BPN Akui Sandiaga Cawapres Milenial Jadi Faktor Penentu Kemenangan Prabowo
Jumat, 22 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai pemilihan Sandiaga Uno sebagai cawapres sangat tepat karena berhasil mendongkrak elektabilitas Prabowo dalam survei Litbang Kompas. Sandi dinilai sebagai orang yang tepat dalam isu ekonomi dan dekat dengan pemilih muda.
"Pertama, sesuai dengan strategi dan program kampanye yang fokus pada pembenahan masalah ekonomi, terutama ekonomi mikro, dalam hal ini Sandi orang yang tepat. Kedua, Sandi memiliki kedekatan karakter dengan pemilih muda/milenial dan kelompok pemilih perempuan," kata juru debat BPN Suhud Alynuddin kepada wartawan, Jumat (22/3/2019).
Menurut Suhud, Sandi juga memiliki stamina dan daya jelajah tinggi dalam melakukan kampanye ke seluruh Indonesia. Karena alasan-alasan itulah Suhud menganggap Sandi bisa menjadi penentu kemenangan.
"Sandi tak hanya menjadi faktor penambah suara. Tapi juga akan menjadi faktor penentu kemenangan pasangan Prabowo-Sandi. Karena Sandi lebih memiliki peluang yang besar untuk mempengaruhi sikap pilihan pemilih galau atau swing voters," jelasnya.
Juru debat BPN lainnya, Saleh Partaonan Daulay, juga menanggapi positif hasil survei Litbang Kompas. Menurutnya, hasil survei itu senada dengan realitas di lapangan yang menunjukkan kampanye Sandi lebih efektif dan masyarakat antusias menyambutnya.
"Selain itu, kampanye Sandi itu lebih hemat. Sering sekali beliau datang ke daerah, para relawan yang bergotong royong menyiapkan segala sesuatunya. Tentu saja kami sangat bersyukur akan hal itu. Kenyataan di atas berbanding terbalik dengan kampanye Ma'ruf Amin. Kampanye Ma'ruf Amin sering sekali sepi pengunjung," ujar Saleh.
"Bahkan saya dengar, dan ini perlu diklarifikasi lebih lanjut, ada beberapa kali kejadian kampanyenya (Ma'ruf) dibatalkan karena pengunjung tidak sesuai dengan ekspektasi. Ada juga video dan foto-foto terkait hal ini yang menyebar di media sosial," imbuhnya.
Karena itu, Saleh setuju dengan hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan sosok Sandi lebih mendongkrak elektabilitas Prabowo. Ia memprediksi 'Sandi effect' akan lebih terasa jelang pemilu nanti.
"Itu artinya, survei Kompas itu benar adanya. Pemilihan Sandi sebagai cawapres Prabowo jauh lebih efektif daripada pemilihan Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi. Bisa jadi, sampai pemilu nanti, Sandi effect akan lebih terasa lagi," ungkap Saleh.
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas, Sandiaga Uno disebut lebih berperan terhadap elektabilitas Prabowo Subianto dibanding Ma'ruf Amin ke Joko Widodo.
Sebanyak 89,7% responden pendukung Jokowi menyatakan makin yakin memilih Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Sementara itu, sebanyak 92,6% responden pendukung Prabowo mengaku yakin memilih Prabowo setelah berpasangan dengan Sandiaga.
Di kelompok pemilih Prabowo-Sandi, sebanyak 16,7% responden memilih karena faktor Sandi. Sedangkan di kelompok pemilih Jokowi-Ma'ruf, pilihan yang didasarkan oleh faktor Ma'ruf Amin hanya 5,4%.
Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai pemilihan Sandiaga Uno sebagai cawapres sangat tepat karena berhasil mendongkrak elektabilitas Prabowo dalam survei Litbang Kompas. Sandi dinilai sebagai orang yang tepat dalam isu ekonomi dan dekat dengan pemilih muda.
"Pertama, sesuai dengan strategi dan program kampanye yang fokus pada pembenahan masalah ekonomi, terutama ekonomi mikro, dalam hal ini Sandi orang yang tepat. Kedua, Sandi memiliki kedekatan karakter dengan pemilih muda/milenial dan kelompok pemilih perempuan," kata juru debat BPN Suhud Alynuddin kepada wartawan, Jumat (22/3/2019).
Menurut Suhud, Sandi juga memiliki stamina dan daya jelajah tinggi dalam melakukan kampanye ke seluruh Indonesia. Karena alasan-alasan itulah Suhud menganggap Sandi bisa menjadi penentu kemenangan.
"Sandi tak hanya menjadi faktor penambah suara. Tapi juga akan menjadi faktor penentu kemenangan pasangan Prabowo-Sandi. Karena Sandi lebih memiliki peluang yang besar untuk mempengaruhi sikap pilihan pemilih galau atau swing voters," jelasnya.
Juru debat BPN lainnya, Saleh Partaonan Daulay, juga menanggapi positif hasil survei Litbang Kompas. Menurutnya, hasil survei itu senada dengan realitas di lapangan yang menunjukkan kampanye Sandi lebih efektif dan masyarakat antusias menyambutnya.
"Selain itu, kampanye Sandi itu lebih hemat. Sering sekali beliau datang ke daerah, para relawan yang bergotong royong menyiapkan segala sesuatunya. Tentu saja kami sangat bersyukur akan hal itu. Kenyataan di atas berbanding terbalik dengan kampanye Ma'ruf Amin. Kampanye Ma'ruf Amin sering sekali sepi pengunjung," ujar Saleh.
"Bahkan saya dengar, dan ini perlu diklarifikasi lebih lanjut, ada beberapa kali kejadian kampanyenya (Ma'ruf) dibatalkan karena pengunjung tidak sesuai dengan ekspektasi. Ada juga video dan foto-foto terkait hal ini yang menyebar di media sosial," imbuhnya.
Karena itu, Saleh setuju dengan hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan sosok Sandi lebih mendongkrak elektabilitas Prabowo. Ia memprediksi 'Sandi effect' akan lebih terasa jelang pemilu nanti.
"Itu artinya, survei Kompas itu benar adanya. Pemilihan Sandi sebagai cawapres Prabowo jauh lebih efektif daripada pemilihan Ma'ruf Amin sebagai cawapres Jokowi. Bisa jadi, sampai pemilu nanti, Sandi effect akan lebih terasa lagi," ungkap Saleh.
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas, Sandiaga Uno disebut lebih berperan terhadap elektabilitas Prabowo Subianto dibanding Ma'ruf Amin ke Joko Widodo.
Sebanyak 89,7% responden pendukung Jokowi menyatakan makin yakin memilih Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin.
Sementara itu, sebanyak 92,6% responden pendukung Prabowo mengaku yakin memilih Prabowo setelah berpasangan dengan Sandiaga.
Di kelompok pemilih Prabowo-Sandi, sebanyak 16,7% responden memilih karena faktor Sandi. Sedangkan di kelompok pemilih Jokowi-Ma'ruf, pilihan yang didasarkan oleh faktor Ma'ruf Amin hanya 5,4%.
Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sumber: Detik