Membantah 5 Fitnah Keji Terhadap Sandiaga: Soal Drijon, Imas, Ilyas, Subkhan Dan Tiffani

Kamis, 28 Maret 2019

Faktakinicom, Jakarta - Makin mendekati hari pencoblosan Pilpres 2019 warga masyarakat pun  makin cinta terhadap satu-satunya Generasi Muda yang bertarung di Pilpres 2019 yaitu Sandiaga Uno.

Namun imbasnya, badai serangan hoax, fitnah dan pembunuhan karakter pun semakin digencarkan terhadap Cawapres yang sangat disukai Emak-Emak itu.

Kenapa Sandi yang jadi target utama untuk dihajar dan bukannya Prabowo? Karena elektabiliitas Prabowo - Sandi terus meroket juga tak lepas dari peran Sandi yang rajin berkeliling Indonesia menyapa rakyat setiap hari.

Berikut ini 5 serangan hoax, fitnah, pembunuhan karakter dan operasi jahat diframing sebagai "penebar hoax" terhadap Sandi yang dilakukan oleh para pendukung paslon Petahana dan para buzzernya.

Lima fitnah tersebut adalah tentang pertemuan Sandi dengan Drijon Sihotang, Ibu Imas Siti Masitoh, Ilyas Daeng Ila, Muhammad Subkhan dan Vincentia Tiffani.

1. Drijon Sihotang

Serangan ini dilancarkan oleh para buzzer penjahat Medsos usai Sandi berkampanye di Pasar Kota Pinang, Sumut, Selasa (11/12/2018).

Saat iit Sandi sempat mendapat penolakan lewat poster di salah satu lapak pedagang dan pemasang ya adalah seorang pendukung Jokowi yang bernama Drijon Sihotang.

Sandi kemudian memanggil Drijon dan memperlakukannya dengan sangat ramah.

Video itupun menuai simpati deras masyarakat terhadap kesabaran dan ketulusan hati seorang Sandi.

Namun kemudian pihak haters menebar hoax dan fitnah bahwa kejadian itu adalah rekayasa tim Prabowo-Sandiaga sedang playing victim.

Drijon sendiri membantah keras fitnah tersebut dan menantang para penuduhnya untuk menemuinya langsung.

Setelah ramai potongan video, kemudian para pendukung dan buzzer paslon petahana itu memunculkan dan memviralkan tagar 'Sandiwara Uno'.

Tagar itu sebagai kelanjutan dari fitnah mereka bahwa spanduk 'Sandiaga Pulanglah' yang dipasang oleh Drijon adalah rekayasa.

2. Imas Siti Masitoh

Video ibu Imas Siti Masitoh yang menangis mengejar mobil Sandi saat berkampanye di Sumedang, Jawa Barat viral di media sosial.

Para penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa ibu Imas Siti Masitoh adalah seorang Caleg PAN dan telah lama kenal baik dengan Sandi.

Terbukti kemudian hoax tersebut adalah sampah belaka, karena ibu Imas adalah ibu rumah tangga biasa dan bukan Caleg PAN atau partai manapun.

Dan ibu Imas tidak pernah kenal mengenal dengan Sandi secara langsung walaupun sebelumnya ia pernah menghadiri acara yang dihadiri oleh Sandi yaitu acara Jamil PAS pada bulan Oktober 2018, namun saat itu ia gagal foto berdua dengan Sandi, ia hanya bisa foto selfie dari jauh.

3. Ilyas Daeng Ila

Kemudian serangan fitnah berikutnya kembali dialamatkan saat Sandi berjumpa dengan seorang pria yang badannya berlumuran lumpur setelah meninjau banjir yang melanda Makassar, Sulawesi Selatan.

Para pendukung dan buzzer petahana menebar hoax bahwa  pria yang diketahui bernama Ilyas itu bersandiwara karena hanya dipenuhi lumpur di bagian depan badannya, sementara bagian punggungnya bersih.

Ilyas pun secara tegas dan keras langsung membantah hoax dan fitnah bahwa ada rekayasa dari dirinya dan pihak Sandiaga soal pertemuan tersebut.

Saat itu, Ilyas mengaku sedang berada di dalam rumahnya untuk membersihkan lumpur yang masuk.

Lokasi yang dibersihkannya adalah lumpur yang mengendap di bawah kasur dan kursinya.

Untuk membersihkan itu, kata Ilyas, dia harus dalam posisi tengkurap sehingga badan bagian depan terkena lumpur.

