Ini Surat Penolakan Intoleran Pendukung PDIP Di Tabanan Bali Terhadap Sandi

Senin, 25 Februari 2019

Faktakini.com, Bali -  Kehadiran calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno di Bali menuai sukses.

Namun ada satu tempat dimana Sandi mendapat penolakan. Adalah warga di Desa Pakraman Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, yang melakukan penolakan.

Juru bicara Prabowo-Sandi, Fachruddin Pilian, menyesalkan tindakan warga. Menurutnya, apa yang dilakukan warga tidak mencerminkan proses demokratisasi yang baik.
Hanya saja, Fachruddin enggan mempersoalkannya lebih jauh. Ia dan tim Prabowo-Sandi sepakat tidak membawa masalah ini lebih jauh, karena tak mau menyusahkan warga.

"Meski kita menyesalkan tindakan itu, tapi kita tidak proses lebih jauh. Kasihan warga nantinya waktunya terganggu. Kita serahkan saja kepada pihak terkait," ujar Fachruddin kepada VIVA, Senin, 25 Februari 2019.

Fachruddin mengimbau kepada siapa pun untuk memberikan contoh yang baik bagi proses demokrasi di Indonesia. Apalagi dalam situasi kontestasi seperti pileg maupun pilres.

"Jadi para elite seharusnyayangg memberikan contoh yang baik kepada masyarakat bagaimana demokrasi yang baik itu dijalankan. Sejak awal kami berkomitmen mengedepankan demokrasi yang sejuk dalam pileg maupun pilres," ujar caleg dari Partai Gerindra untuk DPRD Kota Denpasar itu.
Berikut isi surat penolakan terhadap Sandiaga Uno:

"Dengan ini kami warga masyarakat Desa Pakraman Pagi sudah sepakat menolak kunjungan/kedatangan Bapak Sandiaga Uno dalam kapasitas apapun, karena kami warga masyarakat Pagi tidak menginginkan situasi yang tidak kondusif, karena kami sudah sepakat untuk mendukung kandidat/ caleg maupun capres dari PDIP, demi kelancaran pembangunan di Desa Pakraman Pagi (Pembangunan Balai Serbaguna)'

Padahal kalau mau bicara basis, di Sumatera Barat saja dimana Prabowo dipilih oleh sekitar 77 persen (tepatnya 76,94 persen) tetapi Jokowi dan Ma'ruf tidak pernah diganggu kedatangannya, tetapi di Bali dimana pada Pilpres 2014 lalu PDIP hanya dipilih oleh 71,42 Persen dengan pongah malah menolak kedatangan Sandi.

Jadi kalau mau bicara stau mengaku basis, Sumatera Barat "lebih" Basis lagi untuk Prabowo - Sandi daripada Bali untuk Jokowi - Ma'ruf, tapi rasa persaudaraan yang tinggi dari warga Minang membuat mereka tidak fanatisme buta dan berpikiran sempit, sehingga Jokowi dan Ma'ruf datang tidak pernah mereka tolak apalagi usir, karena masyarakat Minang itu toleran.