Tercyduk! Kibarkan Bendera PDIP, Bukti Pengganggu Sandi Adalah Massa Parpol, Bukan Warga Biasa
Jum'at, 8 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Cawapres Milenial Sandiaga Uno menuai sukses besar dalam safari politiknya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya di bulan Februari 2019 ini.
Dalam junjungannya di Solo, Wonogiri, Nganjuk, Ngawi, Madiun, Surabaya dan lainnya ribuan warga masyarakat sangat antusias menyambut kedatangan Sandi, khususnya kaum Emak-Emak dan remaja putri.
Namun euphoria warga masyarakat terhadap Cawapres Muda ini, ternyata membuat resah kubu pendukung paslon Petahana.
Karena elektabilitas pasangan Prabowo - Sandi pun terus meroket terutama akibat pesona Sandi.
Untuk itu mereka berusaha memberi kesan bahwa kunjungan Sandi ditolak oleh warga masyarakat, caranya, dengan mengerahkan para anggota, kader atau simpatisan partai tertentu, untuk menganggu kunjungan Sandi.
Dalam video yang beredar dan dikabarkan terjadi di Nganjuk, tepatnya di Pasar Sukomoro, terlihat belasan orang berusaha mengganggu dan memprovokasi konvoi rombongan mobil Sandi.
Dan bingo! Seucrit massa itu dengan bangga mengibar-ngibarkan bendera PDIP, partainya Jokowi yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
Hal ini membuktikan bahwa mereka orang partai, mereka bukan warga masyarakat biasa tetapi mereka adalah kader, pengurus ataupun simpatisan PDIP, Parpol pengusung Petahana.
Dan sebagai kader atau simpatisan PDIP, tentu sangat mungkin mereka menggangu Sandi juga atas suruhan ketua atau pengurus partainya, terbukti dengan Bendera PDIP yang mereka kibar-kibarkan dengan bangga ini.
Sandi sendiri tak pernah ambil pusing dengan ulah seucrit orang yang berusaha mengganggunya.
Karena Sandi tau mayoritas warga ingin perubahan dan terbukti sangat antusias menyambut kedatangan Sandi, dan yang menolak cuma segelintir alias seucrit saja dan itupun orang partai pendukung paslon petahana, jadi ya wajar saja.
Faktakini.com, Jakarta - Cawapres Milenial Sandiaga Uno menuai sukses besar dalam safari politiknya di Jawa Tengah dan Jawa Timur, khususnya di bulan Februari 2019 ini.
Dalam junjungannya di Solo, Wonogiri, Nganjuk, Ngawi, Madiun, Surabaya dan lainnya ribuan warga masyarakat sangat antusias menyambut kedatangan Sandi, khususnya kaum Emak-Emak dan remaja putri.
Namun euphoria warga masyarakat terhadap Cawapres Muda ini, ternyata membuat resah kubu pendukung paslon Petahana.
Karena elektabilitas pasangan Prabowo - Sandi pun terus meroket terutama akibat pesona Sandi.
Untuk itu mereka berusaha memberi kesan bahwa kunjungan Sandi ditolak oleh warga masyarakat, caranya, dengan mengerahkan para anggota, kader atau simpatisan partai tertentu, untuk menganggu kunjungan Sandi.
Dalam video yang beredar dan dikabarkan terjadi di Nganjuk, tepatnya di Pasar Sukomoro, terlihat belasan orang berusaha mengganggu dan memprovokasi konvoi rombongan mobil Sandi.
Dan bingo! Seucrit massa itu dengan bangga mengibar-ngibarkan bendera PDIP, partainya Jokowi yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.
Hal ini membuktikan bahwa mereka orang partai, mereka bukan warga masyarakat biasa tetapi mereka adalah kader, pengurus ataupun simpatisan PDIP, Parpol pengusung Petahana.
Dan sebagai kader atau simpatisan PDIP, tentu sangat mungkin mereka menggangu Sandi juga atas suruhan ketua atau pengurus partainya, terbukti dengan Bendera PDIP yang mereka kibar-kibarkan dengan bangga ini.
Sandi sendiri tak pernah ambil pusing dengan ulah seucrit orang yang berusaha mengganggunya.
Karena Sandi tau mayoritas warga ingin perubahan dan terbukti sangat antusias menyambut kedatangan Sandi, dan yang menolak cuma segelintir alias seucrit saja dan itupun orang partai pendukung paslon petahana, jadi ya wajar saja.