Facebook Alami Gangguan Terparah Dalam Sejarah
Kamis, 14 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Facebook mengalami gangguan paling parah dalam sejarahnya, ketika empat layanan utamanya tidak dapat diakses oleh penggunanya di seluruh dunia.
Terakhir kali Facebook mengalami gangguan parah adalah pada 2008, ketika platform media sosial ini baru memiliki 150 juta pengguna, jauh lebih sedikit dibanding penggunanya saat ini yang mencapai 2,3 miliar.
Keempat aplikasi utama Facebook grup yakni Facebook, Instagram, WhatsApp dan Messenger mengalami masalah.
Kendati begitu, hingga kini penyebab gangguan belum diketahui.
"Kami menyadari bahwa beberapa orang saat ini mengalami kesulitan mengakses keluarga aplikasi Facebook," tulis Facebook dalam sebuah pernyataan.
"Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin."
Menanggapi rumor yang diunggah di jejaring sosial lain, perusahaan mengatakan gangguan itu bukan akibat dari serangan Distributed Denial of Service, yang dikenal sebagai DDoS - sejenis serangan siber yang membanjiri layanan target dengan volume lalu lintas yang sangat tinggi.
Seberapa parah masalahnya?
Diperkirakan gangguan ini dimulai Kamis (14/03) dini hari.
Pengguna instagram tidak dapat memperbarui laman atau menguggah materi baru. Versi desktop dari Facebook Messenger tidak dapat diakses, namun aplikasi seluler masih dapat mengirim beberapa pesan. Kendati begitu, pengguna melaporkan adanya gangguan dengan jenis konten lain, gambar misalnya.
WhatsApp, aplikasi olahpesan Facebook lainnya, memiliki masalah serupa.
Down Detector – peta pemadaman pihak ketiga menunjukkan masalah tersebut bersifat global – memonitor unggahan di jejaring sosial lain untuk pengguna yang menyebutkan kesulitan akses di tempat lain.
Masalah ini juga mempengaruhi Facebook Workplace, layanan bagi bisnis untuk berkomunikasi secara internal.
Perancang yang berbasis di Buenos Aires, Rebecca Brroker, mengatakan kepada BBC bahwa gangguana ini berdampak signifikan pada pekerjaan mereka.
"Facebook untuk penggunaan pribadi baik-baik saja - tapi apa yang terjadi ketika kita mengandalkan perusahaan besar seperti ini untuk menyediakan layanan bisnis?" dia berkata.
"Saya mencoba berkomunikasi dengan tim saya di New York. Facebook Workplace adalah satu-satunya saluran [komunikasi] kami selain melalui email."
Di Inggris, seorang konsultan pedriatik NHS mengatakan keapda BBC bagaimana stafnya kecewa lantaran tidak diberitahu info terbaru tentang pesta yang diadakan untuk seorang perawat yang pensiun setelah bekerja selama 20 tahun.
"Karena digelar pada hari kerja, kebanyakan konsultan tidak dapat menghadirinya," kata Dr Nikhil Ganjoo. "Jadi saya mewakili mereka -tetapi tidak dapat berbagi foto pesta dengan mereka ketika itu terjadi."
Gangguan ini terjadi dengan latar belakang legislator AS sedang mempertimbangkan apakah perusahaan teknologi besar - tidak hanya Facebook - harus dibubarkan.
Elizabeth Warren, yang berharap menjadi kandidat Demokrat dalam pemilihan presiden AS berikutnya, mengatakan kepada New York Times : "Kita perlu menghentikan generasi perusahaan teknologi besar ini agar tidak menggunakan kekuatan politik mereka untuk membentuk aturan yang menguntungkan mereka dan melemparkan kekuatan ekonomi mereka untuk memadamkan atau membeli setiap pesaing potensial. "
Atas gangguan yang dialami Facebook, Brooker menambahkan di Twitter : "Lihatlah apa yang terjadi ketika kita membiarkan satu perusahaan mengendalikan segalanya.
"Saya pikir ini bisa terjadi pada akhirnya, tetapi sangat sulit untuk menjadi bagian dari monopoli ini."
Apa reaksinya?
Sementara Facebook dan Instagram mengalami gangguan, banyak orang kemudian beralih ke Twitter untuk membuat lelucon tentang gangguan ini.
Tagar #FacebookDown dan #InstagramDown telah digunakan lebih dari 150.000 kali sejauh ini.
Beberapa pengguna Twitter yang bekerja di pekerjaan "Facebook-sentris", menyatakan kepanikan dan kesulitan karena tidak dapat menggunakan platform.
Banyak yang berbagi lelucon tentang gangguan media sosial yang menyebabkan keruntuhan masyarakat, karena "tidak ada yang ingat bagaimana menjangkau orang yang dicintai atau makan makanan tanpa memperbarui unggahan foto makanan".
Yang lain membagikan versi mem dari, “Pacar yang Terdistraksi”, merujuk orang-orang yang beralih ke Twitter pada saat mereka membutuhkan jejaring media sosial online.
Beberapa pengguna lain merefleksikan bagaimana gangguan itu memperlihatkan ketergantungan mereka pada jaringan media sosial.
Mengolok-olok popularitas konten kucing di media sosial, satu pengguna berbagi kekhawatiran mereka untuk semua kucing yang tidak dapat mengunggah video.
