Allahu Akbar! Gus Najih: Kyai Maimoen Selalu Menyelipkan Nama Prabowo Dalam Doanya

Sabtu, 2 Maret 2019

Faktakini.com, Madura - Putra KH Maimoen Zubair, Najih Maimoen Zubair bertemu dengan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di Haul Akbar Masyayikh dan Habaib se - Madura, Jawa Timur.

Gus Najih mengatakan ayahnya kerap menyelipkan doa untuk Prabowo seperti Mbah Moen menyebut nama Prabowo saat duduk bersebelahan dengan Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi.

Hal ini disampaikan Gus Najih saat berpidato di lokasi acara yang diselenggarakan di Lapangan Mbak Tutut, Lengser, Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Selasa (26/2/2019) kemarin.

"Segala upaya paslon 01 yang dipaksakan tapi semua digagalkan oleh Allah SWT, bahkan ayah saya mendoakan bapak Prabowo beberapa kali. Beberapa kali loh," kata Gus Najih.

Nama Mbah Moen sempat menjadi perbincangan hangat lantaran menyebut nama Prabowo di dalam doa saat menerima kunjungan Jokowi di Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang beberapa waktu lalu. Saat itu, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Maruf Amin, Romahurmuziy sempat merebut mic yang tengah di pegang Mbah Maimoen untuk memintanya meralat doa tersebut.

Menurut Najih sejumlah kyai dan ulama banyak yang telah bertahajud dan bermunajat untuk memohon petunjuk siapa pemimpin yang pantas memenangkan Pilpres 2019. Hasilnya sebagian dari mereka menyatakan bahwa sosok Prabowo Subianto adalah orang yang tepat.

"Kyai Thaifur Ali Wafa diberi petunjuk oleh Allah, bahwa kalau Indonesia dipimpin oleh pak prabowo maka Indonesia bisa sakinah diturunkan oleh Allah, Indonesia diberi ketenangan oleh Allah, tapi kalau bukan Prabowo maka menjadi kocar kacir dan babak belur," ungkapnya.

Karena itu Najih meminta kepada seluruh umat Islam dan juga masyarakat Indonesia lainnya untuk ikut berjuang bersama memenangkan Prabowo - Sandiaga di Pilpres 2019.

"Kita harus berjuang bersama Prabowo Sandi. InsyaAllah Indonesia mendapatkan pemimpin yang baik, yang amanah, yang membuat Indonesia sejahtera," kata Gus Najih.

Sumber: Suara