Wiranto Tantang Sumpah Pocong, Tim Prabowo: Kubu Jokowi Stress

Selasa, 26 Februari 2019

Faktakini.com, Jakarta - Wakil Direktur Relawan Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Ferry Juliantono, menyebut kubu pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo - Ma'ruf Amin panik.

Hal ini disampaikan Ferry menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto soal sumpah pocong.

Wiranto bersama beberapa menteri sebelumnya sempat masuk sebagai juru kampanye Jokowi-Ma'ruf. Namun, mereka urung menjadi jurkam lantaran menuai kritik dari publik terkait jabatannya sebagai menteri.

Dalam acara pidato kebangsaan Jokowi bertajuk Optimis Indonesia Maju di Sentul Ahad malam lalu, Wiranto juga hadir di lokasi.

"Ngeri amat. Stres kali (kubu) Pak Jokowi nih, takut, panik, apa stres nih, ngomongnya udah aneh-aneh," kata Ferry di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Selasa, 26 Februari 2019.

Menkopolhukam Wiranto sebelumnya menantang Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (purn) Kivlan Zein dan Letnan Jenderal TNI (purn) Prabowo Subianto untuk sumpah pocong. Wiranto tersulut melontarkan tantangan ini lantaran Kivlan sebelumnya menudingnya dalang di balik peristiwa kerusuhan 1998 dan lengsernya Presiden Soeharto.

Tudingan itu disampaikan Kivlan dalam acara 'Para Tokoh Bicara 98' di Gedung Ad Premier, Jakarta Selatan, Senin, 25 Februari. Menurut Kivlan, Wiranto justru tak berada di Jakarta saat kerusuhan yang memprotes sidang istimewa Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kivlan juga menuding Wiranto tak membayarkan uang Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) senilai Rp 10 miliar.

"Saya berani ya, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu. Saya, Prabowo, dan Kivlan Zein. Sumpah pocong kita, siapa sebenarnya dalang kerusuhan itu," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2019.

Ferry melanjutkan, Wiranto justru menjadi orang paling bertanggung jawab saat kerusuhan 1998 lantaran jabatannya sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI. Menurut dia, segala polemik soal siapa yang paling bertanggung jawab semestinya diselesaikan melalui pengadilan militer, bukan sumpah pocong.

"Kok, pakai sumpah pocong, kan ada pengadilan militer. Kalau sumpah pocong, stres apa gimana," ujar politikus Partai Gerindra ini.

Gambar: "Pocong"

Sumber: Tempo