Wajib Baca Dan Share: Inilah Beda Prabowo Dan Jokowi Dalam Melihat Masalah
Rabu, 6 Februari 2019
Faktakini.com
YANG CERDAS, BEDA KELAS
Saat Prabowo mengatakan ada Markup dalam project LRT, maka berjingkraklah para penghamba penguasa.
Hoax!! Kata mereka. Prabowo menyebarkan kebohongan! Pernyataan ini langsung diekspose oleh gerombolan media seluas luasnya.
Mereka berharap, elektabilitas Prabowo menurun, karena menyebarkan kebohongan data kepada Publik.
Namuuunn... munculah JK, Wakil Presiden memberikan stetment yang begitu menghujam dan membuat seisi kolam bungkam. JK bilang : terjadi markup biaya project LRT disetiap kilo meternya.
Ngokkk!!! Seisi kolam masuk Lumpur!
Ternyata Prabowo memaparkan Fakta, bukan khayalan seperti esemka.
Dilain waktu, Prabowo mengutarakan pendapatan Dokter lebih rendah dibanding tukang Parkir...
Kembali sekolam ngakak berjamaah, malahan ada yang sampai muntah muntah.
Mereka bilang : Prabowo tidak tahu apa apa, data dari mana. Ngelantur dsb..
Eng ing eeenggg.... selang beberapa waktu, datanglah klarifikasi dari IDI(ikatan dokter indonesia)yang membenarkan kalau dokter hanya mendapatkan 2000 rupiah dari BPJS, malahan banyak dokter yg bergaji dibawah 2jtan perbulan...
Ngookkk...!! Kecobong kembali mandi malu...
(Kalau orangmah mandi madu, karena kecebong yaa mandi malu.. )
Mata melotot, otak melorot...
Sementara diseberang Jalan...
Jokowi dengan penuh keyakinan mengatakan ustadz ABB akan dibebaskan.
Yeaahhh.... cebong kembali pesta, Lumpur jadi berasa mentega. Lihat dong jagoan gue, Humanis dan cinta ulama kaann...
Jebret!!!
Tiba-tiba, pernyataan Jokowi disliding tackle sama pembokatnya sendiri. Menteri berani merevisi sabda sang atasan tanpa perasaan. Ter la luuu... Dianulir didepan Umum!! Ustadz ABB tidak bakalan bebas...
Grrrr.... cebong saling sikut, tidak tahu siapa yg harus dikutuk. Marwah dan harga diri Presiden dilecehkan oleh koloninya sendiri...
Yang terbaru,
Kembali Jokowi sesumbar : para penyuluh pertanian akan diangkat jadi PNS.
Gk buang buang waktu, kembali ada Menteri yang beraksi.
Kagak mungkin penyuluh pertanian diangkat jadi pegawai negeri...!!
Kasihan,...
Benar benar tidak dianggap apa yg diucapkan presiden. Kalau beda pendapat didalam ruang rapat, itu oke. Tapi kalau merevisi dan mengaanulir pernyataan presiden didepan publik, namanya tidak ada koordinasi, komunikasi dan presiden tidak dihargai.
Apa karena sudah sedemikian susah membedakan antara mana salah dan mana yang dusta...
Komparasi yang sederhana,
Disatu sisi, Prabowo bisa melihat fakta, menganalisa data. Kemudian dia berkata, dan mengeluarkan stetment. Dan stetmentnya itu dikuatkan oleh pernyataan dari sumber sumber yang terkorelasi dan kompeten...
Pernyataan pernyataan Prabowo selalu di framing sebagai sebuah kebohongan, namun pada akhirnya diakui sebagai kebenaran.
Sementara,
Jokowi mengeluarkan stetment entah dasarnya apa. Kalau memang berdasar analisa, maka tidak mungkinlah kalau sampai ditentang dan dirontokan oleh menterinya sendiri. Atau para Menteri memang merasa lebih pinter dibanding tuanya???
Pernyataan Jokowi selalu diekspose sebagai hal yg luar biasa. Namun pada akhirnya masyarakat tahu kenyataanya, hanya isapan jempol belaka....
