Mak Jleb! Tol Trans Jawa Banjir, Gerindra Sindir Tol Laut Jokowi Terwujud
Jumat, 8 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Jalur Tol Ngawi-Kertosono terendam banjir dan aksesnya sempat terhambat. Ketua DPP Partai Gerindra, Nizar Zahro, menyindir terendamnya akses yang masuk rangkaian tol Trans Jawa itu seperti terealisasinya tol laut. Dia pun menilai wajar bila publik heran karena tol ini baru diresmikan.
"Wajar publik bingung. Tol tersebut baru diresmikan. Mestinya terbebas dari banjir. Namun sayang, ada sisi kelemahan dalam proses pembangunannya," kata Nizar melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 8 Maret 2019.
Dia mengatakan tanggul mudah jebol sehingga menyebabkan melubernya air menutup jalan tol. Jebolnya tanggul bisa jadi karena pengerjaannya yang terburu-buru. "Ingin cepat diresmikan untuk dijadikan media pencitraan," kata Nizar.
Nizar menjelaskan, jika dilihat dari kronologinya, tol Trans Jawa sejatinya bukan janji politik Jokowi pada Pilpres 2014. Janji Jokowi adalah membangun tol laut. Menurutnya, bentangan wilayah laut mulai dari Aceh hingga Papua dianggap belum terkoneksi secara baik.
"Akibatnya, antar wilayah masih terjadi perbedaan harga komoditas secara signifikan. Karena keberadaan tol laut dianggap akan mampu mewujudkan pemerataan kemakmuran ekonomi," lanjut anggota DPR itu.
Menurutnya, waktu itu publik masih menerka-nerka seperti apa bentuk konkret tol laut tersebut. Namun, kata dia, publik dibuat kecewa karena hingga akan berakhirnya pemerintahan Jokowi bentuk tol laut yang dijanjikan Jokowi juga belum terwujud.
"Bisa dikatakan ide tol laut telah gagal total. Konsep Jokowi tidak didukung oleh perencanaan yang matang. Nasib tol laut tak ubahnya seperti proyek mobil Esemka. Hanya dijadikan dagangan kampanye," kata Nizar.
Ia mengatakan alih-alih mewujudkan tol laut, Jokowi lebih tertarik meneruskan pembangunan tol Trans Jawa yang desainnya sudah ada. Para presiden terdahulu sudah memulainya dan menyiapkan desainnya.
"Jokowi hanya meneruskan saja. Lebih mudah meneruskan desain yang sudah ada daripada membangun dari nol. Itulah sebabnya tol laut gagal total. Ide besar tapi rapuh perencanaannya, sehingga gagal diwujudkan," kata Nizar.
Kemudian, ia menilai memang tak ada yang sia-sia. Meskipun memilih membangun tol Trans Jawa, namun secara tidak sengaja juga terbangun tol laut.
"Ya, tol Trans Jawa kebanjiran sehingga tak ubahnya mirip menjadi tol laut. Pengerjaan yang grusa-grusu telah mengantarkan terwujudnya tol laut," kata Nizar.
Sebelumnya, publik dikejutkan dengan peristiwa tol Ngawi-Kertosono arah Jakarta yang tergenang lautan air. Titik banjir tepatnya berada di KM 603 hingga KM 604, Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Ketinggian banjir hampir mencapai 1 meter sehingga akses dari Surabaya menuju Solo terputus.
Foto: Suasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 7 Maret 2019.
Sumber: Viva
Faktakini.com, Jakarta - Jalur Tol Ngawi-Kertosono terendam banjir dan aksesnya sempat terhambat. Ketua DPP Partai Gerindra, Nizar Zahro, menyindir terendamnya akses yang masuk rangkaian tol Trans Jawa itu seperti terealisasinya tol laut. Dia pun menilai wajar bila publik heran karena tol ini baru diresmikan.
"Wajar publik bingung. Tol tersebut baru diresmikan. Mestinya terbebas dari banjir. Namun sayang, ada sisi kelemahan dalam proses pembangunannya," kata Nizar melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 8 Maret 2019.
Dia mengatakan tanggul mudah jebol sehingga menyebabkan melubernya air menutup jalan tol. Jebolnya tanggul bisa jadi karena pengerjaannya yang terburu-buru. "Ingin cepat diresmikan untuk dijadikan media pencitraan," kata Nizar.
Nizar menjelaskan, jika dilihat dari kronologinya, tol Trans Jawa sejatinya bukan janji politik Jokowi pada Pilpres 2014. Janji Jokowi adalah membangun tol laut. Menurutnya, bentangan wilayah laut mulai dari Aceh hingga Papua dianggap belum terkoneksi secara baik.
"Akibatnya, antar wilayah masih terjadi perbedaan harga komoditas secara signifikan. Karena keberadaan tol laut dianggap akan mampu mewujudkan pemerataan kemakmuran ekonomi," lanjut anggota DPR itu.
Menurutnya, waktu itu publik masih menerka-nerka seperti apa bentuk konkret tol laut tersebut. Namun, kata dia, publik dibuat kecewa karena hingga akan berakhirnya pemerintahan Jokowi bentuk tol laut yang dijanjikan Jokowi juga belum terwujud.
"Bisa dikatakan ide tol laut telah gagal total. Konsep Jokowi tidak didukung oleh perencanaan yang matang. Nasib tol laut tak ubahnya seperti proyek mobil Esemka. Hanya dijadikan dagangan kampanye," kata Nizar.
Ia mengatakan alih-alih mewujudkan tol laut, Jokowi lebih tertarik meneruskan pembangunan tol Trans Jawa yang desainnya sudah ada. Para presiden terdahulu sudah memulainya dan menyiapkan desainnya.
"Jokowi hanya meneruskan saja. Lebih mudah meneruskan desain yang sudah ada daripada membangun dari nol. Itulah sebabnya tol laut gagal total. Ide besar tapi rapuh perencanaannya, sehingga gagal diwujudkan," kata Nizar.
Kemudian, ia menilai memang tak ada yang sia-sia. Meskipun memilih membangun tol Trans Jawa, namun secara tidak sengaja juga terbangun tol laut.
"Ya, tol Trans Jawa kebanjiran sehingga tak ubahnya mirip menjadi tol laut. Pengerjaan yang grusa-grusu telah mengantarkan terwujudnya tol laut," kata Nizar.
Sebelumnya, publik dikejutkan dengan peristiwa tol Ngawi-Kertosono arah Jakarta yang tergenang lautan air. Titik banjir tepatnya berada di KM 603 hingga KM 604, Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Ketinggian banjir hampir mencapai 1 meter sehingga akses dari Surabaya menuju Solo terputus.
Foto: Suasana jalan tol Trans Jawa ruas Ngawi-Kertosono pada KM 603-604 yang terendam banjir di Desa Glonggong, Balerejo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis, 7 Maret 2019.
Sumber: Viva