Jebreet! Ibunda Sandi Tuntut Penyebar Fitnah "Sandiwara Uno" Minta Maaf, Buzzer Tiarap Semua

Senin, 11 Februari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Ibu dari calon wakil presiden nomor urut 02 dalam Pilpres 2019, Sandiaga Uno, Hajjah Mien Uno meminta para penebar hoax, fitnah dan pemberi label 'Sandiwara Uno' meminta maaf langsung kepada dirinya.

Mien mengaku berang dan sakit hati setelah banyak tersebar tagar bahkan video dan foto yang disertai dengan keterangan Sandiwara Uno di media sosial. Para penebar hoax dan fitnah tersebut adalah para pendukung paslon petahana beserta para buzzer-buzzernya.

"Kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tapi yang sakit hati itu ibunya," kata Mien Uno di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (11/2).

Mien mengaku ingin berhadapan langsung dengan orang-orang yang telah menyebarkan label 'Sandiwara Uno' kepada putranya tersebut.

Kata Mien, selama ini dia telah membesarkam putranya dengan cukup baik. Walhasil dia tak terima putranya dikatakan sebagai pembohong hingga dilabeli Sandiwara Uno oleh publik.

Memang sungguh keji para penebar hoax dan fitnah tersebut, wajar sang ibunda sampai marah besar karena pelabelan fitnah dan pembunuhan karakter terhadap Sandi itu dikerjakan secara sistematis dan terus berulang-ulang.

Karena begitu masifnya setiap hari badai serangan tersebut dilakukan terhadap Sandi, maka lama-lama akan banyak orang yang mengira bahwa itu adalah sebuah kebenaran, ini mirip cara-cara PKI saat mendiskreditkan dan memfitnah para Ulama di masa lalu.

Badai hoax dan fitnah yang ditujukan kepada Sandi yang terus dilakukan secara gencar tak henti-henti setiap hari ini juga mirip dengan metode propaganda Nazi Jerman di era Perang Dunia Kedua lalu yang diterapkan oleh Joseph Goebbels, Menteri Penerangan dan Propaganda Nazi dibawah kekuasaan Adolf Hitler.

Dengan kejeniusannya dalam propaganda, dia memiliki sebuah konsep yang dikenal dengan Argentum ad Nausem atau lebih dikenal dengan teknik Big Lie — Kebohongan Besar. Cara kerjanya itu cukup simple, hanya menyebarluaskan berita bohong melalui media massa sebanyak mungkin dan sesering mungkin hingga kemudian kebohongan tersebut dianggap sebagai suatu kebenaran. Sederhana namun mematikan.

Ucapan terkenal Goebbels  yakni “Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan! Sedangkan kebohongan sempurna, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja.”

"Saya ingin berhadapan dengan orang itu. Jadi sekarang kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno dia harus minta maaf kepada ibunya, yang melahirkan dan mendidik Sandi," tegas Mien Uno.

Pasangan dari Razif Halik Uno ini juga mengaku sangat sedih setiap kali orang lain mencemooh Sandi tentang apa yang disampaikan dan dilakukan putranya itu. Padahal, Mien sangat yakin apa yang diucapkan dan diperbuat Sandi itu benar adanya.

"Saya sedih banget sebagai orangtua yang melihat keadaan yang terus menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang benar," kata Mien.

Baru-baru ini banyak disebarkan isu Sandiwara Uno di media sosial oleh pihak pembencinya seputar dugaan sandiwara dalam kampanye calon wakil presiden Sandiaga Uno di sejumlah tempat.

Para haters itu kemudian memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'. Salah bahan fitnahan mereka adalah  ketika ibu Siti Masitoh menangis mengejar mobil Sandiaga Uno saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat. Aksi ibu itu tertangkap kamera dan beredar di media sosial.

Para penjahat medsos itu kemudian dengan sengaja menebar hoax dan fitnah bahwa aksi itu sandiwara dan ibu Imas adalah caleg dari PAN. Kemudian karena ibu Imas pernah menghadiri acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, maka hal itu dijadikan alibi bahwa ibu Imas dan Sandi sudah lama saling kenal mengenal.

Padahal faktanya ibu Imas bukan Caleg PAN dan ia dan Sandi tidak saling kenal mengenal sebelumnya.

Betul memang ibu Imas sebelumnya pernah hadir di sebuah acara yang dihadiri oleh Sandi di acara bersama  Jawa Barat Memilih Prabowo Subianto - Sandiaga Uno (Jamil Pas), pada bulan Oktober 2018.

Hal ini pun ibu Imas ungkapkan secara terbuka dan foto-foto saat acara Jamil PAS tersebut ia upload di akun Facebooknya.

Namun saat itu ibu Imas hanya bisa menatap Sandi dari jauh, dan hanya bisa mengambil beberapa foto selfie dari jauh. Impian ibu Imas adalah ia ingin bisa foto bersama dengan Sandi secara langsung.

Karena itu saat Sandi datang lagi, ibu Imas bertekad untuk bisa foto berdua dengan Sandi dari jarak dekat.

Dan akhirnya kesempatan itu pun tiba saat Sandi berkunjung ke Sumedang, Sabtu 23 Januari 2019. Ibu Imas pun tak mau menyia-nyiakan lagi kesempatan tersebut.

Usai menebar fitnah soal ibu Imas, para buzzer juga melempar kebohongan keji lainnya saat Sandi berkunjung ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam kampanye itu Sandi bertemu dengan korban banjir. Foto yang beredar, korban banjir itu menemui Sandi dalam keadaan dada penuh lumpur. Namun, di punggungnya tak ada lumpur seperti terlihat penuh di bagian depan tubuhnya.

Dari foto itu para penjahat medsos kemudian melempar hoax dan fitnah keji bahwa bapak itu dan Sandiaga sedang melakukan sandiwara.

Pak Ilyas Daeng Ila, korban banjir itu pun kemudian membantah keras segala tuduhan dan fitnah bahwa ia hanya berpura-pura saja menjadi korban banjir, dan video pertemuannya dengan Sandi itu adalah settingan atau rekayasa belaka

"Itu adalah saya yang berbicara sama Pak Sandi kemarin," kata Ilyas saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (30/1/2019) siang.

Sambil menanak nasi, Ilyas bercerita soal pertemuannya dengan Sandiaga Uno kala itu. Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.

Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.

Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.

"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.

"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.

Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.

Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.

"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.

Ilyas pun menantang siapapun pihak yang berani menuduh dirinya berbohong atau memfitnahnya telah merekayasa lumpur di tubuhnya dan pertemuannya dengan Sandi, agar berani menemuinya langsung di rumahnya di Jalan Malengkeri Raya, Makassar, Sulawesi Selatan.

Namun hingga kini tak ada satupun para penebar hoax dan fitnah tersebut yang berani datang.

Foto: Sandi bersama sang ibunda, Mien Uno

Sumber: CNNI