Perjuangkan Kepulangan Habib Rizieq, ACTA: Akan Lebih Mudah Jika Prabowo Presiden

Rabu, 13 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) berkomitmen memperjuangkan kepulangan Habib Rizieq Syihab ke Tanah Air.

ACTA mengatakan kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu akan lebih mudah jika capres Prabowo Subianto menang Pilpres 2019.

"Hari ini kita ingin tegaskan tentang komitmen yang tidak berubah yaitu mendukung Pak Prabowo yang salah satu turunannya, kami akan serius, akan sangat sungguh-sungguh memperjuangkan kepulangan Habib Rizieq ketika nanti, mulai hari ini dan akan lebih mudah lagi jika Pak Prabowo dinyatakan menang pemilu 2019. Jadi, secara teknis akan lebih mudah jika Pak Prabowo sudah menang di Pemilu 2019," kata Ketua Dewan Pembina ACTA Habiburokhman, di kantornya, Jalan Utan Kayu Raya no 70B, Jakarta Timur, Rabu (13/3/2019).

Dia menjelaskan, ACTA menandatangani pakta integritas dengan Habib Rizieq Syihab (HRS) Center. Komitmen ini menurutnya berlandaskan ACTA dan HRS Center memiliki perjuangan yang sama yakni mendukung Prabowo.

"Kami ingin mempertegas komitmen antara ACTA dan HRS Center soal apa yang kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh yaitu bagaimana memastikan pemulangan HRS ke tanah air tanpa ada lagi dibebani persoalan-persoalan hukum. Sejarahnya ACTA dengan HRS Center sudah sahabat lama. Kita satu garis perjuangan. Salah satunya ACTA pendukung Pak Prabowo. HRS Center juga pendukung Pak Prabowo," ujarnya.

Ketua Umum HRS Center, Dr Abdul Chair Ramadhan menambahkan, penandatanganan komitmen ini sebagai bentuk perjuangan dalam kepulangan Rizieq ke Indonesia yang tak bisa keluar dari Arab Saudi. Dr Abdul Chair masih merasa heran Imam Besar FPI tersebut dicekal untuk pulang ke Tanah Air.

"Ini yang jadi kondisi yang sangat menyulitkan. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Boleh dicatat bahwa Habib Rizieq sebenarnya bisa pulang dari Arab Saudi tapi karena terjadinya overstay yang dikesankan di-86-kan sehingga dia tidak bisa pulang. Dan sanksi overstay itu dalam jangka waktu 1 tahun tidak bisa meninggalkan Saudi Arabia," ujarnya.

Dr Abdul Chair juga mempertanyakan adakah korelasi antara pencekalan Habib Rizieq dengan kampanye Pilpres 2019. Apalagi, lanjut dia, momennya bertepatan dengan Pemilu 2019.

"Kalau dihitung tahun lalu sampai dengan sekarang, jangka waktu satu tahun itu akan sampai bulan Juli. Sehingga ini berkolerasi dengan saat kampanye pilpres, saat pemberian suara. Apakah ini adalah sandra politik dari pihak-pihak tertentu? Yang memang menginginkan Habib Rizieq tetap berada di Saudi Arabia. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa identitas Habib Rizieq terbukti mampu mengerahkan massa yang fenomenal pertama di republik ini dalam aksi 212," paparnya.

"Oleh karena itu, ACTA komitmen untuk membantu pemulangan Habib Rizieq dan ini arus dikerjakan secara integrated, sistemik dan holistik," lanjut dia.

Sebelumnya, Habib Rizieq bicara soal pencegahannya di Arab Saudi. Habib Rizieq membenarkan dirinya dicegah untuk keluar dari Saudi akibat ulah intelijen Indonesia yang terus memasok info-info bohong dan fitnah ke pemerintah dan intelijen Saudi.

"Saya sampaikan bahwa benar saya di Saudi Arabia sedang dicekal tak boleh meninggalkan Arab Saudi, sehingga saya dan keluarga untuk sementara waktu belum bisa keluar dari negara Saudi Arabia," kata Habib Rizieq, Sabtu (29/9/2018).

Habib Rizieq menyampaikan hal tersebut melalui rekaman suara yang diputar di kegiatan doa kebangsaan dan doa keselamatan di Monas, Jakarta Pusat. Rekaman itu diputar kurang lebih berdurasi 17 menit.

Dalam rekaman, Habib Rizeq mengatakan menghormati pencekalan oleh Duta Besar Arab Saudi Usamah Muhammad Al-Syu'aiby.

Tapi Habib Rizieq meminta agar pencegahan itu dicabut karena dinilai akan merugikan secara finansial akibat denda yang besar.

Foto:  Penandatanganan Pakta Integritas antara ACTA dan HRS Center dalam hal memperjuangkan dengan sungguh-sungguh kembalinya Imam Besar Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air, Rabu (13/3/2019)

Sumber: Detik