Jawaban Untuk Tiga Fitnah Keji Terhadap Sandi: Soal Ilyas, Imas Dan Drijon

Ahad, 10 Februari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Seiring dengan makin meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi, dan Sandiaga Uno dengan pesonanya yang luar biasa berperan besar dalam lonjakan elektabilitas tersebut, badai serangan fitnah terhadap Sandi pun makin digencarkan oleh lawan.

Berikut tiga fitnahan terhadap Sandi dan jawabannya.

1. FITNAH TENTANG PAK ILYAS KORBAN BANJIR DI MAKASSAR

Pak Ilyas adalah salah satu korban banjir di Makassar, Sulawesi Selatan, dan kemudian difitnah oleh para buzzer telah merekayasa pertemuannya dengan Sandi.

Pak Ilyas pun membantah keras segala tuduhan dan fitnah bahwa ia hanya berpura-pura saja menjadi korban banjir, dan video pertemuannya dengan Sandi itu adalah settingan atau rekayasa belaka

Ilyas dengan tegas menepis tuduhan dan fitnah keji terhadap Sandiaga. Pria berlumpur itu kemudian angkat bicara mengenai lumpur di badannya.

Pria berlumpur yang ditemui Sandiaga Uno pada Sabtu (26/1/2019) lalu itu lengkapnya bernama Ilyas Daeng Ila (54). Ilyas ditemui di rumahnya di Jalan Malengkeri Raya, Makassar, Sulawesi Selatan.

Rumah Ilyas berjarak 10 meter dari pinggir Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, yang sempat meluap sepekan lalu.

Rumah pria asal Galesong Selatan ini berupa bangunan rumah panggung kayu semipermanen dengan ukuran sekitar 4 × 5 meter dan berdinding tripleks.

Di dalam rumahnya, tampak masih berserakan pakaian basah, televisi lawas, dan sound system yang sudah rusak. Rumah Ilyas belum lama ini terkena banjir dan kemasukan lumpur.

"Itu adalah saya yang berbicara sama Pak Sandi kemarin," kata Ilyas saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (30/1/2019) siang.

Sambil menanak nasi, Ilyas bercerita soal pertemuannya dengan Sandiaga Uno kala itu. Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.

Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.

Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.

"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.

"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.

Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.

Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.

"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.

Ilyas, yang sehari-hari bekerja sebagai 'Pak Ogah', juga menunjukkan bekas-bekas genangan air yang masih ada di dinding rumahnya kepada detikcom.

Dia mengatakan tidak pernah seumur hidupnya air masuk hingga ke dalam rumahnya.

"Orang bilang (sebut) saya kasih lumpur badanku. Padahal tidak, saya sedang membersihkan rumah," ujar Ilyas yang nampak geram dengan tuduhan dan fitnahan keji para buzzer paslon Petahana.

Ilyas saat ditemui dalam kondisi bertelanjang dada karena mengaku baju-bajunya masih basah imbas lumpur yang masuk ke rumahnya.

2. FITNAH SOAL IBU IMAS YANG DITUDUH PERTEMUANNYA DENGAN SANDI ADALAH SETTINGAN

Ibu Imas Siti Masitoh adalah Emak-Emak yang viral karena terekam dalam video sedang mengejar Sandiaga Uno yang sudah di dalam mobil dan beranjak pergi mau melanjutkan perjalanan.

Lalu ibu Imas menangis minta foto berdua dengan Cawapres Sandiaga Uno, akhirnya Sandi mengabulkan dan ibu Imas pun tersenyum simpul.

Hal itu terjadi saat Sandi mengunjungi Sumedang, Jawa Barat, hari Rabu 23 Januari 2019.

Tidak ada yang aneh dengan video tersebut, karena Sandi yang memang berwajah tampan dan satu-satunya " Utusan" Generasi Milenial di Pilpres 2019 itu setiap berkunjung kemanapun, memang selalu dikerubuti oleh warga khususnya para Emak-Emak yang berebut ingin berfoto bersama dengannya.

Namun demi untuk mendiskreditkan Sandi, para Haters kemudian menebar Hoax dan Fitnah Keji dengan memberikan narasi "Ini adalah video settingan! Ini semua rekayasa Sandi, Wanita ini bernama Imas Siti Masitoh dan ia adalah Caleg PAN yang sudah kenal lama dengan Sandiaga Uno, mereka berdua lalu berkomplot melakukan penipuan kepada seluruh masyarakat dengan membuat video settingan ini demi untuk tujuan pencitraan Sandi."

Na'udzubillahi min dzalik....
Sungguh ini fitnah yang sangat keji. Suudzon dan memfitnah saja mereka para pendukung paslon petahana itu.