"Hari Sabtu saya dengar ada bos (Sandi) dari Jakarta. Saat itu saya menyapu di bawah tempat tidur dan meja. Di bawah meja saya baring ke depan menyapu. Jadi ini badanku depan penuh lumpur belakang tidak," kata dia.

"Jadi saya tidak alasan (bohong), karena memang rumahku begitu," sambungnya.

Setelah mendengar kedatangan Sandi, pria yang memiliki lima orang anak ini kemudian berjalan menuju jalan besar dan berdiri untuk melihat Sandiaga Uno lebih dekat, dengan tubuh yang masih dipenuhi lumpur.

Tidak disangka, lanjut Ilyas, dia dipanggil ke depan untuk berbicara sama Sandiaga.

"Dia bilang (tanya) siapa namanya? Saya bilang Ilyas Daeng Ila, dia tanya di mana tinggal? Saya jawab di bawah tanggul. Lalu saya bilang naik air ke rumah saya," ungkapnya kepada Sandi.

Ilyas bahkan menantang siapapun yang berani menuduh agar menemuinya secara langsung, namun tidak ada satupun yang berani.

4. Muhammad Subkhan

Serangan hoax dan fitnah terbaru yang menimpa Sandi kali ini adalah tentang sosok petani bawang di Brebes, Jawa Tengah, yang bertemu dengan cawapres Sandiaga Uno.

Para buzzer menebar beberapa fitnah, antara lain petani bawang tersebut dituduh sebagai Caleg Gerindra, lalu ditambah lagi mereka katakan Subhan adalah saudaranya Sudirman Said.

Lalu setelah tuduhannya terbukti hoax, mereka ganti menuduh petani itu adalah seorang Komisioner KPU, bukan petani bawang dan pertemuannya dengan Sandi adalah sandiwara belaka.

Tuduhan tersebut semuanya tidak benar!

Petani bawang tersebut bernama Subhan, Sandi menyambangi petani bawang merah itu di Desa Krasak, Brebes, Senin (11/2) kemarin.

"Terenyuh hati ini ketika mendengar keluhan dari Pak Subhan seorang petani bawang yang hingga menahan air matanya saat kami berdialog di Desa Krasak, Brebes, Jawa Tengah," tulis Sandiaga dalam posting-an videonya di Twitter, seperti dilihat detikcom, Selasa (12/2/2019).

Dalam video itu, terlihat interaksi antara Sandiaga dan Subhan. Kepada Sandiaga, pria berkumis tersebut mengadukan nasibnya yang ekonominya sulit akibat harga bawang rendah.

"Saya petani, harga bawang kemarin juga jatuh Pak. Saya sampai sekarang terus terang demi Allah, saya ngutang di Bank Puspa Kencana sampai sekarang tidak bisa bayar. Rp 15 juta, boreknya (jaminannya) adalah rumah bapak-ibu saya," ungkap Subhan menggebu-gebu.

Subhan lalu bercerita soal nasib para petani bawang lainnya yang harus menjadi duda karena ditinggalkan istri bekerja sebagai TKW untuk menambah penghasilan.

Bahkan sesekali Subhan tampak terisak.

"Pak, bukan hanya nandur (menanam) bawang tukul (tumbuh) utang. Sekarang gini, ketika bawang harganya rendah, banyak temen-temen saya yang jadi duda. Karena (istrinya) menjadi TKW ke sana, karena ladang-ladang, sawah sudah tidak bisa jadi harapan lagi," tuturnya.

"Tarik napas, tarik napas," timpal Sandiaga dengan penuh kesabaran sambil menepuk-nepuk Subhan.

Kemudian Sandiaga sang Cawapres Milenial memberikan janji untuk bisa menyejahterakan masyarakat bila berhasil menang di Pilpres 2019.

Ia ditemani salah satu anggota timsesnya yang berasal dari Brebes, Sudirman Said.

"Ini yang membuat kami sangat prihatin, pemerintah harus hadir. Di bawah Prabowo-Sandi, lima tahun ke depan kita akan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya, menstabilkan harga-harga, dan memastikan kesejahteraan petani," sebut Sandiaga.

Para buzzer penjahat Medsos kemudian menebar hoax bahwa Subhan itu adalah seorang Caleg Gerindra dan saudaranya Sudirman Said, setelah gagal dan terlalu kentara bohongnya lalu terakhir mereka sebut Subhan adalah Komisioner KPU.

