Charta: Jokowi Akan Menang Unggul 20,4 %, Netizen: Kau Bilang Ahok Menang Pilgub Unggul 3 ℅, Malah Kalah 16 Persen!
Senin 25 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Lembaga survei Charta Politika yang saat Pilgub DKI 2017 merilis hasil survei "luar biasa ancur melesetnya", kini coba mengeluarkan prediksi akhir Pilpres 2019.
Lembaga Survei yang dipimpin oleh seorang Ahoker Tionghoa bernama Yunarto Wijaya itu mengklaim paslon petahana menang atas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Charta mengklaim survei itu dilaksanakan pada 1-9 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 2.000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19% dan tingkat kepercayaan 95%.
Dalam survei tersebut, Charta mengklaim Jokowi - Ma'ruf unggul dengan 53,6% sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendapat angka 35,4%. Sebanyak 11% responden tidak tahu atau tidak menjawab.
Dalam survei tersebut, dilihat dari hasil sebelumnya, tren elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres meningkat. Charta Politika lantas melakukan ekstrapolasi sebagai prediksi akhir Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf menang atas Prabowo-Sandi.
"Dengan perolehan elektabilitas tersebut di atas, ketika dilakukan ekstrapolasi maka menghasilkan perolehan suara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dipilih oleh (60,2%) mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (39,8%)," demikian rilis Charta Politika.
Masalahnya jejak digital membuktikan Charta Politika ini memiliki reputasi sangat buruk di Pilgub DKI 2017.
Saat Pilgub DKI 2017, Lembaga Survei yang dipimpin oleh Ahoker Tionghoa yang bernama Yunarto Wijaya ini merilis hasil survei pada tanggal 15 April 2017 atau hanya empat hari sebelum Pilgub DKI Putaran Kedua yang isinya Ahok - Djarot raih 47,3 persen sementara Anies - Sandi hanya 44,8 persen.
Charta Politika mengklaim Survei tersebut dilakukan pada 7-12 April 2017 menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei sebanyak 782 orang, yang tersebar di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
Tingkat kepercayaan survei diklaim oleh mereka sebesar 95 persen, dengan margin of error 3,5 persen. Hasilnya, Ahok-Djarot memperoleh elektabilitas 47,3 persen dan Anies-Sandiaga 44,8 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 7,9 persen, demikian pengakuan Yunarto Wijaya cs.
Fakta kemudian membuktikan "hasil survei" Charta Politika sangat meleset!
Hasil Resmi KPU Pilgub DKI 2017 Putaran Kedua Anies - Sandi menang telak dengan meraih 57,96 persen, sementara Ahok - Djarot hanya meraih 42,04 persen.
Melesetnya terlalu parah, mas. Kalo orang mau pergi ke Surabaya tapi nyasar malah ke Malang, itu masih mending.
Tapi ibarat orang nyasar, melesetnya hasil survei Charta Politika ini ibarat orang mau pergi ke Surabaya dia malah nyasarnya ke Merauke saking parahnya!
Foto: Yunarto Wijaya Boss Charta Politika
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Lembaga survei Charta Politika yang saat Pilgub DKI 2017 merilis hasil survei "luar biasa ancur melesetnya", kini coba mengeluarkan prediksi akhir Pilpres 2019.
Lembaga Survei yang dipimpin oleh seorang Ahoker Tionghoa bernama Yunarto Wijaya itu mengklaim paslon petahana menang atas Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Charta mengklaim survei itu dilaksanakan pada 1-9 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka terhadap 2.000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19% dan tingkat kepercayaan 95%.
Dalam survei tersebut, Charta mengklaim Jokowi - Ma'ruf unggul dengan 53,6% sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendapat angka 35,4%. Sebanyak 11% responden tidak tahu atau tidak menjawab.
Dalam survei tersebut, dilihat dari hasil sebelumnya, tren elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres meningkat. Charta Politika lantas melakukan ekstrapolasi sebagai prediksi akhir Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf menang atas Prabowo-Sandi.
"Dengan perolehan elektabilitas tersebut di atas, ketika dilakukan ekstrapolasi maka menghasilkan perolehan suara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dipilih oleh (60,2%) mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (39,8%)," demikian rilis Charta Politika.
Masalahnya jejak digital membuktikan Charta Politika ini memiliki reputasi sangat buruk di Pilgub DKI 2017.
Saat Pilgub DKI 2017, Lembaga Survei yang dipimpin oleh Ahoker Tionghoa yang bernama Yunarto Wijaya ini merilis hasil survei pada tanggal 15 April 2017 atau hanya empat hari sebelum Pilgub DKI Putaran Kedua yang isinya Ahok - Djarot raih 47,3 persen sementara Anies - Sandi hanya 44,8 persen.
Charta Politika mengklaim Survei tersebut dilakukan pada 7-12 April 2017 menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei sebanyak 782 orang, yang tersebar di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.
Tingkat kepercayaan survei diklaim oleh mereka sebesar 95 persen, dengan margin of error 3,5 persen. Hasilnya, Ahok-Djarot memperoleh elektabilitas 47,3 persen dan Anies-Sandiaga 44,8 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 7,9 persen, demikian pengakuan Yunarto Wijaya cs.
Fakta kemudian membuktikan "hasil survei" Charta Politika sangat meleset!
Hasil Resmi KPU Pilgub DKI 2017 Putaran Kedua Anies - Sandi menang telak dengan meraih 57,96 persen, sementara Ahok - Djarot hanya meraih 42,04 persen.
Melesetnya terlalu parah, mas. Kalo orang mau pergi ke Surabaya tapi nyasar malah ke Malang, itu masih mending.
Tapi ibarat orang nyasar, melesetnya hasil survei Charta Politika ini ibarat orang mau pergi ke Surabaya dia malah nyasarnya ke Merauke saking parahnya!
Foto: Yunarto Wijaya Boss Charta Politika
Sumber: Detik