Jokowi Akui Di Jabar Ia Sudah Anjlok 8 Persen, Netizen: LSI Cs Masih Ngaku 01 Unggul 20 %?
Sabtu, 2 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Capres Petahana Jokowi akhirnya mengakui bahwa elektabilitasnya di Jawa Barat merosot tajam sampai 8 persen. Namun Jokowi mengklaim penyebabnya adalah hoax.
Jokowi mengatakan hal tersebut saat memberi arahan ke Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulawesi Tenggara, Sabtu 2 Maret 2019.
"Di provinsi Jawa Barat, saat itu, 1,5 bulan yang lalu kami sudah menang 4 persen. Dulu kan kami kalah telak tuh, ini sudah menang 4 persen. Enggak ada hujan, enggak ada angin, tahu tahu anjlok delapan persen," ujarnya.
Ia lalu mengklaim hal itu karena banyak hoax yang tersebar di masyarakat terkait dirinya.
"Kami cek. Ke bawah ke bawah ke bawah. Cek lagi ke rumah ke rumah ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah hoaks sudah masuk," katanya.
Pengakuan Jokowi ini tentu membungkam opini yang terus dibangun oleh lembaga survei tertentu dan para buzzer bahwa elektabilitas Petahana 20 persen diatas Prabowo - Sandi.
Apapun penyebabnya, fakta yang ada memang menunjukkan elektabilitas paslon petahana terus merosot sementara Prabowo - Sandi terus meroket dan diprediksi saat Pilpres 17 April 2019 akan menang dengan keunggulan suara yang cukup signifikan.
Maka itu patut diwaspadai kalau ada lembaga survei yang mengklaim paslon petahana unggul apalagi secara tekak.
Karena faktanya Jokowi sendiri sudah mengakui bahwa di Jabar saja ia sudah anjlok 8 persen, padahal Pilpres masih sekitar 45 hari lagi, tentu masih bisa terus merosot.
Faktakini.com, Jakarta - Capres Petahana Jokowi akhirnya mengakui bahwa elektabilitasnya di Jawa Barat merosot tajam sampai 8 persen. Namun Jokowi mengklaim penyebabnya adalah hoax.
Jokowi mengatakan hal tersebut saat memberi arahan ke Tim Kampanye Daerah (TKD) Sulawesi Tenggara, Sabtu 2 Maret 2019.
"Di provinsi Jawa Barat, saat itu, 1,5 bulan yang lalu kami sudah menang 4 persen. Dulu kan kami kalah telak tuh, ini sudah menang 4 persen. Enggak ada hujan, enggak ada angin, tahu tahu anjlok delapan persen," ujarnya.
Ia lalu mengklaim hal itu karena banyak hoax yang tersebar di masyarakat terkait dirinya.
"Kami cek. Ke bawah ke bawah ke bawah. Cek lagi ke rumah ke rumah ke rumah. Apa yang muncul? Ternyata fitnah hoaks sudah masuk," katanya.
Pengakuan Jokowi ini tentu membungkam opini yang terus dibangun oleh lembaga survei tertentu dan para buzzer bahwa elektabilitas Petahana 20 persen diatas Prabowo - Sandi.
Apapun penyebabnya, fakta yang ada memang menunjukkan elektabilitas paslon petahana terus merosot sementara Prabowo - Sandi terus meroket dan diprediksi saat Pilpres 17 April 2019 akan menang dengan keunggulan suara yang cukup signifikan.
Maka itu patut diwaspadai kalau ada lembaga survei yang mengklaim paslon petahana unggul apalagi secara tekak.
Karena faktanya Jokowi sendiri sudah mengakui bahwa di Jabar saja ia sudah anjlok 8 persen, padahal Pilpres masih sekitar 45 hari lagi, tentu masih bisa terus merosot.