OK OCE Dituding Gagal, Iim Rusyamsi: Maklum Ini Tahun Politik, Mayoritas OK OCE Sukses Kok
Sabtu, 23 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Program OKE OCE (One Kecamatan One Center of Enterpreneurship) untuk level nasional oleh Cawapres nomor 02, Sandiaga Uno diyakini sebagai solusi memangkas pengangguran di Indonesia.
Sandi juga sempat membanggakan program OK OCE yang sudah berjalan di DKI Jakarta saat debat antarcawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/3/2019) lalu.
Namun, belakangan program tersebut ditanggapi "nyinyir" oleh sebagian kalangan.
Salah satunya datang dari rival politik Sandi, yaitu politikus PDI-P yang juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto.
Hasto menuding, program OK OCE yang diinisiasi Sandi itu sudah usang sejak di DKI Jakarta dan sulit diangkat sebagai program nasional.
Merespon hal itu, Ketua Umum OK OCE Indonesia, Iim Rusyamsi mengatakan, bahwa pemberitaan bernada negatif terhadap program OK OCE tak lepas dari dinamika tahun politik dan kampanye Pilpres 2019.
Hal ini, menurut Iim, merupakan bagian dari konsekuensi demokrasi yang saat ini sedang berlangsung. Sehingga tidak mungkin bisa dihindari.
“Banyak yang mengatakan kami gagal, tapi hal tersebut tidak benar. Kegagalan adalah pelajaran bagi UMKM tapi mereka bangkit dan OK OCE Indonesia bersama penggeraknya selalu mendampingi dan menyemangati mereka. Ini konsekuensi dari pesta demokrasi yang ada. Kami tidak patah semangat, bahkan makin berjibaku di lapangan untuk makin banyak melatih teman-teman UMKM,” kata Iim kepada TeropongSenayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dijelaskan Iim, tudingan yang menyebut program OK OCE gagal tidak sebanding dengan banyaknya jumlah UMKM yang terlibat dan mendapatkan manfaat.
“Sering kami mengalami pemberitaan yang negatif walaupun sebenarnya jumlah yang sukses dan berjalan lebih banyak dari yang gagal,” kata Iim.
Dia pun menegasakan, OK OCE adalah sebuah gerakan pembuka lapangan pekerjaan dan kewirausahaan berbasis komunitas.
"Gerakan ini mengusung konsep sharing ekonomi dan bisnis inkubasi. Dimana didalamnya kelompok komunitas penggerak kewirausahaan menjadi inkubator dan akselerator untuk membina dan menciptakan wirausaha baru lainnya," papar Iim.
Selain itu, lanjut Iim, gerakan ini juga menjadi wadah berkumpulnya kelompok ekonomi kerakyatan khusus yang terhimpun berdasarkan cluster-cluster (kelompok bidang industry sejenis).
"Jadi, gerakan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, termasuk individual, lembaga maupun komunitas wirausaha yang sudah ada, untuk bisa bergabung dan berafiliasi pada gerakan nasional kewirausahaan OK OCE Indonesia," Iim menambahkan.
Foto: Iim Rusyamsi
Sumber: Teropong Senayan
Faktakini.com, Jakarta - Program OKE OCE (One Kecamatan One Center of Enterpreneurship) untuk level nasional oleh Cawapres nomor 02, Sandiaga Uno diyakini sebagai solusi memangkas pengangguran di Indonesia.
Sandi juga sempat membanggakan program OK OCE yang sudah berjalan di DKI Jakarta saat debat antarcawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu, (17/3/2019) lalu.
Namun, belakangan program tersebut ditanggapi "nyinyir" oleh sebagian kalangan.
Salah satunya datang dari rival politik Sandi, yaitu politikus PDI-P yang juga Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Hasto Kristiyanto.
Hasto menuding, program OK OCE yang diinisiasi Sandi itu sudah usang sejak di DKI Jakarta dan sulit diangkat sebagai program nasional.
Merespon hal itu, Ketua Umum OK OCE Indonesia, Iim Rusyamsi mengatakan, bahwa pemberitaan bernada negatif terhadap program OK OCE tak lepas dari dinamika tahun politik dan kampanye Pilpres 2019.
Hal ini, menurut Iim, merupakan bagian dari konsekuensi demokrasi yang saat ini sedang berlangsung. Sehingga tidak mungkin bisa dihindari.
“Banyak yang mengatakan kami gagal, tapi hal tersebut tidak benar. Kegagalan adalah pelajaran bagi UMKM tapi mereka bangkit dan OK OCE Indonesia bersama penggeraknya selalu mendampingi dan menyemangati mereka. Ini konsekuensi dari pesta demokrasi yang ada. Kami tidak patah semangat, bahkan makin berjibaku di lapangan untuk makin banyak melatih teman-teman UMKM,” kata Iim kepada TeropongSenayan, Jakarta, Kamis (21/3/2019).
Dijelaskan Iim, tudingan yang menyebut program OK OCE gagal tidak sebanding dengan banyaknya jumlah UMKM yang terlibat dan mendapatkan manfaat.
“Sering kami mengalami pemberitaan yang negatif walaupun sebenarnya jumlah yang sukses dan berjalan lebih banyak dari yang gagal,” kata Iim.
Dia pun menegasakan, OK OCE adalah sebuah gerakan pembuka lapangan pekerjaan dan kewirausahaan berbasis komunitas.
"Gerakan ini mengusung konsep sharing ekonomi dan bisnis inkubasi. Dimana didalamnya kelompok komunitas penggerak kewirausahaan menjadi inkubator dan akselerator untuk membina dan menciptakan wirausaha baru lainnya," papar Iim.
Selain itu, lanjut Iim, gerakan ini juga menjadi wadah berkumpulnya kelompok ekonomi kerakyatan khusus yang terhimpun berdasarkan cluster-cluster (kelompok bidang industry sejenis).
"Jadi, gerakan ini bersifat terbuka bagi siapa saja, termasuk individual, lembaga maupun komunitas wirausaha yang sudah ada, untuk bisa bergabung dan berafiliasi pada gerakan nasional kewirausahaan OK OCE Indonesia," Iim menambahkan.
Foto: Iim Rusyamsi
Sumber: Teropong Senayan