Kembali saya ingat kata kata Fahri Hamzah, bahwa Jokowi dikelilingi oleh orang orang bodoh. Mereka membisikan sesuatu yg seolah olah bisa membuat Jokowi keliatan hebat, namun akhirnya membuat ia harus bersilat lidah.
Seperti halnya Propaganda Russia ini. Yang akhirnya menuai protes dari negara negara yg merasa disinggung...
Disinilah perlunya pemimpin yang cerdas yang bisa memahami dan menganalisa, bukan sekedar menyambung lidah para pembisik.
Blunder dan Blunder lagi dilakukan oleh koloni koalisi...
Bayangin saja, masa ada seorang walikota yang kelakuanya kayak bocah yg kalah maen gundu.
" Awas lho, kalau lewat depan rumah gue, gue cepat lo.."
......
" awas...jangan lewat tol buatan Jokowi"...!!!
Ya elaaahhh.... kebayangkan, sekelas walikota saja, nalarnya segitu doang. Apalagi barisanya yang sekolam???
Misalkan elo nih, dari Jkt mo ke Bdg... Mo lewat mana??
Lewat puncak?, buatan siapa? ?
Lewat cipularang? ? Buatan siapa??
Sudahlah, cerdaslah sedikit saja. Emang 5 tahun kebelakang Indonesia gk punya tol?? Gk punya bandara?? Apa Indonesia hanya hutan belantara? ??
( colek Linda Gunawan, yang punya data akurat soal infrastructure aahh.... )
Plis deh, hentikan menularkan kebodohan. Aku sudah cukup bodoh, jangan kalian tambah lagi kebodohan ini...
Maaf, hal seperti inilah yang membuat aku jengah. Asupan informasi yg salah yang membuat masyarakat jadi bodoh permanen.
Kecerdasan itu memang berkelas.
Bukan soal kita lulus pasca sajana atau sekolah dimana. Tapi ini soal State of Mind...
*nulis sambil mikir, ntar pulang aku lewat mana yaa... :D :D*
Salam waras 👆
Faktakini.com
YANG CERDAS, BEDA KELAS
Saat Prabowo mengatakan ada Markup dalam project LRT, maka berjingkraklah para penghamba penguasa.
Hoax!! Kata mereka. Prabowo menyebarkan kebohongan! Pernyataan ini langsung diekspose oleh gerombolan media seluas luasnya.
Mereka berharap, elektabilitas Prabowo menurun, karena menyebarkan kebohongan data kepada Publik.
Namuuunn... munculah JK, Wakil Presiden memberikan stetment yang begitu menghujam dan membuat seisi kolam bungkam. JK bilang : terjadi markup biaya project LRT disetiap kilo meternya.
Ngokkk!!! Seisi kolam masuk Lumpur!
Ternyata Prabowo memaparkan Fakta, bukan khayalan seperti esemka.
Dilain waktu, Prabowo mengutarakan pendapatan Dokter lebih rendah dibanding tukang Parkir...
Kembali sekolam ngakak berjamaah, malahan ada yang sampai muntah muntah.
Mereka bilang : Prabowo tidak tahu apa apa, data dari mana. Ngelantur dsb..
Eng ing eeenggg.... selang beberapa waktu, datanglah klarifikasi dari IDI(ikatan dokter indonesia)yang membenarkan kalau dokter hanya mendapatkan 2000 rupiah dari BPJS, malahan banyak dokter yg bergaji dibawah 2jtan perbulan...
Ngookkk...!! Kecobong kembali mandi malu...
(Kalau orangmah mandi madu, karena kecebong yaa mandi malu.. )
Mata melotot, otak melorot...
Sementara diseberang Jalan...
Jokowi dengan penuh keyakinan mengatakan ustadz ABB akan dibebaskan.
Yeaahhh.... cebong kembali pesta, Lumpur jadi berasa mentega. Lihat dong jagoan gue, Humanis dan cinta ulama kaann...
Jebret!!!