Karena faktanya, ibu Imas dan Sandi tidak saling kenal mengenal sebelumnya.

Betul memang ibu Imas sebelumnya pernah hadir di sebuah acara yang dihadiri oleh Sandi di acara bersama  Jawa Barat Memilih Prabowo Subianto - Sandiaga Uno (Jamil Pas), pada bulan Oktober 2018.

Hal ini pun ibu Imas ungkapkan secara terbuka dan foto-foto saat acara Jamil PAS tersebut ia upload di akun Facebooknya.

Namun saat itu ibu Imas hanya bisa menatap Sandi dari jauh, dan hanya bisa mengambil beberapa foto selfie dari jauh. Impian ibu Imas adalah ia ingin bisa foto bersama dengan Sandi secara langsung.

Karena itu saat Sandi datang lagi, ibu Imas bertekad untuk bisa foto berdua dengan Sandi dari jarak dekat.

Dan akhirnya kesempatan itu pun tiba saat Sandi berkunjung ke Sumedang, Sabtu 23 Januari 2019. Ibu Imas pun tak mau menyia-nyiakan lagi kesempatan tersebut.

Namun kembali ibu Imas seperti akan gagal lagi untuk foto berdua dengan Sandi, apalagi Sandi sudah masuk ke dalam mobilnya, untuk segera melanjutkan perjalanan.

Namun ibu Imas tak menyerah dan bahkan "memaksa" ingin foto berdua dengah Sandi, hingga akhirnya alhamdulillah perjuangannya pun akhirnya berhasil. Ibu Imas pun tersenyum simpul dan video serta fotonya dengan Sandi tersebut kemudian viral tersebar.

Sandi pun memberikan pernyataan usai berfoto berdua dengan ibu Imas tersebut, beliau mengatakan:

"Seusai makan siang di RM Sukahati dan deklarasi Gemakopin di Sumedang, datang seorang ibu yang meminta untuk berfoto bersama.

Moment seperti ini yang membuat saya dan Pak Prabowo Subianto terus bersemangat untuk memperjuangkan harapan para ibu-ibu, emak-emak di seluruh Indonesia yakni harga-harga yang lebih stabil dan terjangkau.

Karena terburu-buru harus ke agenda selanjutnya, saya sampai lupa menanyakan namanya. Ada yang kenal dengan ibu ini? Sampaikaqqq Sampaikaqqq Sampaikaqqq terima kasih dari saya dan Pak Prabowo kepadanya atas dukungan yang luar biasa ini."

Di Video pun terlihat jelas ibu Imas mengatakan kepada Sandi, "Selama ini saya belum sempat foto sama bapak", hal ini menunjukkan kejujuran ibu Imas bahwa selama ini belum pernah foto berdua dengan Sandi.

Ia hanya pernah melihat Sandi dari jauh, yaitu pada bulan Oktober 2018 lalu. Dan saat itu ibu Imas hanya bisa memandang Sandi dari jauh dan "Curi-curi foto Selfie dari jauh".

Kalau memang ibu Imas pembohong, dan semua itu hanya settingannya belaka, buat apa beliau sertakan dan upload foto saat Sandi berkunjung di acara Jamil PAS di bulan Oktober 2018 lalu itu?

Semua foto ia upload lengkap dengan foto-foto saat ibu Imas itu hanya bisa menatap dari jauh dan foto Selfie dari jauh.

Jadi sampai disini semua jelas. Maka apa yang salah? Tunjukkan dimana letak salahnya Ibu Imas? Di bagian mana Ibu Imas berbohong? Tidak ada!

Mengenai fitnah bahwa ibu Imas ini adalah Caleg PAN dan tuduhan lainnya, itu pun dusta besar. Beliau ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg manapun.

Kalau masih mau memfitnah ibu Imas Caleg PAN hayo tunjukkan bukti ia Caleg di Dapil mana dan nomor urut berapa? Pasti Cebongers langsung ngak ngik ngok gak bisa jawab.

Akibat fitnahan keji tersebut akun Facebook pribadi ibu Imas diserang, dihujat dan difitnah oleh ribuan akun pendukung Petahana dan buzzer-buzzernya.

3. FITNAH SOAL DRIJON SIHOTANG JOKOWER PEMASANG POSTER TOLAK SANDI

Ada-ada saja kubu Petahana ini. Malu karena Sandiaga berhati mulia memeluk dan memaafkan pendukung Petahana yang menolaknya, mereka para TKN petahana malah menuduh itu semua adalah "Sandiwara", padahal saksinya ada satu pasar.

