Di Acara Doa Untuk Ma'ruf Ada Fitnah Kalau 02 Menang Tahlilan Dihapus, BPN Kecam Keras
Selasa, 19 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi mengkritik keras dugaan kampanye bermuatan fitnah dalam acara doa bersama untuk calon wakil presiden 01 Ma'ruf Amin yang digelar di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (16/3) malam.
Doa bersama tersebut digelar bertepatan sehari sebelum Ma'ruf Amin menyampaikan visi misinya dalam debat cawapres, Minggu (17/3).
Dalam acara doa bersama yang disebut-sebut dihadiri seratusan ulama itu, muncul kampanye ajakan memilih Ma'ruf, disertai fitnah bahwa jika pasangan 01 kalah, tak ada lagi lantunan zikir di Istana Negara, tak ada lagi Hari Santri.
Bahkan, salah satu tuduhan keji dalam acara itu, disebutkan oleh si pembicara bahwa NU akan menjadi fosil jika Jokowi-Ma'ruf kalah.
Acara yang terekam lewat potongan video itu kemudian viral, salah satunya diunggah oleh akun twitter @rajapurwa, Senin (18/3) malam. BPN pun merespons peristiwa tersebut dengan kritikan keras.
Kpd Yth
Pak @jokowi
Pak Kyai Maruf Amin
Tolong diburu penyebar hoax dalam video ini sesuai komitmen anda berdua!
Cc @DivHumas_Polri#KartuSaktiPrabowoSandipic.twitter.com/pw64PMbVQe
— ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) March 18, 2019
"Jangan berpikir masih ada tahlil, masih ada zikir di Istana, jangan berpikir masih ada Hari Santri jika Kiai Ma'ruf kalah," tuding seseorang yang menyampaikan doa.
Orang tersebut kemudian mengajak untuk memilih Ma'ruf Amin, yang ia klaim sebagai satu-satunya jawaban agar Ahlussunah waljamaah terselamatkan, agar NKRI terselamatkan.
"17 April yang akan datang, semua harus menangkan Kiai Ma'ruf Amin," ujar orang tersebut.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN), Ferdinand Hutahaean menyebut apa yang disampaikan dalam video yang beredar tersebut merupakan fitnah.
Menurutnya, Ma'ruf Amin harus membuktikan janji dirinya memberantas hoaks seperti yang selama ini ia nyatakan.
"Pak Ma'ruf Amin hadir di acara itu, kami tunggu klarifikasi dari beliau untuk fitnah ini," kata Ferdinand kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).
Saya akan MEMASTIKAN dengan taruhan NYAWA saya, jika @prabowo @sandiuno menang Pilpres, maka ZIKIR DI ISTANA akan TERUS ADA dan LEBIH BESAR dr sebelumnya.
HARI SANTRI DAN PESANTREN AKAN MENDAPAT PERHATIAN LEBIH BESAR. Jika tidak, saya akan PERANGI Prabowo Sandi dgn nyawa saya.
— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) March 18, 2019
Ferdinand tak habis pikir karena tudingan fitnah dan hoaks justru hadir di hadapan kandidat 01. Ma'ruf, kata Ferdinand, harus membuktikan sumpahnya memberantas hoaks.
Ferdinand yang juga politikus Demokrat itu meminta sejumlah pihak turut mengusut dugaan fitnah ini, baik Bawaslu maupun kepolisian.
"Kami pesimis memang (ditindaklanjuti), tapi bagaimanapun ini harus disuarakan," ujarnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan dalam video tersebut sama halnya dengan kampanye hitam yang dilakukan tiga ibu-ibu di Karawang, yang menyebut Jokowi akan melarang azan dan melegalkan pernikahan sesama jenis jika menang.
Namun ibu-ibu itu kini telah ditangkap, namun sebaliknya apakah kampanye hitam yang dilakukan oleh pembicara itu akan diusut dan pelakunya ditangkap?
