Dulu Klaim Ahok Menang Pilgub, Charta Politika 'Si Raja Meleset' Kini Klaim 01 Menang Pilpres, BPN: Hiburan Untuk Jokowi

Senin, 25 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Usai bikin malu hanya empat hari jelang Pilgub DKI 2017 dengan umumkan hasil survei bahwa Ahok akan menang raih 47,3 persen sementara Anies - Sandi hanya 44,8 persen, kini lembaga survei "Raja Meleset" Charta Politika mengeluarkan hasil survei lagi memenangkan Jokowi.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menilai hasil survei Charta Politika yang memprediksi kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin hanyalah hiburan bagi kubu petahana.

Menurut BPN, masyarakat memiliki hasil survei pembanding yang menunjukkan tren penurunan elektabilitas Jokowi.

"Kami anggap itu hiburan untuk Pak Jokowi. Karena masyarakat punya data pembanding yang dikeluarkan oleh lembaga lain, semisal Litbang Kompas, Median dan PolMark, yang memperlihatkan tren elektabilitas Pak Jokowi terus mengalami penurunan dan kemungkinan 'terkunci' di bawah 50 persen," kata juru debat BPN Suhud Alynuddin kepada wartawan, Senin (25/3/2019).

Suhud menyinggung fakta di lapangan yang menurutnya menunjukkan antusiasme rendah masyarakat dalam menyambut Jokowi-Ma'ruf. Sebaliknya, antusiasme masyarakat saat menyambut Prabowo-Sandi menurutnya sangat tinggi.

"Dari fakta yang ada, kami memiliki keyakinan besar bahwa pilpres akan dimenangkan oleh pasangan Pak Prabowo-Sandi," tegas Suhud.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Penasihat BPN Hidayat Nur Wahid mengatakan saat ini banyak lembaga survei dengan hasil bermacam-macam. Ia pun meminta lembaga survei agar tidak membangun narasi bahwa temuan mereka pasti benar.

"Jadi karenanya menurut saya, pertama, rekan-rekan lembaga survei jangan juga mengultuskan diri dengan temuannya, seolah-olah itu pasti benar. Mereka juga harus memahami bahwa masyarakat Indonesia sudah cerdas, sudah tahu tentang bagaimana membandingkan antara satu lembaga survei dengan lembaga survei yang lain," ujar Hidayat di gedung DPR, Senayan, Jakarta, hari ini.

Menurut Hidayat, lembaga survei seharusnya membuka secara jelas bagaimana metodologi survei dan siapa responden mereka agar lebih jelas dan objektif. Jika berkaca pada Pilgub DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, menurut Hidayat prediksi lembaga survei banyak yang keliru.

"Jadi survei ini menurut saya sebagai bagian dari masukan untuk kemudian masing-masing pihak, dalam konteks kami di BPN, kami juga punya survei. Dan dalam survei kami malah bertentangan dengan yang disebutkan oleh Charta Politika," sebut Hidayat.

Sebelumnya, lembaga survei Charta Politika yang dipimpin oleh Ahoker Aseng bernama Yunarto Wijaya ini mengklaim paslon Petahana akan menang atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dalam survei tersebut, dilihat dari hasil sebelumnya, tren elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres mengalami peningkatan.

Survei itu diklaim oleh Charta telah dilaksanakan pada tanggal 1-9 Maret 2019. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 2.000 responden di 34 provinsi. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19% dan tingkat kepercayaan 95%.

Periode Maret 2019, klaim Charta elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 53,6% sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat angka 35,4%. Sebanyak 11% responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Charta politika lantas melakukan ekstrapolasi sebagai prediksi akhir Pilpres 2019.

"Dengan perolehan elektabilitas tersebut di atas, ketika dilakukan ekstrapolasi maka menghasilkan perolehan suara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dipilih oleh (60,2%) mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (39,8%)," tulis Charta Politika dalam rilisnya.

