PDIP Dan Nasdem Menentang, Anies: PKS, Gerindra Dan Lainnya Setuju Lepas Saham Bir
Senin, 11 Maret 2019
Faktakini.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut partai pengusungnya mendukung wacana pelepasan saham Anker Beer milik Pemprov. Salah satu yang disebut adalah Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Syarif.
"Gerindra itu, kasihan Pak Syarif, dia dari awal dukung pelepasan saham, Pak Taufik juga begitu, Fraksi Gerindra setahu saya solid, wong janji kampanye, dan digarap bersama-sama," ucap Anies di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Anies menyebut partai pengusungnya saat pilkada, yakni Gerindra dan PKS, solid untuk menjual saham bir. Ada pula beberapa partai lain yang sudah mengatakan dukungannya.
"Mereka solid. Gerindra, PKS, setahu saya solid. PAN juga mendukung, Demokrat setahu saya juga mendukung," kata Anies.
Anies yakin fraksi-fraksi lain akan sependapat dengan dirinya. Mereka akan bisa menerima alasan penjualan saham bir.
"Fraksi lain juga begitu, maka saya percaya teman di Dewan juga tentu akan berpandangan yang sama bahwa uang rakyat lebih baik dipakai untuk pembangunan, daripada dititipkan di produksi bir. Pada akhirnya saya percaya kita punya pandangan yang sama. Dan Fraksi Gerindra, PKS solid, PAN ambil sikap, kita tunggu yang lain," ucap Anies.
Sampai saat ini Anies sudah berkirim dua kali surat permohonan persetujuan pelepasan saham bir PT Delta Djakarta Tbk. Surat terakhir dikirim pada 31 Januari 2019.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menyebut anggota Dewan akan segera membahas penjualan saham. Taufik menyebut dirinya sudah berkeliling ke beberapa fraksi.
"Saya kemarin terima teman-teman yang demo. Saya sampaikan untuk mengkomunikasikan dengan fraksi-fraksi. Dan sudah mulai jalan hari ini, ada beberapa yang sudah mulai oke (akan membahas)," ucap Taufik kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta.
Sebelumnya, Fraksi PDIP dan NasDem DKI mempertanyakan rencana Anies menjual saham bir yang dimiliki Pemprov DKI. Menurut PDIP, hal itu seolah Anies membawa persoalan penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) ke ranah halal dan haram.
"Orang itu aset. Aset Pemprov, aset rakyat. Ketika aset Pemprov mau kita lepas, tentunya perlu tahu kajiannya apa. Saya nggak mau anggota Dewan saat ini digugat oleh anak-cucu kita. Tetapi kalau kajiannya memang mengharuskan kita untuk melepas, ya coba kita duduk bareng. Enak to. La ini belum apa-apa kita sudah dihadapkan dengan halal dan haram. Seolah kalau kita nggak setuju kita dianggap tidak pro. Kan jadi repot kalau jalan pikirannya begitu," Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono kepada wartawan, Selasa (5/3).
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DKI Bestari Barus menuturkan alasan penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) haruslah jelas. Dia enggan jika penjualan saham produsen Anker Beer itu hanya lantaran alasan haram dan halal.
"Kenapa nggak sekalian Bank DKI dijual. Kan riba tuh. Coba dipikirkan baik-baik, matang-matang. Terus yang mau beli itu siapa sebenarnya, perusahaan siapa yang mau beli itu. Mudah-mudahan kalaupun niatnya baik, bukan dikarenakan karena keinginan untuk melepas dikarenakan ada perusahaan dari kolega dekat. Kemudian mengalaskan pada alasan seperti... kalau mau melepas, ya lepas saja," katanya.
Sumber: Detik
Faktakini.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut partai pengusungnya mendukung wacana pelepasan saham Anker Beer milik Pemprov. Salah satu yang disebut adalah Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Syarif.
"Gerindra itu, kasihan Pak Syarif, dia dari awal dukung pelepasan saham, Pak Taufik juga begitu, Fraksi Gerindra setahu saya solid, wong janji kampanye, dan digarap bersama-sama," ucap Anies di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Anies menyebut partai pengusungnya saat pilkada, yakni Gerindra dan PKS, solid untuk menjual saham bir. Ada pula beberapa partai lain yang sudah mengatakan dukungannya.
"Mereka solid. Gerindra, PKS, setahu saya solid. PAN juga mendukung, Demokrat setahu saya juga mendukung," kata Anies.
Anies yakin fraksi-fraksi lain akan sependapat dengan dirinya. Mereka akan bisa menerima alasan penjualan saham bir.
"Fraksi lain juga begitu, maka saya percaya teman di Dewan juga tentu akan berpandangan yang sama bahwa uang rakyat lebih baik dipakai untuk pembangunan, daripada dititipkan di produksi bir. Pada akhirnya saya percaya kita punya pandangan yang sama. Dan Fraksi Gerindra, PKS solid, PAN ambil sikap, kita tunggu yang lain," ucap Anies.
Sampai saat ini Anies sudah berkirim dua kali surat permohonan persetujuan pelepasan saham bir PT Delta Djakarta Tbk. Surat terakhir dikirim pada 31 Januari 2019.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M Taufik menyebut anggota Dewan akan segera membahas penjualan saham. Taufik menyebut dirinya sudah berkeliling ke beberapa fraksi.
"Saya kemarin terima teman-teman yang demo. Saya sampaikan untuk mengkomunikasikan dengan fraksi-fraksi. Dan sudah mulai jalan hari ini, ada beberapa yang sudah mulai oke (akan membahas)," ucap Taufik kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta.
Sebelumnya, Fraksi PDIP dan NasDem DKI mempertanyakan rencana Anies menjual saham bir yang dimiliki Pemprov DKI. Menurut PDIP, hal itu seolah Anies membawa persoalan penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) ke ranah halal dan haram.
"Orang itu aset. Aset Pemprov, aset rakyat. Ketika aset Pemprov mau kita lepas, tentunya perlu tahu kajiannya apa. Saya nggak mau anggota Dewan saat ini digugat oleh anak-cucu kita. Tetapi kalau kajiannya memang mengharuskan kita untuk melepas, ya coba kita duduk bareng. Enak to. La ini belum apa-apa kita sudah dihadapkan dengan halal dan haram. Seolah kalau kita nggak setuju kita dianggap tidak pro. Kan jadi repot kalau jalan pikirannya begitu," Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono kepada wartawan, Selasa (5/3).
Sementara itu, Ketua Fraksi NasDem DKI Bestari Barus menuturkan alasan penjualan saham PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) haruslah jelas. Dia enggan jika penjualan saham produsen Anker Beer itu hanya lantaran alasan haram dan halal.
"Kenapa nggak sekalian Bank DKI dijual. Kan riba tuh. Coba dipikirkan baik-baik, matang-matang. Terus yang mau beli itu siapa sebenarnya, perusahaan siapa yang mau beli itu. Mudah-mudahan kalaupun niatnya baik, bukan dikarenakan karena keinginan untuk melepas dikarenakan ada perusahaan dari kolega dekat. Kemudian mengalaskan pada alasan seperti... kalau mau melepas, ya lepas saja," katanya.
Sumber: Detik