TKN Akhirnya Akui Ucapan Jokowi Di Debat Kedua Soal Import Jagung Salah
Rabu, 20 Februari 2019
Faktakini.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) akhirnya mengakui bahwa data soal impor jagung yang disampaikan Jokowi saat debat capres putaran kedua adalah salah.
TKN kemudian mencoba berkelit dengan mengatakan Jokowi 'tertukar angka".
Hal tersebut disampaikan anggota Divisi Penugasan Khusus TKN Inas Nasrullah Zubir. Dalam debat capres putaran kedua, Jokowi mengatakan, pada 2013, impor jagung mencapai kurang-lebih 3 juta ton dan pada 2018 sekitar 180 ribu ton.
"Memang tidak semua data impor bisa dihafal luar kepala oleh Pak Jokowi. Contohnya data yang diberikan tentang impor jagung tahun 2013, yakni kurang-lebih 3 juta ton senilai kurang-lebih 950 juta dolar dan impor tahun 2018 kurang-lebih 750 ribu ton senilai kurang-lebih 180 juta dolar," kata Inas dalam keterangannya, Selasa (19/2/2019).
Sebelumnya, data impor jagung yang dipaparkan capres 01 Jokowi menuai kritik. Jokowi menyebut impor jagung bisa ditekan menjadi 180.000 ton pada 2018, tapi data Badan Pusat Statistik (BPS) justru berbeda.
Menurut data BPS, impor jagung sepanjang 2018 mencapai 737,22 ribu ton dengan nilai US$ 150,54 juta. Merespons perbedaan data itu, Presiden Jokowi pun buka suara.
"Ya sekali lagi, kita dari kementerian dan lembaga, misalnya yang berkaitan dengan impor jagung. Ya memang 2018 saya tanya konfirmasi lagi ke Mentan 180.000 (ton), Mendag juga 180.000, dan justru ada ekspor 380 ribu (ton), di debat lupa disebutkan. Data-data dari kementerian," ujar Jokowi saat ditanya wartawan di Lapangan Tegal Papak, Pandeglang, Banten, Senin (18/2).
Sumber: TKN
Faktakini.com, Jakarta - Tim Kampanye Nasional (TKN) akhirnya mengakui bahwa data soal impor jagung yang disampaikan Jokowi saat debat capres putaran kedua adalah salah.
TKN kemudian mencoba berkelit dengan mengatakan Jokowi 'tertukar angka".
Hal tersebut disampaikan anggota Divisi Penugasan Khusus TKN Inas Nasrullah Zubir. Dalam debat capres putaran kedua, Jokowi mengatakan, pada 2013, impor jagung mencapai kurang-lebih 3 juta ton dan pada 2018 sekitar 180 ribu ton.
"Memang tidak semua data impor bisa dihafal luar kepala oleh Pak Jokowi. Contohnya data yang diberikan tentang impor jagung tahun 2013, yakni kurang-lebih 3 juta ton senilai kurang-lebih 950 juta dolar dan impor tahun 2018 kurang-lebih 750 ribu ton senilai kurang-lebih 180 juta dolar," kata Inas dalam keterangannya, Selasa (19/2/2019).
Sebelumnya, data impor jagung yang dipaparkan capres 01 Jokowi menuai kritik. Jokowi menyebut impor jagung bisa ditekan menjadi 180.000 ton pada 2018, tapi data Badan Pusat Statistik (BPS) justru berbeda.
Menurut data BPS, impor jagung sepanjang 2018 mencapai 737,22 ribu ton dengan nilai US$ 150,54 juta. Merespons perbedaan data itu, Presiden Jokowi pun buka suara.
"Ya sekali lagi, kita dari kementerian dan lembaga, misalnya yang berkaitan dengan impor jagung. Ya memang 2018 saya tanya konfirmasi lagi ke Mentan 180.000 (ton), Mendag juga 180.000, dan justru ada ekspor 380 ribu (ton), di debat lupa disebutkan. Data-data dari kementerian," ujar Jokowi saat ditanya wartawan di Lapangan Tegal Papak, Pandeglang, Banten, Senin (18/2).
Sumber: TKN