Tiba-tiba, pernyataan Jokowi disliding tackle sama pembokatnya sendiri. Menteri berani merevisi sabda sang atasan tanpa perasaan. Ter la luuu... Dianulir didepan Umum!! Ustadz ABB tidak bakalan bebas...
Grrrr.... cebong saling sikut, tidak tahu siapa yg harus dikutuk. Marwah dan harga diri Presiden dilecehkan oleh koloninya sendiri...
Yang terbaru,
Kembali Jokowi sesumbar : para penyuluh pertanian akan diangkat jadi PNS.
Gk buang buang waktu, kembali ada Menteri yang beraksi.
Kagak mungkin penyuluh pertanian diangkat jadi pegawai negeri...!!
Kasihan,...
Benar benar tidak dianggap apa yg diucapkan presiden. Kalau beda pendapat didalam ruang rapat, itu oke. Tapi kalau merevisi dan mengaanulir pernyataan presiden didepan publik, namanya tidak ada koordinasi, komunikasi dan presiden tidak dihargai.
Apa karena sudah sedemikian susah membedakan antara mana salah dan mana yang dusta...
Komparasi yang sederhana,
Disatu sisi, Prabowo bisa melihat fakta, menganalisa data. Kemudian dia berkata, dan mengeluarkan stetment. Dan stetmentnya itu dikuatkan oleh pernyataan dari sumber sumber yang terkorelasi dan kompeten...
Pernyataan pernyataan Prabowo selalu di framing sebagai sebuah kebohongan, namun pada akhirnya diakui sebagai kebenaran.
Sementara,
Jokowi mengeluarkan stetment entah dasarnya apa. Kalau memang berdasar analisa, maka tidak mungkinlah kalau sampai ditentang dan dirontokan oleh menterinya sendiri. Atau para Menteri memang merasa lebih pinter dibanding tuanya???
Pernyataan Jokowi selalu diekspose sebagai hal yg luar biasa. Namun pada akhirnya masyarakat tahu kenyataanya, hanya isapan jempol belaka....
Kembali saya ingat kata kata Fahri Hamzah, bahwa Jokowi dikelilingi oleh orang orang bodoh. Mereka membisikan sesuatu yg seolah olah bisa membuat Jokowi keliatan hebat, namun akhirnya membuat ia harus bersilat lidah.
Seperti halnya Propaganda Russia ini. Yang akhirnya menuai protes dari negara negara yg merasa disinggung...
Disinilah perlunya pemimpin yang cerdas yang bisa memahami dan menganalisa, bukan sekedar menyambung lidah para pembisik.
Blunder dan Blunder lagi dilakukan oleh koloni koalisi...
Bayangin saja, masa ada seorang walikota yang kelakuanya kayak bocah yg kalah maen gundu.
" Awas lho, kalau lewat depan rumah gue, gue cepat lo.."
......
" awas...jangan lewat tol buatan Jokowi"...!!!
Ya elaaahhh.... kebayangkan, sekelas walikota saja, nalarnya segitu doang. Apalagi barisanya yang sekolam???
Misalkan elo nih, dari Jkt mo ke Bdg... Mo lewat mana??
Lewat puncak?, buatan siapa? ?
Lewat cipularang? ? Buatan siapa??
Sudahlah, cerdaslah sedikit saja. Emang 5 tahun kebelakang Indonesia gk punya tol?? Gk punya bandara?? Apa Indonesia hanya hutan belantara? ??
( colek Linda Gunawan, yang punya data akurat soal infrastructure aahh.... )
Plis deh, hentikan menularkan kebodohan. Aku sudah cukup bodoh, jangan kalian tambah lagi kebodohan ini...
Maaf, hal seperti inilah yang membuat aku jengah. Asupan informasi yg salah yang membuat masyarakat jadi bodoh permanen.
Kecerdasan itu memang berkelas.
Bukan soal kita lulus pasca sajana atau sekolah dimana. Tapi ini soal State of Mind...
*nulis sambil mikir, ntar pulang aku lewat mana yaa... :D :D*
Salam waras 👆