Untuk memperkuat tuduhannya, mereka menyertakan sebuah artikel yang menyebut Subhan sebagai komisioner KPU Brebes.

Terdapat juga foto dalam artikel tersebut yang mirip dengan pria yang berbicara dengan Sandiaga.

Dengan ini dinyatakan semua tuduhan itu tidak benar! 

Fakta: Subhan bukan Caleg Gerindra, beliau adalah petani bawang merah biasa.

Beliau juga bukan saudaranya Sudirnan Said, dan bukan Komisioner KPU.

KPU RI sudah mengkonfirmasi dan memberikan bantahan tegas atas tuduhan dan fitnah ini kepada KPU Jawa Tengah.

KPU menyatakan bahwa Subhan memang pernah menjadi komisioner KPU Brebes tapi kini sudah tidak lagi.

"Setelah kami lakukan konfirmasi kepada KPU Jateng, beliau adalah mantan anggota KPU periode lalu. Jadi bukan anggota KPU periode ini," kata anggota Komisioner KPU RI, Ilham Saputra, saat dimintai konfirmasi.

Ilham menegaskan anggota KPU tidak boleh ikut berkampanye atau melakukan aktivitas politik. Ia juga mengingatkan komisioner KPU tidak partisipan terhadap pasangan calon di pemilu.

"Tidak boleh anggota KPU berkampanye. Kalau anggota KPU jadi petani sih boleh. Tapi jangan berkampanye, jangan berpolitik dan tidak boleh partisan juga. Itu kentara sekali dalam sumpah, dalam UU, itu semua ada," jelasnya.

Dulu Subhan memang pernah bergabung di LSM dan KPU, tapi beliau sudah lama tidak terlibat dengan KPU dan murni ia adalah seorang petani bawang asal desa Tegalglagah, Brebes, Jawa Tengah.

Jadi terbukti sudah bahwa tuduhan Subhan adalah Caleg Gerindra dan seorang Komisioner KPU telah dibantah oleh KPU RI.

Dan pernyataan para buzzer yang menyindir jam tangan yang dikenakan oleh Subhan sungguh sangat merendahkan. Jangan dikira petani bawang itu tak bisa jadi pejabat dan membeli jam tangan yang bagus.

Mengenai foto Subhan dengah beberapa tokoh Gerindra itu juga hal biasa saja, karena banyak petani dan warga masyarakat yang kini beralih mendukung Gerindra dan partai Koalisi Keumatan lainnya setelah menyaksikan berbagai kegagalan ekonomi rezim ini.

5. Vincentia Tiffani

Sandiaga Uno juga difitnah telah merekayasa pertanyaan yang diajukan oleh Vincentia Tiffani soal "minta dijadikan isteri kedua Sandi", padahal Sandi tidak kenal mengenal dengan Tiffani, dan pertanyaan itu adalah improvisasi dan candaan dari Tiffani saja yang memang diminta oleh panitia untuk membantu mencairkan suasana.

Panitia sekaligus Korda OK OCE Prasasti Yogyakarta, Endar Budi Setyono, membantah keras hoax yang dilontarkan oleh pendukung dan buzzer paslon petahana bahwa Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi merekayasa pertanyaan dari seorang model dari Yogyakarta, Vincentia Tiffani kepada Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno beberapa waktu lalu.

Menanggapi video klarifikasi Tiffani atau Fani, Koordinator Daerah (Korda) OK OCE Prasasti Yogyakarta, Endar Budi Setyono membenarkan pihaknya memang meminta Fani untuk meramaikan acara tersebut. Kehadiran Fani pun disebut Endar untuk mencairkan suasana diskusi.

"Intinya kan hanya untuk mencairkan suasana saja. Bukan untuk politik-politikan. Hanya untuk mencairkan suasana agar ramai saja. Tidak ada indikasi apa-apa," ujar Endar saat dihubungi, Rabu 27 Maret 2019.

Endar membantah jika panitia meminta Fani untuk mengajak nikah Sandiaga dan siap menjadi istri keduanya. Menurut Endar, panitia hanya meminta kepada Fani untuk mencairkan suasana.

Ajakan menikah serta siap jadi istri kedua Sandiaga, disebut Endar merupakan inisiatif dari Fani sendiri.

"Itu hanya spontan saja (dari Fani). Bukan dari panitia. Cuma untuk mencairkan saja terserah mencairkannya seperti apa," papar Endar.

Endar berharap agar masalah ajakan Fani menikah kepada Sandiaga ini agar tidak perlu digoreng terus menerus.

