Sandi Difitnah, KPU Jawab Tegas: Subhan Petani Bawang Bukan Komisioner KPU!
Selasa, 12 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Tak berani penuhi Hajjah Mien Ini ibunda Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno untuk membuktikan tuduhannya bahwa Sandi adalah pendusta dalam kasus Drijon Sihotang, Imas Siti Masitoh dan Daeng Ilyas Ila, kini para buzzer berusaha menproduksi fitnahan baru terhadap Sandi.
Serangan hoax dan fitnah terbaru yang menimpa Sandi kali ini adalah tentang sosok petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, yang bertemu dengan cawapres Sandiaga Uno.
Para buzzer menebar beberapa fitnah, antara lain petani bawang tersebut dituduh sebagai Caleg Gerindra, lalu ditambah lagi mereka katakan Subhan adalah saudaranya Sudirman Said.
Lalu setelah tuduhannya terbukti hoax, mereka ganti menuduh petani itu adalah seorang Komisioner KPU, bukan petani bawang dan pertemuannya dengan Sandi adalah sandiwara belaka.
Tuduhan tersebut semuanya tidak benar!
Petani bawang tersebut bernama Subhan, Sandi menyambangi petani bawang merah itu di Desa Krasak, Brebes, Senin (11/2) kemarin.
"Terenyuh hati ini ketika mendengar keluhan dari Pak Subhan seorang petani bawang yang hingga menahan air matanya saat kami berdialog di Desa Krasak, Brebes, Jawa Tengah," tulis Sandiaga dalam posting-an videonya di Twitter, seperti dilihat detikcom, Selasa (12/2/2019).
Dalam video itu, terlihat interaksi antara Sandiaga dan Subhan. Kepada Sandiaga, pria berkumis tersebut mengadukan nasibnya yang ekonominya sulit akibat harga bawang rendah.
"Saya petani, harga bawang kemarin juga jatuh Pak. Saya sampai sekarang terus terang demi Allah, saya ngutang di Bank Puspa Kencana sampai sekarang tidak bisa bayar. Rp 15 juta, boreknya (jaminannya) adalah rumah bapak-ibu saya," ungkap Subhan menggebu-gebu.
Subhan lalu bercerita soal nasib para petani bawang lainnya yang harus menjadi duda karena ditinggalkan istri bekerja sebagai TKW untuk menambah penghasilan.
Bahkan sesekali Subhan tampak terisak.
"Pak, bukan hanya nandur (menanam) bawang tukul (tumbuh) utang. Sekarang gini, ketika bawang harganya rendah, banyak temen-temen saya yang jadi duda. Karena (istrinya) menjadi TKW ke sana, karena ladang-ladang, sawah sudah tidak bisa jadi harapan lagi," tuturnya.
"Tarik napas, tarik napas," timpal Sandiaga dengan penuh kesabaran sambil menepuk-nepuk Subhan.
Kemudian Sandiaga sang Cawapres Milenial memberikan janji untuk bisa menyejahterakan masyarakat bila berhasil menang di Pilpres 2019.
Ia ditemani salah satu anggota timsesnya yang berasal dari Brebes, Sudirman Said.
"Ini yang membuat kami sangat prihatin, pemerintah harus hadir. Di bawah Prabowo-Sandi, lima tahun ke depan kita akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, menstabilkan harga-harga, dan memastikan kesejahteraan petani," sebut Sandiaga.
Posting-an Sandiaga pun kemudian langsung dikuliti dan dicari kesalahan - kesalahannya oleh para buzzer dan pendukung paslon petahana.
Mereka membahas postingan Sandiaga itu dengan memberikan narasi tuduhan macam-macam.
Mereka kemudian menebar hoax bahwa Subhan itu adalah seorang Caleg Gerindra dan saudaranya Sudirman Said, setelah gagal dan terlalu kentara bohongnya lalu terakhir mereka sebut Subhan adalah Komisioner KPU.
Untuk memperkuat tuduhannya, mereka menyertakan sebuah artikel yang menyebut Subhan sebagai komisioner KPU Brebes.