Saat Pilgub DKI 2017, Charta Politika mengukir aib paling memalukan dengan mengklaim Ahok - Djarot akan menang dengan selisih 3 persen diatas Anies - Sandi, padahal faktanya kemudian Ahok - Djarot malah kalah telak dengan selisih hampir 16 persen dibawah Anies - Sandi.

Charta Politika merilis hasil survei menjelang pencoblosan Pilgub DKI Jakarta. Hasilnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat memperoleh elektabilitas 47,3 persen. Disusul Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 44,8 persen.

Survei dilakukan pada 7-12 April 2017 menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden dalam survei sebanyak 782 orang, yang tersebar di wilayah Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error 3,5 persen. Hasilnya, Ahok-Djarot memperoleh elektabilitas 47,3 persen dan Anies-Sandiaga 44,8 persen. Sedangkan responden yang belum menentukan pilihan sebanyak 7,9 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan elektabilitas dari hasil survei belum menunjukkan siapa paslon yang akan memenangi Pilgub DKI putaran kedua.

"Survei yang kita lakukan, ini hari terakhir kampanye ya. Ada perdebatan apakah kita bisa lakukan rilis. Kita ambil yang paling aman, di hari terakhir kampanye. Tren peningkatan terlihat pada pasangan Ahok-Djarot, sementara Anies-Sandi terlihat stagnan," kata Yunarto di kantor Charta Politika, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (15/4/2017).

Selain elektabilitas, hasil survei yang dilakukan Charta Politika mengklaim tingkat kepuasan warga DKI terhadap kinerja Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Ahok-Djarot. Sebanyak 71,9 persen responden mengaku puas, sedangkan 21,6 persen lainnya tidak puas.

Sementara itu, berdasarkan wilayah, Ahok-Djarot pada survei Charta Politika ini menang di 4 kota administrasi. Yakni di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur. Sedangkan Anies-Sandi menang hanya di Jakarta Selatan. Survei tidak melakukan penelitian di wilayah Kepulauan Seribu.

Adapun hasil survei suara berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut:

Jakarta Pusat

Ahok-Djarot: 54,5%
Anies-Sandi: 40,3%

Jakarta Utara

Ahok-Djarot:57,3%
Anies-Sandi: 32,5%

Jakarta Barat

Ahok-Djarot: 49,5%
Anies-Sandi: 39,2%

Jakarta Selatan

Ahok-Djarot: 36,2%
Anies-Sandi: 59,9%

Jakarta Timur

Ahok-Djarot: 46,7%
Anies-Sandi: 45,3%

Fakta kemudian membuktikan "hasil survei" Charta Politika sangat meleset! Yunarto Wijaya Ahoker Aseng hanya 4 hari sebelumnya mengklaim Ahok - Djarot bakal menang, fakta sesungguhnya justru Anies - Sandi menang telak di Pilgub DKI 2017.

Hasil Resmi KPU Pilgub DKI 2017 Putaran Kedua, Rabu (17/4/2019):

Ahok-Djarot 42,04%
Anies-Sandi 57,96℅

Per Wilayah:

Wilayah Jakarta Barat, Anies-Sandi memperoleh suara 52,8%, Ahok-Djarot 47,2%.

Wilayah Jakarta Pusat, Anies-Sandi memperoleh suara 57,7%, Ahok-Djarot 42,3%.

Wilayah Jakarta Selatan, Anies-Sandi memperoleh suara 62,1%, Ahok-Djarot 38,8%.

Wilayah Jakarta Timur Anies-Sandi memperoleh suara 61,8%, Ahok-Djarot 38,2%.

Wilayah Jakarta Utara Anies-Sandi memperoleh suara 52,7%, Ahok-Djarot 47,3%.

Sedangkan Wilayah Kepulauan Seribu Anies-Sandi memperoleh suara 62%, Ahok-Djarot 38%

Dengan "hasil survei" yang terlalu parah melesetnya dengan hasil penghitungan resmi begini, apakah masih pantas kelompok Charta Politika ini mengaku sebagai "lembaga survei?" Lembaga survei apa timses untuk penghitungan opini, neh?

Sumber: Detik