.
Subkhan pun sudah berbicara secara terbuka soal sosoknya yang difitnah telah melakukan rekayasa.
Subkhan menegaskan ia bukan tim sukses capres-cawapres mana pun.
Setelah lepas dari jabatannya sebagai komisioner KPU, Subkhan menyatakan ia hanya sibuk bertani dan aktif memperjuangkan nasib petani bawang.
"Saya bukan tim sukses capres mana pun. Saat ini saya adalah petani. Saya selalu hadir karena ingin memperjuangkan nasib petani bawang," kata Subkhan.
Selain soal Subkhan, juga ada tiga fitnah lainnya yang ditebar oleh para buzzer untuk menjatuhkan citra dan membunuh karakter Sandiaga Uno.
Yaitu adalah tentang pertemuan Sandi dengan Drijon Sihotang, Ibu Imas Siti Masitoh, dan dengan Ilyas Daeng IIa. Sebagai berikut.
1. Drijon Sihotang
Serangan ini dilancarkan oleh para buzzer penjahat Medsos usai Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).
Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.
Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.
Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.
Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.
Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.
Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.
Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.
2. Imas Siti Masitoh
Video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat viral di media sosial.
Para penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.
Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN atau partai manapun.
Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.
3. Ilyas Daeng Ila
Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Makassar, Sulawesi Selatan.
Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.
Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.
Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.
Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.
Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.
"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.
"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.
Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.
Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.
"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.
Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.
Faktakini.com, Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno dengan tegas membantah keras semua fitnah dan hoax yang disebarkan oleh para buzzer dan pembenci dirinya.
Termasuk Sandi menegaskan dengan sekeras-kerasnya bahwa sesi curhatnya bersama petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, bernama Subkhan bukanlah rekayasa.
Sandi mengatakan merekayasa suatu peristiwa hanya akan merugikan dirinya.
"Pertama-tama yang menjadi fakta bahwa yang dituduhkan itu tidak betul. Semua mulai dari Fadli Zon, yang ada di Sumut, sampai manusia berlumpur di Makassar, Pak Subkhan semua terbukti memang orangnya ada," ujar Sandiaga di Jalan Hang Tuah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (13/2/2019).
"Kalian banyak yang ikut kegiatan saya. Akan sangat berbahaya kalau direkayasa. Karena lihat saja semuanya ada, bawa HP. Mereka akan bisa menangkap. Jangan yang macam-macamlah sekarang. Pencitraan itu boleh, tapi nggak akan bisa escape, nggak akan bisa lari pada sesuatu yang bisa terjadi," imbuhnya.
Sandiaga mengatakan, di era digital seperti saat ini, rekam jejak seseorang mudah dicari tahu. Akan sulit bagi pihaknya untuk merekayasa suatu peristiwa yang melibatkan banyak orang.
"Zaman sekarang zaman yang teknologi digital yang penuh transparansi udah nggak akan mungkin rekayasa-rekayasa," kata Sandiaga.
Eks Wagub DKI itu juga menegaskan Subkhan merupakan sosok yang nyata. Sandiaga pun khawatir pihak lawannya justru gagal fokus terhadap pribadi Subkhan, bukan malah pada isu yang disampaikan petani bawang itu.
"Dan saya khawatir sekali elite kita bukannya menangkap apa yang menjadi esensi yang disampaikan oleh Pak Subkhan tapi meng-attack, menyerang pribadinya Pak Subkhan sendiri. Ini yang saya khawatir menjadi tren menjauhkan elite dengan masyarakat. Elite itu harus dengar apa yang dikatakan masyarakat, dan jangan berpretensi oh bohong, dia dulu siapa," tutur pasangan capres Prabowo Subianto ini.
"Jadi dicurigai dulu, suudzon dulu. Kalau saya husnudzon. Saya lihat semua itu dari mata yang positif, membangun positif.... Gelas itu selalu setengah penuh buat saya, bukan setengah kosong," tambah Sandiaga.
Sebelumnya diberitakan, Sandiaga mem-posting interaksinya dengan seorang pria petani bawang yang bernama Muhammad Subkhan.
Saat berdialog dengan Sandi, Subkhan mengeluhkan harga bawang rendah.
Di media sosial, sosok Subkhan kemudian diviralkan oleh para buzzer dan pendukung paslon petahana sebagai Caleg Gerindra hanya karena ia pernah foto bersama dengan seseorang yang mengenakan kaos berlambang Partai Gerindra.
Lalu setelah itu Subkhan juga disebut sebagai anggota komisioner KPUD.
Kedua tuduhan tersebut akhirnya terbukti tidak betul.
Subkhan bukan Caleg Gerindra atau partai manapun, dan KPU RI sendiri sudah memberikan klarifikasi. Subkhan sudah tidak lagi menjabat komisioner KPU Brebes.
"Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan Anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini," kata anggota Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, saat dimintai konfirmasi.
Subkhan pun sudah berbicara secara terbuka soal sosoknya yang difitnah telah melakukan rekayasa.
Subkhan menegaskan ia bukan tim sukses capres-cawapres mana pun.
Setelah lepas dari jabatannya sebagai komisioner KPU, Subkhan menyatakan ia hanya sibuk bertani dan aktif memperjuangkan nasib petani bawang.
"Saya bukan tim sukses capres mana pun. Saat ini saya adalah petani. Saya selalu hadir karena ingin memperjuangkan nasib petani bawang," kata Subkhan.
Selain soal Subkhan, juga ada tiga fitnah lainnya yang ditebar oleh para buzzer untuk menjatuhkan citra dan membunuh karakter Sandiaga Uno.
Yaitu adalah tentang pertemuan Sandi dengan Drijon Sihotang, Ibu Imas Siti Masitoh, dan dengan Ilyas Daeng IIa. Sebagai berikut.
1. Drijon Sihotang
Serangan ini dilancarkan oleh para buzzer penjahat Medsos usai Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).
Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.
Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.
Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.
Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.
Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.
Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.
Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.
2. Imas Siti Masitoh
Video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat viral di media sosial.
Para penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.
Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN atau partai manapun.
Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.
3. Ilyas Daeng Ila
Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Makassar, Sulawesi Selatan.
Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.
Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.
Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.
Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.
Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.
"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.
"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.
Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.
Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.
"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.
Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.