Beberapa bercanda bahwa kurangnya akses ke Facebook akan membuat mereka tidak bisa divalidasi.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Facebook mengalami gangguan paling parah dalam sejarahnya, ketika empat layanan utamanya tidak dapat diakses oleh penggunanya di seluruh dunia.
Terakhir kali Facebook mengalami gangguan parah adalah pada 2008, ketika platform media sosial ini baru memiliki 150 juta pengguna, jauh lebih sedikit dibanding penggunanya saat ini yang mencapai 2,3 miliar.
Keempat aplikasi utama Facebook grup yakni Facebook, Instagram, WhatsApp dan Messenger mengalami masalah.
Kendati begitu, hingga kini penyebab gangguan belum diketahui.
"Kami menyadari bahwa beberapa orang saat ini mengalami kesulitan mengakses keluarga aplikasi Facebook," tulis Facebook dalam sebuah pernyataan.
"Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin."
Menanggapi rumor yang diunggah di jejaring sosial lain, perusahaan mengatakan gangguan itu bukan akibat dari serangan Distributed Denial of Service, yang dikenal sebagai DDoS - sejenis serangan siber yang membanjiri layanan target dengan volume lalu lintas yang sangat tinggi.
Seberapa parah masalahnya?
Diperkirakan gangguan ini dimulai Kamis (14/03) dini hari.
Pengguna instagram tidak dapat memperbarui laman atau menguggah materi baru. Versi desktop dari Facebook Messenger tidak dapat diakses, namun aplikasi seluler masih dapat mengirim beberapa pesan. Kendati begitu, pengguna melaporkan adanya gangguan dengan jenis konten lain, gambar misalnya.
WhatsApp, aplikasi olahpesan Facebook lainnya, memiliki masalah serupa.
Down Detector – peta pemadaman pihak ketiga menunjukkan masalah tersebut bersifat global – memonitor unggahan di jejaring sosial lain untuk pengguna yang menyebutkan kesulitan akses di tempat lain.
Masalah ini juga mempengaruhi Facebook Workplace, layanan bagi bisnis untuk berkomunikasi secara internal.
Perancang yang berbasis di Buenos Aires, Rebecca Brroker, mengatakan kepada BBC bahwa gangguana ini berdampak signifikan pada pekerjaan mereka.
"Facebook untuk penggunaan pribadi baik-baik saja - tapi apa yang terjadi ketika kita mengandalkan perusahaan besar seperti ini untuk menyediakan layanan bisnis?" dia berkata.
"Saya mencoba berkomunikasi dengan tim saya di New York. Facebook Workplace adalah satu-satunya saluran [komunikasi] kami selain melalui email."
Di Inggris, seorang konsultan pedriatik NHS mengatakan keapda BBC bagaimana stafnya kecewa lantaran tidak diberitahu info terbaru tentang pesta yang diadakan untuk seorang perawat yang pensiun setelah bekerja selama 20 tahun.
"Karena digelar pada hari kerja, kebanyakan konsultan tidak dapat menghadirinya," kata Dr Nikhil Ganjoo. "Jadi saya mewakili mereka -tetapi tidak dapat berbagi foto pesta dengan mereka ketika itu terjadi."
Gangguan ini terjadi dengan latar belakang legislator AS sedang mempertimbangkan apakah perusahaan teknologi besar - tidak hanya Facebook - harus dibubarkan.
Elizabeth Warren, yang berharap menjadi kandidat Demokrat dalam pemilihan presiden AS berikutnya, mengatakan kepada New York Times : "Kita perlu menghentikan generasi perusahaan teknologi besar ini agar tidak menggunakan kekuatan politik mereka untuk membentuk aturan yang menguntungkan mereka dan melemparkan kekuatan ekonomi mereka untuk memadamkan atau membeli setiap pesaing potensial. "
Atas gangguan yang dialami Facebook, Brooker menambahkan di Twitter : "Lihatlah apa yang terjadi ketika kita membiarkan satu perusahaan mengendalikan segalanya.
"Saya pikir ini bisa terjadi pada akhirnya, tetapi sangat sulit untuk menjadi bagian dari monopoli ini."
Apa reaksinya?
Sementara Facebook dan Instagram mengalami gangguan, banyak orang kemudian beralih ke Twitter untuk membuat lelucon tentang gangguan ini.
Tagar #FacebookDown dan #InstagramDown telah digunakan lebih dari 150.000 kali sejauh ini.
Beberapa pengguna Twitter yang bekerja di pekerjaan "Facebook-sentris", menyatakan kepanikan dan kesulitan karena tidak dapat menggunakan platform.
Banyak yang berbagi lelucon tentang gangguan media sosial yang menyebabkan keruntuhan masyarakat, karena "tidak ada yang ingat bagaimana menjangkau orang yang dicintai atau makan makanan tanpa memperbarui unggahan foto makanan".
Yang lain membagikan versi mem dari, “Pacar yang Terdistraksi”, merujuk orang-orang yang beralih ke Twitter pada saat mereka membutuhkan jejaring media sosial online.
Beberapa pengguna lain merefleksikan bagaimana gangguan itu memperlihatkan ketergantungan mereka pada jaringan media sosial.
Mengolok-olok popularitas konten kucing di media sosial, satu pengguna berbagi kekhawatiran mereka untuk semua kucing yang tidak dapat mengunggah video.
Beberapa bercanda bahwa kurangnya akses ke Facebook akan membuat mereka tidak bisa divalidasi.
Sumber: Viva