Acara MRSF Diduga Disisipi Aktivitas Politik, Kapolri Pertimbangkan Untuk Menunda
Selasa, 19 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) menuai kontroversi.
Karena di pekan-pekan terakhir jelang Pilpres 2019 ini, banyak poster dan spanduk yang terpampang terkesan mempromosikan calon presiden petahana Joko Widodo, namun Polri menilai foto Jokowi dan lainnya itu hanya simbol kampanye keselamatan lalu lintas.
“Tujuan polisi untuk framing branding MRSF utamanya mencegah jangan sampai kelompok milenial jadi korban kecelakaan lalu lintas,” ujar Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Senin (18/3).
Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polri di Jawa Timur pada Ahad, 17 Maret 2019 juga menuai kontroversi.
Acara yang digelar di pekan-pekan terakhir jelang Pilpres 2019 ini diduga disisipi aktivitas politik oleh para pendukung paslon 01.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat ini tengah mempertimbangkan untuk menunda sejumlah acara Millenial Road Safety Festifal (MRSF) 2019 yang masih akan digelar di sejumlah kota dan provinsi, karena sudah beberapa kali acara nonpolitik ini dinilai terlalu politis.
Tempo merangkum beberapa fakta seputar acara tersebut:
Ada Lagu Jokowi Wae
Sekelompok peserta memutar lagu berjudul Jokowi wae (Jokowi saja) dalam acara yang digelar di jembatan Suramadu itu.
"Jokowi Wae mas, Jokowi wae, ojok liyane, ojok liyane Jokowi Wae (Jokowi saja, jangan yang lain)," begitu bunyi dari lagu yang diputar peserta MRSF 2019.
Dedi Prasetyo mengatakan, pemutaran lagu tersebut bukan disengaja. Melainkan karena spontanitas massa semata.
“Spontanitas pasti akan terjadi, ini teori psikologi massa. Ketika terjadi kumpulan massa, tak ada yang bisa dikendalikan,” ujar Dedi.
Ada Poster Jokowi
Dalam beberapa acara MRSF, diketahui terpampang poster Jokowi. Namun, lagi-lagi, Polri membantah bahwa poster tersebut merupakan atribut mengampanyekan Jokowi sebagai calon presiden inkumben.
Dedi mengklaim, sejak awal jajaran Polri sudah menyampaikan bahwa acara tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu.
“Oleh karena itu, para peserta, pengunjung tidak boleh gunakan atribut dan teriakan mendukung pasangan, tidak boleh," kata Dedi.
Ihwal poster Jokowi tersebut, Dedi mengklaim hanya sekedar untuk memberitahu anak-anak milineal tentang cara berlalu-lintas.
“Itu kan foto-foto milenial. Kalau naik motor yang benar harus pakai helm dan perhatikan kelengkapan keselamatan. Ingat 2030 kita terima bonus demografi menuju Indonesia emas.”
Menuai Kontroversi saat Digelar di Beberapa Daerah
Acara ini tidak hanya digelar di Jawa Timur, melainkan di beberapa daerah di Indonesia. Dan tidak sekali menuai kontroversi.
Pada saat acara MRSF digelar Lapangan Renon, Denpasar, 17 Februari lalu, Gubernur Bali I Wayan Koster berkampanye mengajak massa yang datang untuk mendukung Jokowi. Ajakan itu juga menuai protes.
Kontroversi serupa terjadi dalam acara MRSF yang digelar Polda Sumatera Selatan pada 9 Maret lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana, bahkan datang langsung ke acara yang dipusatkan di Benteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera. Massa sontak melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan tafsir politis.
Bukan hanya berbentuk dukungan, bahkan, ada yang mengacungkan dua jari (salam pasangan Prabowo) di depan Jokowi.
Foto: Wajah Jokowi di poster acara MRSF
Sumber: Tempo
Faktakini.com, Jakarta - Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) menuai kontroversi.
Karena di pekan-pekan terakhir jelang Pilpres 2019 ini, banyak poster dan spanduk yang terpampang terkesan mempromosikan calon presiden petahana Joko Widodo, namun Polri menilai foto Jokowi dan lainnya itu hanya simbol kampanye keselamatan lalu lintas.
“Tujuan polisi untuk framing branding MRSF utamanya mencegah jangan sampai kelompok milenial jadi korban kecelakaan lalu lintas,” ujar Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Senin (18/3).
Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polri di Jawa Timur pada Ahad, 17 Maret 2019 juga menuai kontroversi.
Acara yang digelar di pekan-pekan terakhir jelang Pilpres 2019 ini diduga disisipi aktivitas politik oleh para pendukung paslon 01.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat ini tengah mempertimbangkan untuk menunda sejumlah acara Millenial Road Safety Festifal (MRSF) 2019 yang masih akan digelar di sejumlah kota dan provinsi, karena sudah beberapa kali acara nonpolitik ini dinilai terlalu politis.
Tempo merangkum beberapa fakta seputar acara tersebut:
Ada Lagu Jokowi Wae
Sekelompok peserta memutar lagu berjudul Jokowi wae (Jokowi saja) dalam acara yang digelar di jembatan Suramadu itu.
"Jokowi Wae mas, Jokowi wae, ojok liyane, ojok liyane Jokowi Wae (Jokowi saja, jangan yang lain)," begitu bunyi dari lagu yang diputar peserta MRSF 2019.
Dedi Prasetyo mengatakan, pemutaran lagu tersebut bukan disengaja. Melainkan karena spontanitas massa semata.
“Spontanitas pasti akan terjadi, ini teori psikologi massa. Ketika terjadi kumpulan massa, tak ada yang bisa dikendalikan,” ujar Dedi.
Ada Poster Jokowi
Dalam beberapa acara MRSF, diketahui terpampang poster Jokowi. Namun, lagi-lagi, Polri membantah bahwa poster tersebut merupakan atribut mengampanyekan Jokowi sebagai calon presiden inkumben.
Dedi mengklaim, sejak awal jajaran Polri sudah menyampaikan bahwa acara tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu.
“Oleh karena itu, para peserta, pengunjung tidak boleh gunakan atribut dan teriakan mendukung pasangan, tidak boleh," kata Dedi.
Ihwal poster Jokowi tersebut, Dedi mengklaim hanya sekedar untuk memberitahu anak-anak milineal tentang cara berlalu-lintas.
“Itu kan foto-foto milenial. Kalau naik motor yang benar harus pakai helm dan perhatikan kelengkapan keselamatan. Ingat 2030 kita terima bonus demografi menuju Indonesia emas.”
Menuai Kontroversi saat Digelar di Beberapa Daerah
Acara ini tidak hanya digelar di Jawa Timur, melainkan di beberapa daerah di Indonesia. Dan tidak sekali menuai kontroversi.
Pada saat acara MRSF digelar Lapangan Renon, Denpasar, 17 Februari lalu, Gubernur Bali I Wayan Koster berkampanye mengajak massa yang datang untuk mendukung Jokowi. Ajakan itu juga menuai protes.
Kontroversi serupa terjadi dalam acara MRSF yang digelar Polda Sumatera Selatan pada 9 Maret lalu. Saat itu, Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana, bahkan datang langsung ke acara yang dipusatkan di Benteng Kuto Besak dan Jembatan Ampera. Massa sontak melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan tafsir politis.
Bukan hanya berbentuk dukungan, bahkan, ada yang mengacungkan dua jari (salam pasangan Prabowo) di depan Jokowi.
Foto: Wajah Jokowi di poster acara MRSF
Sumber: Tempo