Endar pun mengaku apa yang telah terjadi tak ada kaitannya dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno.

“Sama sekali tidak ada (sangkut pautnya dengan BPN). Kita hanya OK OCE Prasasti. Jangan digoreng-goreng. Kalau digoreng tidak ada habisnya,” lanjut Endar.

Sebelumnya  Tiffani memberikan pernyataan bahwa ia sekadar dimintai tolong oleh panitia untuk membuat suasana acara peluncuran OK OCE di Yogyakarta menjadi lebih segar, sehingga melontarkan pertanyaan yang sebenarnya candaan.

"Saya diminta tolong sebagai perwakilan milenial, untuk bertanya kepada Bapak Sandiaga Uno. Saya mengikuti rangkaian seminar, dan panitia pun meminta saya tolong, untuk menghidupi suasana dari seminar tersebut," ujar Tiffani dalam video klarifikasi di akun Instagram-nya, @vincentiatiffani, diakses pada Rabu, 27 Maret 2019.

Tiffani menyampaikan, ia sendiri menghadiri pelatihan dalam kapasitasnya sebagai model dari produk bulu mata yang diproduksi UMKM di Yogyakarta.

Pertanyaan tentang kesediaan Sandi untuk menjadikannya istri kedua dilontarkan karena secara pribadi, Tiffani adalah orang yang senang bergurau.

"Kebetulan juga saya adalah orang media, saya pernah ngemsi, saya penyiar radio juga. Makanya saya, kalau orang-orang, teman-teman, yang tahu saya, pasti tahu saya suka becandaan orangnya," ujar Tiffani.

Tiffani sendiri jelas menyadari bahwa Sandiaga sudah memiliki istri yaitu Nur Asia. Sehingga semua orang yang hadir saat itu pun sudah tau bahwa pertanyaan Tiffani itu tentu hanya bercanda saja.

Tiffani menegaskan, pemberitaan media, juga video yang viral dari peristiwa itu, mengesankan ia memang ingin dimadu oleh Sandi. Tiffani mengeluh hal itu akhirnya banyak mengganggu kehidupannya.

"Itu mengganggu karier, kuliah, aktivitas saya, pekerjaan saya," ujar Tiffani.

Tiffani menekankan, secara pribadi, ia memang memiliki kekaguman terhadap Sandi. Namun, pertanyaannya kepada Sandi tentang kesediaannya untuk menjadikan dirinya istri kedua hanya candaan.

"Kuliah saya masih panjang, karier saya masih panjang. Jadi tidak mungkin di usia seperti ini pun, saya sudah ingin menikah," ujar Tiffani.

BPN Prabowo Subianto - Sandiaga Uno pun memuji  ide segar panitia untuk membuat suasana hidup.

"Bila panitia memang benar yang berinisiatif, saya apresiasi sekali. Itu bercandaan yang lucu banget loh. Nggak mudah meyakinkan orang buat bikin bercandaan kayak gitu," kata juru bicara BPN Faldo Maldini kepada wartawan, Rabu (27/3/2019).

Menurut Faldo, tidak mudah membuat orang percaya pada gurauan. Karena itu, dia mengaku heran atas pihak yang marah kepada Sandi. Faldo mengatakan Sandi pun tak menanggapi serius lamaran itu.

"Kami bercanda juga kok. Kalau serius, malah bahaya. Bayangkan kalau Bang Sandi anggap serius atau Mbak Tifani anggap serius, bisa-bisa banyak yang sakit hati. Yang penting kan warga semuanya gembira," ujarnya.

Faldo pun santai saja apabila muncul tudingan dan fitnah bahwa Sandiaga Cawapres Generasi Muda itu merekayasa.

Menurut dia, yang penting warga mengikuti kampanye dengan ceria.

"Kampanyelah dengan ceria. Lepas rekayasa atau tidak, warga ceria semuanya. Jangan malah kampanye curhat ngaku diam, curhat mau kelahi, atau curhat akan lawan warga sendiri, padahal punya kekuasaan, tapi psikologisnya kayak orang lemah," sebut Faldo.

"Saya curiga penguasa hari ini memang lemah, tidak bisa lepas dari intervensi orang kuat sekelilingnya. Yang jelas, Pak Prabowo tidak akan begitu kalau memimpin," imbuh dia.

Posting Komentar untuk "Membantah 5 Fitnah Keji Terhadap Sandiaga: Soal Drijon, Imas, Ilyas, Subkhan Dan Tiffani"