Pedagang pasar di Kota Pinang, Sumatra Utara, Drijon Sitohang, yang memasang spanduk berisi penolakan kunjungan Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, memberikan klarifikasi.

Dikutip TribunWow.com dari TV One, sebelumnya kubu Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin menganggap Sandiaga bersandiwara dirinya mendapat penolakan dari seorang pedagang di pasar.

Atas tudingan rekayasa tersebut, pemasang poster, Drijon Sitohang, memberikan penjelasan bahwa ia tidak melakukan hal itu karena disuruh.

Ia menuturkan pemasangan spanduk itu dari hati nurani sendiri.

"Inisiatif saya sendiri pak, tidak ada unsur pihak dari manapun, itu dari hati nurani saya sendiri," kata Drijon, yang diwawancarai via video call oleh TV One, Sabtu (15/12/2018).

Jadi sama sekali tidak ada rekayasa - rekayasa, semua berjalan apa adanya seperti yang terlihat dalam video yang beredar.

Ia juga heran mengapa ada pihak yang mengatakan bahwa apa yang ia lakukan merupakan sandiwara belaka.

"Tidak ada itu, bayar-bayaran dari mana, saya juga heran terbitnya bahasa-bahasa di media sosial."

Ia juga memprotes, ada info yang mengatasnamakan istrinya mengatakan ia disuap.

"Sampai bahasa istri saya mengungkapkan suaminya ada suap, sementara istri saya tidak jauh pada saat saya diwawancarai pak Sandiaga uno, saya tidak jauh dari istri saya," ujar Drijon menjelaskan.

"Seolah-olah ada istri saya yang mengungkapkan bahasa seperti itu, banyak kamera yang standby, kenapa suara saja yang diterbitkan, gambar istri saya kenapa tidak diterbitkan."

Saat ditanya apakah Drijon melakukan penolakan sendiri atau mewakili para pedagang, ia mengakui bahwa hanya ia sendiri yang memiliki pemikiran membuat spanduk penolakan.

Jadi seluruh pedagang lainnya tidak ada satu pun yang menolak Sandi.

Ia juga menuturkan tidak ada warga yang menentang apa yang ia lakukan.

"Bagus, ini adalah hak masyarakat," ujarnya menirukan Sandiaga.

"Pak Sandiaga tidak ada penolakan (spanduk tersebut dipasang), bahkan pak Sandiaga mengutarakan akan menyampaikan kepada Pak Jokowi," Ujar Drijon.

Drijon juga mengatakan ia memang mendukung Jokowi,  namun tidak ada pedagang lain yang melakukan hal serupa.

Diberitakan sebelumnya, saat Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke pasar di Kota Pinang, ia melihat ada poster yang bertuliskan menyuruh dirinya pulang.

PAK SANDIAGA UNO, SEJAK KECIL KAMI SUDAH BERSAHABAT.

JANGAN PISAHKAN KAMI GARA-GARA PILPRES.

PULANGLAH," tulisan dalam poster tersebut.

Sandiaga dengan sabar dan penuh ketulusan hati lalu menanyai pemasang spanduk yang tak lain adalah Drijon Sitohang.

"Pak sini pak, kita bersahabat pak, kenapa kami disuruh pulang?," tanya Sandiaga dengan ramah seperti yang dikutip dari tayangan Tribun Medan TV.

"Karena apapun masalah dan ceritanya, kami tetap memilih Jokowi," kata Dirjon.

"Gak papa, kan kita bersahabat, boleh saya datang ke sini?," tanya Sandi lagi sembari terus memegang tangan Dirjon.

"Ya boleh-boleh saja pak, kami tidak melarang," jawabnya.

Kemudian Sandiaga menjelaskan ia tidak melarang Drijon mendukung Jokowi, bahkan ia kan menyampaikan dukungan Drijon langsung kepada Jokowi.

"Oke kami bersahabat, kami tidak akan memisahkan, bapak memilih Pak Jokowi juga tidak apa-apa, saya datang ke sini untuk mendengarkan aspirasi rakyat yang perlu diperbaiki, kalau bapak mau pilih Pak Jokowi juga nggak papa, kita bersahabat."

"Terimakasih dipasangi ini kita memang harus bersahabat, dan saya tidak ingin memisah-misahkan, saya tidak ingin, jadi ini bisa dicoret," kata Sandi meminta poster itu agar dibenahi tulisannya.

"Insyaallah saya akan ketemu Pak Jokowi tanggal 17, saya akan bilang Pak Jokowi Pak Dirjon Sihotang mendukung di Pasar Kota Pinang di pasar ini," kata cawapres 02 itu.