Prabowo Sudah Ungguli Jokowi, BPN Heran Ada Lembaga Survei Bilang 01 Unggul 20 % Lebih

Senin 11 Maret 2019

Faktakini.com, Jakarta - Kampanye paslon petahana di berbagai tempat selalu sepi, dan kalau pun ramai, di banyak tempat para peserta yang hadir malah ramai-ramai mengacungkan salam dua jari dukung Prabowo - Sandi.

Fakta-fakta itu pastinya menunjukkan Elektabilitas Prabowo - Sandi saat ini sudah berada di atas Paslon petahana. Karena itu sangat aneh apabila masih ada lembaga-lembaga survei yang "nekad" merilis "hasil survei" yang isinya paslon 01 unggul sampai 20 persen lebih diatas paslon Prabowo - Sandi. Ini ada apa?

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menilai hasil survei yang terlalu berlebihan bahkan menyatakan Prabowo - Sandi tertinggal sampai 20 persen lebih jelas tak menggambarkan kenyataan.

"Aneh. Tidak sesuai dengan realitas yang ada," kata juru bicara BPN Prabowo - Sandiaga, Suhud Alynudin kepada wartawan, Minggu (10/3/2019).

Menurut Suhud, kampanye Jokowi belakangan selalu terlihat sepi. Hal sebaliknya terjadi di kampanye sang capres-cawapres.

"Kampanye Jokowi sepi peminat. Sementara kampanye Pak Prabowo dan Pak Sandi selalu disambut antusias oleh masyarakat," ujarnya.

Dia lantas menyinggung hasil survei PolMark Indonesia yang menyatakan elektabilitas Jokowi dan Prabowo beda tipis. Suhud juga mengungkapkan hasil survei internal BPN yang sudah melampaui Jokowi-Ma'ruf.

"Survei yang dilakukan oleh PolMark yang menyebutkan elektabilitas Pak Jokowi terpuruk di kisaran 40%, dengan jarak yang tak terlampau jauh dengan elektabilitas Pak Prabowo. Sementara swing voters masih sekitar 30%," ucapnya.

"Bahkan di survei internal kami, pasangan Prabowo-Sandi sudah unggul tipis. Kemungkinan akan semakin besar selisihnya saat pencoblosan," lanjut Suhud.

Menurut Suhud, rilis elektabilitas capres -cawapres yang dirilis sejumlah lembaga survei nasional memiliki benang merah. Ia menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf cenderung stagnan dan rawan.

Suhud pun yakin para undecided voters akan memilih Prabowo-Sandiaga saat gelaran Pilpres 2019 pada April mendatang.

"Elektabilitas Pak Jokowi hingga sebulan jelang pencoblosan masih di angka yang sangat rawan. Dan kami yakin akan berbalik saat pencoblosan dimana mayoritas swing voters akan memilih Pak Prabowo-Sandi," tutur Suhud.

SMRC merilis survei terbaru tentang elektabilitas capres-cawapres pada Minggu (10/30). Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 54,9% dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,1%.

Survei dilakukan pada 24-31 Januari 2019, melibatkan 1.620 responden yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling. Wawancara dilakukan secara tatap muka.

Margin of error ±2,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control hasil wawancara dilakukan secara random, sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor kembali mendatangi responden terpilih, dalam quality control ini tidak ditemukan kesalahan.

Sedikit mundur ke belakang di Pilgub DKI 2017, berdasarkan hasil survei SMRC yang dilakukan pada 14-22 Januari 2017, pasangan Ahok-Djarot mendapat elektabilitas sebesar 34,8 persen. Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menyusul dengan elektabilitas 26,4 persen, dan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni 22,5 persen.

Survei itu dilakukan dengan responden sebanyak 800 orang, dan dipilih dengan metode stratified multistage random sampling. Margin of error diperkirakan sebesar kurang lebih 3,9 persen.

Sumber: Detik