Penuh Haru, Anies Cium Dan Angkat Jenazah Dayat Suporter Persija
Selasa, 5 Maret 2019
Ciuman Anies Jadi yang Terakhir Bagi Dayat Suporter Persija, Gubernur Jakarta Itu Angkat Jenazahnya
Pada Kamis malam (28/2/2019), Anies Baswedan tengah berada di ICU RS Pasar Minggu.
Ia sedang menengok ibu sahabat yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Terdengar suara pasien yang memanggil namanya, "Pak Anies, Pak Anies, Pak Anies."
Walaupun suara berasal dari pasien, suara yang didengar Anies Baswedan begitu keras hingga terdengar seruangan ICU.
Pasien yang memanggil Anies Baswedan memakai masker oksigen. Ia menatap tajam ke arahnya.
Anies Baswedan menghampiri pasien tersebut dan menanyakan namanya.
"Rahmat Hidayat," jawab pasien tersebut.
Dayat dirawat karena mengalami patah di dua ruas tulang lehernya. Tangan dan kaki Dayat terlihat lumpuh.
Dayat yang masih berusia 15 tahun itu mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju kegiatan taklim.
Rupanya, Dayat adalah suporter Persija Jakarta.
Ketika ditemui oleh Anies Baswedan, Dayat menyanyikan lagu penyemangat Persija Jakarta.
Selain bernyanyi, Dayat juga suka melantunkan shalawat.
Meski raganya lemah dan sakit yang tak tertahan itu, Dayat masih bisa melantunkan shalawat.
Kemudian, Dayat meminta Anies Baswedan menciumnya.
"Cium saya Pak. Cium saya Pak," katanya.
Anies Baswedan menatap Dayat, remaja itu tersenyum.
Setelah membalas senyum Dayat, Anies Baswedan menyentuh keningnya dan pundaknya.
"Saya tahan, saya cium lama kening Dayat. Seakan anak sendiri. Sambil membayangkan dia sedang berhadapan perengang nyawa," kata Anies Baswedan.
Setelah permintaannya terpenuhi, Dayat berterima kasih dengan suara lirih.
Anies Baswedan tersenyum dan mendoakan Dayat.
"Saya pamit sambil memastikan operasi bisa segera dilaksanakan," ucap Anies Baswedan.
Dayat dioperasi keesokan harinya. Selama 12 jam dokter berjuang untuk menyelamatkan Dayat.
Namun, takdir berkata lain. Minggu subuh, Anies Baswedan dikabarkan bahwa Dayat meninggal pukul 01.00.
Jenazah Dayat disalatkan di Jagakarsa. Anies Baswedan melayat untuk melihat tubuh Dayat untuk terakhir kali.
"Di mushola tempat dia (Dayat) disalatkan, saya temui ayah ibunya. Mereka masih terpukul, tak pernah ada dalam bayangannya kalau mereka yang melahirkan dan membersarkan Dayat, kini harus menguburkannya," kata Anies Baswedan.
Selain itu, Anies Baswedan mengatakan Insya Allah Dayat akan menjadi pembuka jalan surga bagi orangtuanya.
Setelah menyalatkan Dayat, Anies Baswedan dan warga lainnya mengangkat jenazahnya.
"Melepas ke rahmatullah.. Ke Rahmatullah semua akan kembali, sebuah pelajaran bagi semua. Kullu Nafsin Dzaa Iqatul Maut..," ujar Anies Baswedan.
Ciuman Anies Jadi yang Terakhir Bagi Dayat Suporter Persija, Gubernur Jakarta Itu Angkat Jenazahnya
Pada Kamis malam (28/2/2019), Anies Baswedan tengah berada di ICU RS Pasar Minggu.
Ia sedang menengok ibu sahabat yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Terdengar suara pasien yang memanggil namanya, "Pak Anies, Pak Anies, Pak Anies."
Walaupun suara berasal dari pasien, suara yang didengar Anies Baswedan begitu keras hingga terdengar seruangan ICU.
Pasien yang memanggil Anies Baswedan memakai masker oksigen. Ia menatap tajam ke arahnya.
Anies Baswedan menghampiri pasien tersebut dan menanyakan namanya.
"Rahmat Hidayat," jawab pasien tersebut.
Dayat dirawat karena mengalami patah di dua ruas tulang lehernya. Tangan dan kaki Dayat terlihat lumpuh.
Dayat yang masih berusia 15 tahun itu mengalami kecelakaan saat perjalanan menuju kegiatan taklim.
Rupanya, Dayat adalah suporter Persija Jakarta.
Ketika ditemui oleh Anies Baswedan, Dayat menyanyikan lagu penyemangat Persija Jakarta.
Selain bernyanyi, Dayat juga suka melantunkan shalawat.
Meski raganya lemah dan sakit yang tak tertahan itu, Dayat masih bisa melantunkan shalawat.
Kemudian, Dayat meminta Anies Baswedan menciumnya.
"Cium saya Pak. Cium saya Pak," katanya.
Anies Baswedan menatap Dayat, remaja itu tersenyum.
Setelah membalas senyum Dayat, Anies Baswedan menyentuh keningnya dan pundaknya.
"Saya tahan, saya cium lama kening Dayat. Seakan anak sendiri. Sambil membayangkan dia sedang berhadapan perengang nyawa," kata Anies Baswedan.
Setelah permintaannya terpenuhi, Dayat berterima kasih dengan suara lirih.
Anies Baswedan tersenyum dan mendoakan Dayat.
"Saya pamit sambil memastikan operasi bisa segera dilaksanakan," ucap Anies Baswedan.
Dayat dioperasi keesokan harinya. Selama 12 jam dokter berjuang untuk menyelamatkan Dayat.
Namun, takdir berkata lain. Minggu subuh, Anies Baswedan dikabarkan bahwa Dayat meninggal pukul 01.00.
Jenazah Dayat disalatkan di Jagakarsa. Anies Baswedan melayat untuk melihat tubuh Dayat untuk terakhir kali.
"Di mushola tempat dia (Dayat) disalatkan, saya temui ayah ibunya. Mereka masih terpukul, tak pernah ada dalam bayangannya kalau mereka yang melahirkan dan membersarkan Dayat, kini harus menguburkannya," kata Anies Baswedan.
Selain itu, Anies Baswedan mengatakan Insya Allah Dayat akan menjadi pembuka jalan surga bagi orangtuanya.
Setelah menyalatkan Dayat, Anies Baswedan dan warga lainnya mengangkat jenazahnya.
"Melepas ke rahmatullah.. Ke Rahmatullah semua akan kembali, sebuah pelajaran bagi semua. Kullu Nafsin Dzaa Iqatul Maut..," ujar Anies Baswedan.