Sumber: CNNI
Faktakini.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi mengkritik keras dugaan kampanye bermuatan fitnah dalam acara doa bersama untuk calon wakil presiden 01 Ma'ruf Amin yang digelar di Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (16/3) malam.
Doa bersama tersebut digelar bertepatan sehari sebelum Ma'ruf Amin menyampaikan visi misinya dalam debat cawapres, Minggu (17/3).
Dalam acara doa bersama yang disebut-sebut dihadiri seratusan ulama itu, muncul kampanye ajakan memilih Ma'ruf, disertai fitnah bahwa jika pasangan 01 kalah, tak ada lagi lantunan zikir di Istana Negara, tak ada lagi Hari Santri.
Bahkan, salah satu tuduhan keji dalam acara itu, disebutkan oleh si pembicara bahwa NU akan menjadi fosil jika Jokowi-Ma'ruf kalah.
Acara yang terekam lewat potongan video itu kemudian viral, salah satunya diunggah oleh akun twitter @rajapurwa, Senin (18/3) malam. BPN pun merespons peristiwa tersebut dengan kritikan keras.
Kpd Yth
Pak @jokowi
Pak Kyai Maruf Amin
Tolong diburu penyebar hoax dalam video ini sesuai komitmen anda berdua!
Cc @DivHumas_Polri#KartuSaktiPrabowoSandipic.twitter.com/pw64PMbVQe
— ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤ (@RajaPurwa) March 18, 2019
"Jangan berpikir masih ada tahlil, masih ada zikir di Istana, jangan berpikir masih ada Hari Santri jika Kiai Ma'ruf kalah," tuding seseorang yang menyampaikan doa.
Orang tersebut kemudian mengajak untuk memilih Ma'ruf Amin, yang ia klaim sebagai satu-satunya jawaban agar Ahlussunah waljamaah terselamatkan, agar NKRI terselamatkan.
"17 April yang akan datang, semua harus menangkan Kiai Ma'ruf Amin," ujar orang tersebut.
Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN), Ferdinand Hutahaean menyebut apa yang disampaikan dalam video yang beredar tersebut merupakan fitnah.
Menurutnya, Ma'ruf Amin harus membuktikan janji dirinya memberantas hoaks seperti yang selama ini ia nyatakan.
"Pak Ma'ruf Amin hadir di acara itu, kami tunggu klarifikasi dari beliau untuk fitnah ini," kata Ferdinand kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/3).
Saya akan MEMASTIKAN dengan taruhan NYAWA saya, jika @prabowo @sandiuno menang Pilpres, maka ZIKIR DI ISTANA akan TERUS ADA dan LEBIH BESAR dr sebelumnya.
HARI SANTRI DAN PESANTREN AKAN MENDAPAT PERHATIAN LEBIH BESAR. Jika tidak, saya akan PERANGI Prabowo Sandi dgn nyawa saya.
— FERDINAND HUTAHAEAN (@Ferdinand_Haean) March 18, 2019
Ferdinand tak habis pikir karena tudingan fitnah dan hoaks justru hadir di hadapan kandidat 01. Ma'ruf, kata Ferdinand, harus membuktikan sumpahnya memberantas hoaks.
Ferdinand yang juga politikus Demokrat itu meminta sejumlah pihak turut mengusut dugaan fitnah ini, baik Bawaslu maupun kepolisian.
"Kami pesimis memang (ditindaklanjuti), tapi bagaimanapun ini harus disuarakan," ujarnya.
Menurutnya, apa yang disampaikan dalam video tersebut sama halnya dengan kampanye hitam yang dilakukan tiga ibu-ibu di Karawang, yang menyebut Jokowi akan melarang azan dan melegalkan pernikahan sesama jenis jika menang.
Namun ibu-ibu itu kini telah ditangkap, namun sebaliknya apakah kampanye hitam yang dilakukan oleh pembicara itu akan diusut dan pelakunya ditangkap?
Sumber: CNNI