Dianggap Biarkan Hoax Beredar, Ma'ruf Amin Dilaporkan ke Bawaslu

Kamis, 21 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Cawapres Ma'ruf Amin dilaporkan anggota Advokat Peduli Pemilu (APP) Wahid Hasyim ke Bawaslu RI.

Ma'ruf dilaporkan karena dianggap membiarkan saat seseorang berceramah dan menebar kampanye hitam terhadap Prabowo - Sandi di hadapannya dengan menyebut tak akan ada lagi acara zikir di Istana jika Jokowi kalah pada Pilpres 2019.

"Jadi kedatangan kami ke Bawaslu bermaksud melaporkan KH Ma'ruf Amin telah melakukan pembiaran terhadap hoax yang sudah berkembang. Jadi hoax itu terjadi dalam pengajian, posisinya di Kemang itu, dihadiri oleh KH Ma'ruf, yang intinya mengatakan bahwa kalau capres 01 itu kalah, maka tidak akan ada lagi zikir dan tahlil akan berkumandang di Istana," kata kuasa hukum Wahid, Papang Sapari, di Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2019).

Memang beredar video berisi hoax dan kampanye hitam dari seseorang sedang berceramah di hadapan Ma'ruf.

Dalam video tersebut, penceramah itu mengaku resah Hari Santri dan acara zikir di Istana tinggal kenangan jika Jokowi-Ma'ruf kalah di Pilpres 2019.

Pelapor menilai cawapres nomor urut 01 itu tidak mengkampanyekan anti-hoax karena tidak menegur penceramah dimaksud.

Memang dalam video Ma'ruf terlihat diam saja dan asyik mendengarkan si penceramah tua itu menebar hoax dan fitnah keji tergadai paslon pilihan Ijtima' Ulama Prabowo - Sandi.

Ma'ruf dilaporkan dengan Pasal 280 ayat 1 huruf c dan d juncto Pasal 521 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

"Ya kan ungkapan itu belum tentu ada kebenarannya. Kenapa mesti kalau berarti itu kan ada tuduhan kepada 02 ketika 02 akan memenangkan pemilihan ini berarti itu artinya tidak akan ada lagi zikir dan tahlil di Istana. Memang dalam hal ini diucapkan oleh seorang ustaz dalam ceramah itu dan dihadiri KH Ma'ruf Amin. Sebagai cawapres, kenapa melakukan pembiaran. Yang kami sesalkan itu," papar Papang.

"Sementara kan beliau kalau berkampanye itu menyatakan anti-hoax. Ya kalau anti-hoax, sementara ada hoax di depan matanya, didengarkan langsung, dilihat langsung, kenapa dia tidak melakukan pencegahan? Kenapa melakukan pembiaran? Ini yang kami sesalkan sehingga kami lakukan pelaporan," imbuhnya.

Dalam video yang beredar, penceramah tersebut mengutarakan kekhawatirannya jika Ma'ruf kalah pada Pilpres 2019. Dia resah apabila Ma'ruf kalah, NU dan Hari Santri tinggal kenangan. Bahkan ulama itu juga khawatir tidak akan ada lagi acara zikir di Istana jika cawapres nomor urut 01 itu kalah.

"Mereka ini akan membuat sebuah kekuatan yang apabila terjadi, akan menjadikan Islam mainstream, seperti NU ini, seperti pesantren ini hanya akan menjadi fosil di masa depan," kata penceramah tersebut seperti dalam video yang dilihat detikcom.

"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir ada Hari Santri apabila sampai Kiai Ma'ruf ini kalah," imbuhnya.

Tanggapan Ma'ruf Amin Soal Video Itu

Entah ia ingat atau lupa,
saat dimintai konfirmasi tentang video tersebut, Ma'ruf menyebutnya hoax, padahal ia terlihat jelas dalam video itu.

Begitu pula saat ditanya ihwal keberadaannya seperti dalam video yang viral itu. Ma'ruf menuturkan esensi dari pilpres adalah mencari pemimpin yang baik.

"Ah, itu hoax itu, itu bohong saja, isu, fitnah," ujar Ma'ruf di sela-sela acara diskusi di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).

"Wah nggak ada, nggak ada. Pokoknya pilpres itu mencari pemimpin yang baik," jelasnya.





Sementara itu, putra Ma'ruf, Ahmad Syauqi, memprediksi ayahnya belum melihat video itu. Syauqi menuturkan Ma'ruf tengah sibuk melakukan kunjungan ke daerah.

"Ya beliau kayaknya (belum lihat videonya), karena kemarin habis debat langsung keliling dan ini baru saja kembali langsung menghadiri ini (acara diskusi di Hotel Grand Sahid Jaya)," terang Syauqi.

Menurutnya, Ma'ruf juga terlihat kebingungan saat ditanya wartawan soal video tersebut.

"Ya ketika teman-teman wartawan menanyakan soal video, saya juga nggak hafal redaksinya. Abah (Ma'ruf) juga kebingungan karena belum tahu informasi apa-apa, karena barusan melakukan safari," ujarnya.

Sumber: Detik