Terdapat juga foto dalam artikel tersebut yang mirip dengan pria yang berbicara dengan Sandiaga.
Dengan ini dinyatakan semua tuduhan itu tidak benar!
Fakta: Subhan bukan Caleg Gerindra, beliau adalah petani bawang merah biasa.
Beliau juga bukan saudaranya Sudirnan Said, dan bukan Komisioner KPU.
KPU RI sudah mengkonfirmasi dan memberikan bantahan tegas atas tuduhan dan fitnah ini kepada KPU Jawa Tengah.
KPU menyatakan bahwa Subhan memang pernah menjadi komisioner KPU Brebes tapi kini sudah tidak lagi.
"Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini," kata anggota Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, saat dimintai konfirmasi.
Ilham menegaskan anggota KPU tidak boleh ikut berkampanye atau melakukan aktivitas politik. Ia juga mengingatkan komisioner KPU tidak partisipan terhadap pasangan calon di pemilu.
"Tidak boleh anggota KPU berkampanye. Kalau anggota KPU jadi petani sih boleh. Tapi jangan berkampanye, jangan berpolitik dan tidak boleh partisan juga. Itu kentara sekali dalam sumpah, dalam UU, itu semua ada," jelasnya.
Dulu Subhan memang pernah bergabung di LSM dan KPU, tapi beliau sudah lama tidak terlibat dengan KPU dan murni ia adalah seorang petani bawang asal desa Tegalglagah, Brebes, Jawa Tengah.
Jadi terbukti sudah bahwa tuduhan Subhan adalah Caleg Gerindra dan seorang Komisioner KPU telah dibantah oleh KPU RI.
Dan pernyataan para buzzer yang menyindir jam tangan yang dikenakan oleh Subhan sungguh sangat merendahkan. Jangan dikira petani bawang itu tak bisa jadi pejabat dan membeli jam tangan yang bagus.
Mengenai foto Subhan dengah beberapa tokoh Gerindra itu juga hal biasa saja, karena banyak petani dan warga masyarakat yang kini beralih mendukung Gerindra dan partai Koalisi Keumatan lainnya setelah menyeksakan berbagai kegagalan ekonomi rezim ini.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Tak berani penuhi Hajjah Mien Ini ibunda Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno untuk membuktikan tuduhannya bahwa Sandi adalah pendusta dalam kasus Drijon Sihotang, Imas Siti Masitoh dan Daeng Ilyas Ila, kini para buzzer berusaha menproduksi fitnahan baru terhadap Sandi.
Serangan hoax dan fitnah terbaru yang menimpa Sandi kali ini adalah tentang sosok petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, yang bertemu dengan cawapres Sandiaga Uno.
Para buzzer menebar beberapa fitnah, antara lain petani bawang tersebut dituduh sebagai Caleg Gerindra, lalu ditambah lagi mereka katakan Subhan adalah saudaranya Sudirman Said.
Lalu setelah tuduhannya terbukti hoax, mereka ganti menuduh petani itu adalah seorang Komisioner KPU, bukan petani bawang dan pertemuannya dengan Sandi adalah sandiwara belaka.
Tuduhan tersebut semuanya tidak benar!
Petani bawang tersebut bernama Subhan, Sandi menyambangi petani bawang merah itu di Desa Krasak, Brebes, Senin (11/2) kemarin.
"Terenyuh hati ini ketika mendengar keluhan dari Pak Subhan seorang petani bawang yang hingga menahan air matanya saat kami berdialog di Desa Krasak, Brebes, Jawa Tengah," tulis Sandiaga dalam posting-an videonya di Twitter, seperti dilihat detikcom, Selasa (12/2/2019).
Dalam video itu, terlihat interaksi antara Sandiaga dan Subhan. Kepada Sandiaga, pria berkumis tersebut mengadukan nasibnya yang ekonominya sulit akibat harga bawang rendah.
"Saya petani, harga bawang kemarin juga jatuh Pak. Saya sampai sekarang terus terang demi Allah, saya ngutang di Bank Puspa Kencana sampai sekarang tidak bisa bayar. Rp 15 juta, boreknya (jaminannya) adalah rumah bapak-ibu saya," ungkap Subhan menggebu-gebu.
