Kocak! Elektabilitas Mangkrak, Jokowi Gencarkan Serang Prabowo, BPN: Tenang Aja, Belanda Masih Jauh
Senin, 4 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta -
Diduga akibat terus meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi, mendadaj dalam berbagai kesempatan kampanye terakhir, capres pertahana melempar berbagai 'serangan' kepada kubu lawan politiknya, Prabowo Subianto.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno santai dan kalem menanggapi hal itu, dan meminta Jokowi yang kini tampak panik dan kalap untuk tetap tenang.
"Saya heran dengan sikap reaktif Pak Jokowi ini. Benar-benar keluar dari 'gaya Jokowi' yang selama ini dikenal publik. Menyerang secara bertubi kepada Prabowo-Sandi. Pernyataan yang membuat gaduh dengan menebar sindiran ke sana-kemari tentang Indonesia punah, tempe setipis ATM, operasi plastik, sampai tudingan propaganda ala Rusia segala. Ada apa sebenarnya? Tenang saja Pak Jokowi, Belanda masih jauh," kata Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso dalam keterangan persnya, Senin (4/2/2019).
Priyo mengaku heran mengapa Jokowi berbicara kembali tentang isu-isu terkait Ratna Sarumpaet dan tudingan memakai propaganda Rusia. Priyo lalu membantah pemakaian konsultan asing dari kubunya.
"Tentang tudingan propaganda ala Rusia, timses mana yang Pak Jokowi maksud? Kalau dari BPN 02 dipastikan tidak ada. Kami belum pernah mendengar itu dan dipastikan Prabowo-Sandi tidak setuju propaganda ala Rusia atau apalah namanya. Itu cara-cara hitam yang tidak barokah. Beliau berdua selalu menggariskan model kampanye yang santun, senyum, terukur, sesuai aturan. Mohon maaf tudingan itu sepertinya mengada-ada, kenapa tidak ditindak saja?" ujar Priyo.
Ia menilai serangan Jokowi itu merupakan bentuk kegusaran atas isu yang ramai saat ini. Menurutnya di beberapa lokasi di Tanah Air, Prabowo lebih unggul daripada Jokowi di survei internal mereka.
"Kalau ini bentuk kegusaran beliau, bisa jadi, karena hasil survei investigatif memang menunjukkan angka-angka yang mengagetkan. Mayoritas zona Sumatera unggul ke Prabowo-Sandi, demikian pula Jabar, Banten, DKI dan DIY. Di Jatim sudah beda tipis, praktis pulau Jawa tinggal tersisa Jateng. Sulsel, Sulteng unggul besar, juga NTB, separoh Kalimantan dan Maluku. Tapi ini kan proses dari kompetisi demokrasi yang sehat. Ujungnya seperti apa, serahkan kepada suara rakyat," kata Priyo.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta -
Diduga akibat terus meroketnya elektabilitas Prabowo - Sandi, mendadaj dalam berbagai kesempatan kampanye terakhir, capres pertahana melempar berbagai 'serangan' kepada kubu lawan politiknya, Prabowo Subianto.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno santai dan kalem menanggapi hal itu, dan meminta Jokowi yang kini tampak panik dan kalap untuk tetap tenang.
"Saya heran dengan sikap reaktif Pak Jokowi ini. Benar-benar keluar dari 'gaya Jokowi' yang selama ini dikenal publik. Menyerang secara bertubi kepada Prabowo-Sandi. Pernyataan yang membuat gaduh dengan menebar sindiran ke sana-kemari tentang Indonesia punah, tempe setipis ATM, operasi plastik, sampai tudingan propaganda ala Rusia segala. Ada apa sebenarnya? Tenang saja Pak Jokowi, Belanda masih jauh," kata Wakil Ketua BPN, Priyo Budi Santoso dalam keterangan persnya, Senin (4/2/2019).
Priyo mengaku heran mengapa Jokowi berbicara kembali tentang isu-isu terkait Ratna Sarumpaet dan tudingan memakai propaganda Rusia. Priyo lalu membantah pemakaian konsultan asing dari kubunya.
"Tentang tudingan propaganda ala Rusia, timses mana yang Pak Jokowi maksud? Kalau dari BPN 02 dipastikan tidak ada. Kami belum pernah mendengar itu dan dipastikan Prabowo-Sandi tidak setuju propaganda ala Rusia atau apalah namanya. Itu cara-cara hitam yang tidak barokah. Beliau berdua selalu menggariskan model kampanye yang santun, senyum, terukur, sesuai aturan. Mohon maaf tudingan itu sepertinya mengada-ada, kenapa tidak ditindak saja?" ujar Priyo.
Ia menilai serangan Jokowi itu merupakan bentuk kegusaran atas isu yang ramai saat ini. Menurutnya di beberapa lokasi di Tanah Air, Prabowo lebih unggul daripada Jokowi di survei internal mereka.
"Kalau ini bentuk kegusaran beliau, bisa jadi, karena hasil survei investigatif memang menunjukkan angka-angka yang mengagetkan. Mayoritas zona Sumatera unggul ke Prabowo-Sandi, demikian pula Jabar, Banten, DKI dan DIY. Di Jatim sudah beda tipis, praktis pulau Jawa tinggal tersisa Jateng. Sulsel, Sulteng unggul besar, juga NTB, separoh Kalimantan dan Maluku. Tapi ini kan proses dari kompetisi demokrasi yang sehat. Ujungnya seperti apa, serahkan kepada suara rakyat," kata Priyo.
Sumber: Detik