Mantan Pendukung Jokowi Yang Tobat Nelly Rosa Siringo-Ringo Divonis 1 Tahun Penjara
Jum'at, 8 Februari 2019
Faktakini.com
NELLY DIVONIS KARENA TUDUHAN MELAKUKAN ILEGAL ACCESS TERHADAP AKUN MILIKNYA SENDIRI. APAKAH INI SALAH SATU BENTUK DAGELAN HUKUM..?
by Agi Betha
Belum lama ini saya bertemu mbak Nelly Rosa Yulhiana Siringo Ringo di sebuah acara. Dia minta didoakan agar kuat dan sabar menghadapi kasus hukumnya.
Secara singkat ia menceritakan bahwa yang dia hadapi adalah dituduh telah melakukan akses secara ilegal terhadap sebuah akun. Ajaibnya akun tersebut adalah akun facebook yang dibuatnya sendiri dan menjadi miliknya selama ini.
Menurut mbak Nelly, ia kemudian baru tahu bahwa akun tsb ternyata telah disita, tapi tanpa sepengetahuan dan tanpa izinnya. Dalam persidangan hari ini PN Jakarta Selatan memvonis 1 tahun dan mbak Nelly langsung mengajukan banding.
Siapapun yang pernah bertemu dan mengenal dirinya, tahu bahwa mbak Nelly adalah sosok perempuan yang tegas, ceria, keras memegang prinsip karena merasa benar, tak gentar terhadap ancaman, amat menghargai keberagaman, dan memiliki perkawanan luas lintas agama dan etnis.
'Kelemahan' mbak Nelly hanya satu, yaitu dia mantan anggota JASMEV (pendukung Jokowi-Ahok) yang tobat. Dia pernah bercerita, bahwa ia adalah pendukung Jokowi yang kemudian tersadarkan diri.
Ia menyatakan mengalami sendiri bagaimana rasanya menelan janji Jokowi yang diucapkan secara pribadi saat kampanye dulu, dan hasilnya zonk.
Dan 'buruknya' lagi, mbak Nelly berani mengungkapkan pengalamannya, menyuarakan pendapatnya bersama oposisi, dan kadang bertutur kelewat keras membela Islam yang bukan agamanya.
Melihat jatuh bangunnya mbak Nelly menghadapi berbagai tuduhan kepada dirinya selama ini, jelas terlihat bahwa perjuangan menjadi aktifis memang selalu berat. Tapi tanyakan kepada mereka: Apakah kepedihan yang dirasakan saat ini setara dengan hasilnya kelak..?
Maka bisa dipastikan, hampir 100% aktifis di masa rezim Mukidi akan selalu menjawab: "Tidak ada materi maupun jabatan yang dijanjikan kepada kami. Bahkan kami
tahu bahwa persekusi dan penjara adalah resiko yang harus dihadapi. Tapi ini semua harus dilakukan, karena masa depan kehidupan keturunan kami bergantung kepada perjuangan kami kini.
Repost @pos82.id
Faktakini.com
NELLY DIVONIS KARENA TUDUHAN MELAKUKAN ILEGAL ACCESS TERHADAP AKUN MILIKNYA SENDIRI. APAKAH INI SALAH SATU BENTUK DAGELAN HUKUM..?
by Agi Betha
Belum lama ini saya bertemu mbak Nelly Rosa Yulhiana Siringo Ringo di sebuah acara. Dia minta didoakan agar kuat dan sabar menghadapi kasus hukumnya.
Secara singkat ia menceritakan bahwa yang dia hadapi adalah dituduh telah melakukan akses secara ilegal terhadap sebuah akun. Ajaibnya akun tersebut adalah akun facebook yang dibuatnya sendiri dan menjadi miliknya selama ini.
Menurut mbak Nelly, ia kemudian baru tahu bahwa akun tsb ternyata telah disita, tapi tanpa sepengetahuan dan tanpa izinnya. Dalam persidangan hari ini PN Jakarta Selatan memvonis 1 tahun dan mbak Nelly langsung mengajukan banding.
Siapapun yang pernah bertemu dan mengenal dirinya, tahu bahwa mbak Nelly adalah sosok perempuan yang tegas, ceria, keras memegang prinsip karena merasa benar, tak gentar terhadap ancaman, amat menghargai keberagaman, dan memiliki perkawanan luas lintas agama dan etnis.
'Kelemahan' mbak Nelly hanya satu, yaitu dia mantan anggota JASMEV (pendukung Jokowi-Ahok) yang tobat. Dia pernah bercerita, bahwa ia adalah pendukung Jokowi yang kemudian tersadarkan diri.
Ia menyatakan mengalami sendiri bagaimana rasanya menelan janji Jokowi yang diucapkan secara pribadi saat kampanye dulu, dan hasilnya zonk.
Dan 'buruknya' lagi, mbak Nelly berani mengungkapkan pengalamannya, menyuarakan pendapatnya bersama oposisi, dan kadang bertutur kelewat keras membela Islam yang bukan agamanya.
Melihat jatuh bangunnya mbak Nelly menghadapi berbagai tuduhan kepada dirinya selama ini, jelas terlihat bahwa perjuangan menjadi aktifis memang selalu berat. Tapi tanyakan kepada mereka: Apakah kepedihan yang dirasakan saat ini setara dengan hasilnya kelak..?
Maka bisa dipastikan, hampir 100% aktifis di masa rezim Mukidi akan selalu menjawab: "Tidak ada materi maupun jabatan yang dijanjikan kepada kami. Bahkan kami
tahu bahwa persekusi dan penjara adalah resiko yang harus dihadapi. Tapi ini semua harus dilakukan, karena masa depan kehidupan keturunan kami bergantung kepada perjuangan kami kini.
Repost @pos82.id