Subhan lalu bercerita soal nasib para petani bawang lainnya yang harus menjadi duda karena ditinggalkan istri bekerja sebagai TKW untuk menambah penghasilan.
Bahkan sesekali Subhan tampak terisak.
"Pak, bukan hanya nandur (menanam) bawang tukul (tumbuh) utang. Sekarang gini, ketika bawang harganya rendah, banyak temen-temen saya yang jadi duda. Karena (istrinya) menjadi TKW ke sana, karena ladang-ladang, sawah sudah tidak bisa jadi harapan lagi," tuturnya.
"Tarik napas, tarik napas," timpal Sandiaga dengan penuh kesabaran sambil menepuk-nepuk Subhan.
Kemudian Sandiaga sang Cawapres Milenial memberikan janji untuk bisa menyejahterakan masyarakat bila berhasil menang di Pilpres 2019.
Ia ditemani salah satu anggota timsesnya yang berasal dari Brebes, Sudirman Said.
"Ini yang membuat kami sangat prihatin, pemerintah harus hadir. Di bawah Prabowo-Sandi, lima tahun ke depan kita akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, menstabilkan harga-harga, dan memastikan kesejahteraan petani," sebut Sandiaga.
Posting-an Sandiaga pun kemudian langsung dikuliti dan dicari kesalahan - kesalahannya oleh para buzzer dan pendukung paslon petahana.
Mereka membahas postingan Sandiaga itu dengan memberikan narasi tuduhan macam-macam.
Mereka kemudian menebar hoax bahwa Subhan itu adalah seorang Caleg Gerindra dan saudaranya Sudirman Said, setelah gagal dan terlalu kentara bohongnya lalu terakhir mereka sebut Subhan adalah Komisioner KPU.
Untuk memperkuat tuduhannya, mereka menyertakan sebuah artikel yang menyebut Subhan sebagai komisioner KPU Brebes.
Terdapat juga foto dalam artikel tersebut yang mirip dengan pria yang berbicara dengan Sandiaga.
Dengan ini dinyatakan semua tuduhan itu tidak benar!
Fakta: Subhan bukan Caleg Gerindra, beliau adalah petani bawang merah biasa.
Beliau juga bukan saudaranya Sudirnan Said, dan bukan Komisioner KPU.
KPU RI sudah mengkonfirmasi dan memberikan bantahan tegas atas tuduhan dan fitnah ini kepada KPU Jawa Tengah.
KPU menyatakan bahwa Subhan memang pernah menjadi komisioner KPU Brebes tapi kini sudah tidak lagi.
"Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini," kata anggota Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, saat dimintai konfirmasi.
Ilham menegaskan anggota KPU tidak boleh ikut berkampanye atau melakukan aktivitas politik. Ia juga mengingatkan komisioner KPU tidak partisipan terhadap pasangan calon di pemilu.
"Tidak boleh anggota KPU berkampanye. Kalau anggota KPU jadi petani sih boleh. Tapi jangan berkampanye, jangan berpolitik dan tidak boleh partisan juga. Itu kentara sekali dalam sumpah, dalam UU, itu semua ada," jelasnya.
Dulu Subhan memang pernah bergabung di LSM dan KPU, tapi beliau sudah lama tidak terlibat dengan KPU dan murni ia adalah seorang petani bawang asal desa Tegalglagah, Brebes, Jawa Tengah.
Jadi terbukti sudah bahwa tuduhan Subhan adalah Caleg Gerindra dan seorang Komisioner KPU telah dibantah oleh KPU RI.
Dan pernyataan para buzzer yang menyindir jam tangan yang dikenakan oleh Subhan sungguh sangat merendahkan. Jangan dikira petani bawang itu tak bisa jadi pejabat dan membeli jam tangan yang bagus.
Mengenai foto Subhan dengah beberapa tokoh Gerindra itu juga hal biasa saja, karena banyak petani dan warga masyarakat yang kini beralih mendukung Gerindra dan partai Koalisi Keumatan lainnya setelah menyeksakan berbagai kegagalan ekonomi rezim ini.
Sumber: Detik