Buya Murtadho Kritik Keras Bupati Pandeglang Karena Larang Helikopter Prabowo Mendarat

Ahad, 17 Maret 2019

Faktakini.com, Serang - Ulama besar Banten Buya Murtadho melontarkan kritik keras karena helikopter Prabowo dilarang mendarat di Alun-alun Pandeglang. Abuya Murtadho bahkaj sampai menyebut Bupati Pandeglang Irna Narulita gila, saking jengkelnya karena Prabowo dipersulit.

Calon Presiden Prabowo Subianto pun akhirnya gagal mengunjungi Pondok Pesantren atau Ponpes milik Abuya Murtadho di Cidahu, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang menggunakan jalur udara karena ulah dan Intervensi Bupati Pandeglang.

Prabowo medapatkan pemberitahuan larangan penggunaan Alun-alun Pandeglang untuk pendaratan Helikopter, Sabtu (16/3/2019).

Prabowo pun akhirnya memutuskan untuk mendarat terlebih dahulu di Lapangan Boru, Kecamatan Curug, Kota Serang dan langsung mengunjungi kediaman Buya Murtadho melalui jalur darat.

Penolakan tersebut membuat  kecewa warga masyarakat skeptis hingga Abuya Murtadho pun akhirnya turut bersuara.

Salah satu tokoh ulama di Pandeglang ini geram atas keputusan Pemkab Pandeglang yang melarang penggunaan Alun-alun.

“Sebetulnya sudah berulang kali mau ke sini, dengan berbagai cara, bagaimana caranya agar Prabowo jangan di potong ketemu saya. Sudah beberapa kali di potong ini. Bisa di bayangkan Bupati kita pesawat mau turun disana enggak boleh, apa dasarnya? Itu tuh alun-alun saya (Rakyat),” kata Abuya di kediamannya usai bertemu Prabowo.

Abuya menerangkan sebelum Prabowo berkunjung ke kediamannya. Para pendukung Prabowo sempat meminta tempat untuk pemberhentian halikopter di Cidahu, lantaran di Cidahu tidak ada tempat, akhirnya di putuskan di Alun-alun Pandeglang.

“Beliau (Prabowo) menghendaki turun disini, tapi di sekitar sini enggak ada (Tempat). Semalam itu sampai jam 2 survei tenpatnya tapi enggak ada, beberapa kali ke Alun-alun, lihat Alun-alun tetap enggak boleh. Ini kan gila Bupati kita ini, bisa di bayangkan sampai jam 03.00 WIB dinihari, belum boleh, saya tanyakan dasarnya apa,” tandasnya.

Sebelumnya, Bupati Pandeglang Irna Narulita berkelit dan mengaku kebijakan larangan tersebut tak ada hubungan dengan pilihan politik.

Irna mengaku hanya jngin menegakan aturan yang tertera dalam Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.

“Soal beda pilihan enggak masalah itu, saya enggak menggangu 02 maupun 01. Intinya aturan harus dipakai, itu kan aset negara,” kata Irna melalui sambungan telepon, Minggu (17/3/2019).

Irna juga mengaku, pihaknya melarang Prabowo mendaratkan helikopter di Alun-alun Pandeglang karena tak ingin kampanye Prabowo tercederai.

Pasalnya, ketika Prabowo turun di Alun-alun Pandeglang dikhawatirkan akan memicu pelanggaran karena pendukung Prabowo pasti akan berbondong-bondong menyambut kedatangan Prabowo.

Alasan ini sungguh aneh, karena Prabowo sebagai Capres juga datang dengan dikawal oleh aparat kepolisian, beserta satuan pengamanan lainnya. Namun itulah alibi dari Bupati ini.

“Saya juga arahkan (pendaratannya) ke Cadasari, tapi kan enggak mau. Maunya di jantung kota. Kalau di alun-alun kan aset pemkab, nanti kalau turun di sana. Massa mengeruduk, ada yel-yelan dan lain-lain. Nanti tercederai,” kelitnya.

Sebelumnya sudah koordinasi dengan pihak 02, yakni Ketua TKD Prabowo-Sandi Banten, Desmond J. Mahesa terkait izin pendaratan tersebut. Irna menyebut, pihak 02 telah sepakat tidak akan turun di Alun-alun Pandeglang, karena khawatir tercederai.

“Saya sebagai kepala daerah sudah sampaikan kepada pimpinan Pak Desmon, sama Pak Erin, sudah saya jelaskan, coba cari tempat yang lain, dan sudah di maklum, karena takut tercederai,” tandasnya.

Foto: Buya Murtadho bersama Prabowo, Sabtu (16/3/2019)

Sumber: bantenhits.com